Kini Husna, Andita dan Betty pun segera meninggalkan gedung fakultas dan menuju tempat di mana parkiran kenderaan mereka masing-masing, “Seperti nya pak Azzam itu dosen yang baik. Kita harus melakukan yang terbaik agar bisa membuat nya bangga.” Ucao Betty semangat empat lima.
Husna dan Andita pun tersenyum mendengar ucapan Betty itu, “Mau membuat nya bangga atau mau menarik perhatian nya?” ucap Andita.
Betty yang mendengar itu pun cengesan, “Heheh, dua-duanya sih kalau bisa. Seperti sekali dayung dua pulang terlampaui.” Ucap Betty.
Husna dan Andita pun hanya bisa menggelengkan kepala mereka, “Sudah lah. Lebih baik cepat kita berangkat ke tempat KKN kita agar tidak terlambat nanti.” Ucap Husna.
Akhirnya mereka pun menuju tempat KKN mereka yang berhubung juga mereka sekelompok lagi. Jadi mereka bisa pergi bersama-sama.
Sekitar kurang lebih setengah jam saja akhirnya mereka tiba di tempat mereka KKN. Di salah satu kelurahan. Mereka segera bergabung dengan teman mereka yang lain yang sudah ada di sana, “Husna kalian sudah tiba.” Sambut Gilang yang ternyata mereka sekelompok juga.
Husna pun tersenyum lalu mengangguk, “Hey, ketua tingkat kami datang bertiga kenapa hanya Husna saja yang di sapa. Apa kau tidak melihat kami yang sebesar ini.” sindir Betty kepada Gilang.
“Sudah lah Betty di mata ketua tingkat kita itu hanya ada Husna seorang saja. Kita harus mengerti itu. Jadi jangan bertanya lagi.” Ucap Andita.
Gilang yang di sindir oleh Andita dan Betty itu pun hanya tersenyum saja sementara Husna dia hanya memasang wajah datar seolah apa yang di katakan oleh Andita dan Betty itu tidak berpengaruh untuk nya dan memang itu juga kebenaran nya.
Husna sendiri bukan wanita bodoh yang tidak bisa mengerti dan memahami bahwa Gilang itu menyukai nya hanya saja dia tidak memikirkan hal itu. Bagi nya siapa saja bisa menyukai. Selama itu tidak mengganggu nya untuk apa di permasalahkan. Biarkan saja semua berjalan sebagaimana mesti nya. Selain itu juga dia tidak ingin memusingkan hal-hal yang tidak berguna seperti itu. Tujuan nya hanya satu yaitu lulus tepat waktu dan dia bisa segera bekerja di perusahaan. Menikah belum ada dalam daftar rencana nya. Tapi dia pasti akan menepati janji yang sudah dia buat kepada abi nya bahwa tidak akan menolak pernikahan lagi jika ada yang datang saat dia sudah lulus nanti.
“Na, apa kau tidak sadar bahwa ketua tingkat itu menyukaimu?” tanya Andita.
Husna tersenyum, “Aku tahu tapi aku harus apa. Apa aku harus membalas perasaan nya? Hmm, itu satu hal yang tidak akan aku lakukan. Aku ingin fokus dengan tujuanku. Pacaran atau pun menikah itu belum ada dalam list hidupku. Selain itu juga aku ingin menjaga perasaan seseorang.” Ucap Husna menatap Andita lekat.
Andita yang di pandang lekat oleh Husna pun menunduk malu, “Aku tahu kau menyukai nya bukan. Kau menyukai ketua tingkat kita itu. Seperti apa yang kau lakukan untuk tidak berniat mengganggu nya dan memaksa nya untuk membalas perasaanmu. Aku pun sama. Aku tidak ingin memaksa perasaanku untuk membalas perasaan nya sementara hatiku sendiri tidak menginginkan nya.” Ucap Husna.
Andita pun tersenyum lalu memeluk Husna sekilas, “Sejak kapan kau tahu aku menyukai nya?” tanya Andita.
“Sejak dulu. Sejak kita awal-awal berkenalan. Kau sudah mengagumi nya bukan.” Ucap Husna.
“Apa semudah itu terlihat di wajahku bahwa aku menyukai nya?” tanya Andita mulai khawatir.
Husna tertawa, “Tenang saja. Kau hebat dalam menyembunyikan nya. Aku saja hampir tidak bisa membaca nya. Aku akui kau hebat. Kau sangat hebat karena kenapa aku memujimu hebat. Kau bisa menyembunyikan perasaanmu dari kami dan terutama dari Ratna.” Ucap Husna.
“Kau tahu Ratna menyukai Gilang juga?” tanya Andita terkejut. Sungguh, dia merasa bahwa Husna itu seperti tahu segala hal. Dia tidak menyangka bahwa Husna bisa tahu semua nya padahal Husna terlihat tidak pernah ikut campur urusan apapun.
Husna mengangguk, “Hum, aku tahu dia membenciku bukan hanya serta merta aku yang menurut nya kuno dan apalah itu. Tapi dia merasa aku menyaingi nya untuk mendapatkan perhatian dari Gilang. Aku yang diam saja bisa mendapat perhatian Gilang sedangkan dia tidak. Untuk itu lah kebencian nya padaku timbul. Dia ingin di akui bahwa dia lebih hebat dariku. Aku pun tidak masalah dengan hal itu. Kehebatan kita siapa yang tahu.” Ucap Husna.
“Sungguh, aku tidak menyangka kau tahu hal itu juga padahal Kirana saja tidak tahu bahwa Ratna adalah saingan nya juga.” Ucap Andita.
Husna hanya tersenyum, “Yah, dia juga hebat memanfaatkan orang lain untuk tujuan nya.” Ucap Husna.
“Kau benar. Dia memang hebat dalam hal itu.” ucap Andita sendu.
Seketika Husna diam. Seperti nya dia telah salah bicara, “Sudah lah hentikan membicarakan mereka. Kita ke saja.” Ajak Husna untuk segera menyusul teman mereka yang lain.
Andita pun mengangguk menyetujui.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Happyy
😘😘😘😘
2023-08-27
0