04

Di sisi lain, “Bang, kau mau kemana sudah tampan begitu?” tanya Zahra yang melihat abangnya sudah tampan. Dia bertanya dengan mulutnya yang penuh dengan buah-buahan.

Azzam yang melihat itu tersenyum lalu mendekati adiknya itu dan mengambil satu buah lalu dia masukkan ke mulutnya, “Abang mau ke toko buku sebentar. Abang kan sudah mulai mengajar mulai minggu depan. Jadi abang harus mempersiapkan semuanya dengan baik. Jadi abang mau beli buku sebentar. Kamu ada yang mau di titip?” tanya Azzam.

Zahra menggeleng, “Hum, gak deh. Gak ada. Lagian apa yang harus aku pesan kepada abang jika ke toko buku. Penulis favoritku saja belum merilis bukunya. Jadi gak usah.” Jawab Zahra dengan mulut yang penuh dengan buah.

“Makannya pelan-pelan dek. Nanti tersedak loh.” Ucap Azzam lembut yang hanya di balas dengan cengesan oleh adiknya itu.

“Ya sudah abang pergi dulu yaa. Kamu hati-hati di rumah. Jika ada yang mau kau pesan kau bisa menghubungi abang. Abang pamit. Assalamu’alaikum.” Pamit Azzam.

“Wa’alaikumsalam.” Balas Zahra lalu segera berpindah menuju ruang tv.

“Abang hati-hati juga di jalan” Teriak Zahra dari dalam rumah kepada Azzam yang sedang menghidupkan motornya. Azzam tersenyum mendengar teriakan adiknya itu.

Zahra adalah adiknya. Satu-satunya keluarga yang dia miliki setelah kedua orang tua mereka yang meninggal tiga tahun lalu dalam kecelakaan tunggal yang merenggut nyawa keduanya. Zahra walaupun saat itu sempat bersedih tapi dia bersyukur adiknya itu bisa bangkit dengan cepat dan dia tidak kehilangan keceriaannya. Tetap saja cerewet dan heboh. Dia mensyukuri hal itu karena mental adiknya tidak goyah walaupun mereka sudah yatim piatu.

Azzam selalu memenuhi semua kebutuhan adiknya itu. Tidak pernah dia tidak menuruti keinginan adiknya. Dia selalu menjadi ayah, ibu dan kakak untuk adiknya itu. Dia adalah seorang kakak yang mengayomi adiknya sehingga membuat Zahra sangat bergantung kepada kakaknya itu.

***

Sementara di mobil, Husna bingung harus membeli apa sebagai hadiah ulang tahun untuk ketua tingkatnya itu.

“Paman, boleh Husna bertanya?” izin Husna kepada sopirnya itu.

“Ehh … iya non silahkan.” Jawab paman Amat sopirnya.

“Panggil saja Husna paman. Gak usah pakai nona segala. Aku bukan majikan paman.” Ucap Husna yang tidak menyukai panggilan formal itu untuknya.

“Maaf non saya gak bisa.” Jawab paman Amat sungkan.

Husna pun menarik nafas kasar, “Ya sudah terserah paman saja. Di bilangin juga.” Ujar Husna.

“Ahh sudahlah. Husna mau tanya kira-kira hadiah yang cocok untuk anak cowok ketika ulang tahun itu apa paman?” tanya Husna kembali ke inti tujuannya bicara dengan sopirnya itu.

“Paman gak punya pengalaman tentang itu non. Tapi paman dengar dari anak paman jika dia membeli hadiah untuk teman cowoknya maka pasti barang-barang yang di sukai oleh cowoknya itu.” jawab paman Amat.

Husna yang mendengar itu pun mengangguk-ngangguk mencoba mengerti. Dia mengingat apa yang di sukai oleh ketua tingkatnya itu, “Paman kita ke toko buku.” Ucap Husna begitu dia mendapat ide hadiah apa yang cocok untuk ketua tingkatnya itu.

Paman Amat pun menurut dan segera melajukan mobil menuju toko buku terbesar di kota F itu. Begitu tiba Husna segera turun, “Paman tunggu di sini saja. Husna cuma sebentar kok.” ucap Husna lalu dia segera berlari masuk menuju toko buku.

Husna menuju jajaran buku yang menyediakan pengetahuan umum lalu dia tersenyum menemukan buku yang dia cari. Buku edisi terbatas. Dia pun mengambil buku itu dan hendak membawanya ke kasir tapi dia terhenti karena mendengar suara.

“Langit senja!” ucap seseorang. Husna yang mendengar itu segera melihat ke sumber suara dan matanya beradu dengan mata seorang pemuda bermata abu-abu.

Husna segera menundukkan pandangannya begitu juga dengan pemuda itu yang segera meletakkan kembali ke rak buku salah satu novel terkenal karya penulis favorit adiknya.

Husna segera menuju kasir dan melakukan pembayaran dan tidak lupa dia juga meminta agar buku itu di bungkus karena di gunakan sebagai hadiah, “Apa tidak perlu kartu ucapan nona?” tanya pegawai toko buku itu.

“Emm, selamat ulang tahun saja.” jawab Husna cepat. Pegawai toko buku itu pun mengangguk lalu menuliskan kata itu di kartu ucapannya.

Setelah pesanannya di bungkus dia pun segera membayar dan segera keluar toko buku itu dan segera naik mobilnya yang tidak lama segera melaju meninggalkan toko buku.

Tidak lama pemuda yang tadi berpandangan mata dengan Husna yang tidak lain adalah Azzam itu pun segera menghampiri kasir dan membayar tiga buku yang di belinya, “Apa anda juga menyukai karya penulis Langit Senja?” tanya pegawai toko buku itu melihat salah satu buku yang di beli Azzam adalah sebuah novel.

“Ahh bukan. Itu pesanan adik saya.” jawab Azzam cepat.

Pegawai toko buku itu pun mengangguk mengerti, “Ohiya tuan. Penulis Langit Senja itu akan merilis buku barunya bulan depan. Tidak sabar menunggunya. Pasti keren itu. Saya juga salah satu fansnya tuan. Saya sangat penasaran dengan wajah penulisnya itu tapi dia sangat misterius.” Ujar pegawai toko buku itu curhat.

Azzam yang mendengar itu pun hanya mengangguk-ngangguk saja lalu segera membayar buku yang dia beli dan dia pun segera keluar dari toko buku itu.

“Langit Senja? Apa dia semisterius itu?” Gumam Azzam penasaran.

Itu buku kedua yang dia miliki hasil karya Langit Senja penulis favorit adiknya. Dia tak sengaja membaca sekilas novel adiknya lalu dia tertarik karena tulisannya yang sangat indah dan rapi.

Dia pun mencoba membeli satu novel karya Langit Senja yang memang tersisa satu saja di toko buku karena setiap toko buku selalu kehabisan stok. Dan kali ini adalah novel kedua yang dia beli dan sama seperti sebelumnya dia pun tinggal menemukan satu saja. Untung judul novelnya berbeda dengan judul novel yang sebelumnya di abaca.

***

Husna di mobil terdiam dan dia masih mengingat pemuda yang dia temui di toko buku itu. Pemuda dengan mata abu-abunya yang sangat tampan, “Astagfirullah. Ada apa denganku.” gumam Husna.

“Dia mirip dengan seseorang. Mata abu-abunya itu mengingatkanku pada seseorang. Tapi aku yakin mereka orang berbeda. Tidak mungkin dia. Dia sudah tiada.” Batin Husna meneteskan air matanya tapi langsung dia hapus agar tidak di lihat oleh pamat amat.

Tapi secepat apapun Husna menghapus air matanya paman Amat sudah melihatnya. Nona mudanya itu memang sangat pendiam dan bicara seperlunya saja. Dia penasaran apa yang membuat nona mudanya itu berubah.

“Kita langsung ke mall nona?” tanya paman Amat.

Husna mengangguk, “Iya paman.” Jawab Husna pendek.

Setelah itu Husna mengalihkan pandangannya kearah luar, “Siapa dia? Siapa pemuda itu?”

Terpopuler

Comments

Happyy

Happyy

💪🏼💪🏼

2023-08-24

0

lihat semua
Episodes
1 01
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 44
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 151
152 152
153 153
154 154
155 155
156 156
157 157
158 158
159 159
160 160
161 161
162 162
163 163
164 164
165 165
166 166
167 167
168 168
169 169
170 170
171 171
172 172
173 173
174 174
175 175
176 176
177 177
178 178
179 179
180 180
181 181
182 182
183 183
184 184
185 185
186 186
187 187
188 188
189 189
190 190
191 191
192 192
193 193
194 194
195 195
196 196
197 197
Episodes

Updated 197 Episodes

1
01
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
44
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
153
154
154
155
155
156
156
157
157
158
158
159
159
160
160
161
161
162
162
163
163
164
164
165
165
166
166
167
167
168
168
169
169
170
170
171
171
172
172
173
173
174
174
175
175
176
176
177
177
178
178
179
179
180
180
181
181
182
182
183
183
184
184
185
185
186
186
187
187
188
188
189
189
190
190
191
191
192
192
193
193
194
194
195
195
196
196
197
197

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!