Sementara itu di mall lebih tepatnya di restoran yang sudah di booking oleh Gilang untuk merayakan ulang tahunnya sudah ada beberapa orang yang mulai bisa menunggu.
“Kita nungguin apa sih? Kenapa gak di mulai saja sih acaranya? Membosankan.” Ucap Kania.
“Yups, aku juga gak tahu kenapa Gilang belum juga memulai acaranya. Sungguh membosankan. Jika saja ini bukan ulang tahun Gilang aku sudah pulang dari tadi. Kita semua sudah di sini. Entah siapa lagi yang Gilang tunggu.” Timpal Kirana.
“Gilang lagi nunggu si Husna, mahasiswi misterius itu.” timpal Ratna yang duduk di samping Andita tapi mendengar perkataan Kania dan Kirana. Andita yang mendengar ucapan Ratna yang tidak mengenakan untuk di dengar pun menyentuh paha Ratna memberi kode. Tapi Ratna hanya mengangkat alisnya tidak peduli.
“Husna? Are you sure? Gilang mengundangnya?” tanya Kirana kaget dengan ekspresi tidak percaya.
Ratna mengangguk, “Hum, kau tahu kenapa kami terlambat ke sini tadi. Yah, Gilang meminta Dita untuk mengajak di misterius itu tapi seperti yang kalian tahu lah apa jawabannya--” ujar Ratna menghentikan ucapannya dengan nada meremehkan.
“Apa si culun itu menolaknya?” tebak Kania. Yah, Kania dan Kirana memang menyebut Husna dengan sebutan culun karena pakaiannya yang hanya gamis saja sama sekali tidak modis.
Ratna kembali mengangguk, “Yups, begitulah.” Ujar Ratna sambil memasukkan kentang goreng ke mulutnya.
“Menyebalkan banget itu si culun. Berani banget dia menolak undangan dari Gilang.” Ujar Kirana berapi-api. Perlu di ketahui Kirana itu menyukai Gilang. Tapi ya begitulah Gilang tidak pernah menggubrisnya.
“Yah, Husna itu memang menyebalkan. Tidak hanya menyebalkan tapi juga sok penting gitu. Gak menghormati orang la--”
“Hentikan Ra. Husna bukan orang yang seperti itu. Kita saja yang tidak mengenalnya. Tapi aku yakin dia bukan orang seperti itu.” potong Andita tidak tahan mendengar ucapan Ratna yang semakin menjelekkan Husna. Jujur saja dia juga tidak begitu suka Husna yang pendiam dan sangat tertutup itu. Tapi dia tidak akan tega menuduh Husna yang seperti itu. Husna bukan orang yang tidak tahu hormat seperti itu.
“Dita kau apa-apa an sih? Kau berani memarahiku hanya karena dia? Kita sudah saling mengenal sejak kecil dan berteman dari kecil. Tapi kau berani memarahiku hanya karena si misterius itu yang baru kau kenal saat bangku kuliah?” ucap Ratna geram.
“Aku bukan memarahimu Ra. Aku hanya gak suka mendengar kau bicara seperti itu tentang Husna. Bagaimanapun Husna itu teman kita. Kalian menyebutnya si misterius dan si culun dia tidak mempermasalahkannya sama sekali. Lalu kenapa kalian juga membencinya dan mengatai dia tidak menghormati orang lain. Apa dia pernah jahat atau ikut campur dengan urusan kalian? Tidak kan? Kalian tidak dia lukai. Dia diam saja kalian memanggilnya dengan berbagai julukan yang kalian sematkan padanya. Dia tidak pernah menaruh benci kepada kalian. Tapi apa yang kalian lakukan padanya. Kalian menghinanya seperti ini. Dia yang pendiam dan misterius kenapa kalian yang repot mengurus kehidupannya.” Ucap Andita kesal. Sudah cukup dia mendengar dan menutup mata selama ini atas penghinaan dan cacian yang dia dengar untuk Husna. Dia sudah cukup sabar menghadapi teman-temannya itu.
Ratna terdiam mendengar penuturan Andita itu. Teman masa kecilnya yang selalu saja menurut apa katanya. Tidak pernah melawan sama sekali. Jika dia mintai tolong kerjakan tugasnya. Selalu saja dia kerjakan tanpa menolak sama sekali. Tapi kali ini Dita untuk pertama kalinya berani membantahnya demi Husna, mahasiswi yang tidak dia sukai sama sekali sejak masuk semester satu karena Husna yang selalu mendapat perhatian lebih besar dari orang-orang yang dia sukai. Dan kini Andita pun begitu, “Ada apa ini?” tanya Gentala yang mendekat ke arah mereka karena mendengar ada keributan. Gentala itu adalah teman dekat Gilang. Mereka sepupu juga.
“Gak ada apa-apa kok sayang.” jawab Kania. Yah Gentala itu berpacaran dengan Kania. Entah bagaimana Gentala terjerat Kania itu.
Gentala menatap ke empat gadis itu yang sepertinya menyimpan ekspresi di wajah mereka masing-masing. Dia bisa melihat di wajah Andita yang menyimpan kekesalan dan ketiga gadis lainnya menyimpan kemarahan di wajah mereka.
“Baiklah jika memang tidak ada masalah. Ohiya, jangan bertengkar ya guys. Kita ke sini untuk merayakan ulang tahun Gilang yang terakhir kalinya kita rayakan bersama. Jadi aku harap tetap damai sampai selesai.” Ujar Gentala.
Kania pun tersenyum, “Tentu sayang. Kami akan menunggu dengan sabar. Tapi kapan acara tiup lilinnya di mulai sayang? Kita sudah lama menunggu di sini.” Ucap Kania manja.
“Kita menunggu Husna dulu. Gilang ingin di ulang tahunnya kali ini semua teman kelasnya hadir. Husna sedang ada dalam perjalanan.” Ujar Gentala.
“Dia datang?” tanya Kirana kaget.
Gentala mengangguk, “Hum, Gilang menghubunginya dan memintanya datang. Dia sebentar lagi tiba. Bersabarlah sedikit lagi.” jawab Gentala lalu dia segera kembali mendekati Gilang dan teman pria lainnya.
Tidak lama saat Gentala membisikkan sesuatu di telinga Gilang. Gilang pun berdiri, “Apa kalian sudah bosan menunggu?” tanya Gilang yang langsung mendapat gelengan kepala dari teman-teman kelas Gilang.
“Baiklah, maaf yaa jika aku menunda acaranya terlalu lama. Hanya saja aku ingin semua teman kelasku bisa datang menghadiri pesta ulang tahunku kali ini. Jadi kita akan menunggu satu teman kita lagi. Tenang saja dia akan datang. Dia sedang dalam perjalanan. Gak masalah kan?” tanya Gilang.
“Kami sih gak masalah yang terpenting perut kenyang.” Balas teman Gilang.
Gilang pun terkekeh mendengar ucapan temannya itu, “Ya sudah jika begitu. Kalian pesan saja yang kalian suka. Gak usah sungkan. Aku yang akan membayarnya.” Ucap Gilang yang langsung di sambut suka cita oleh teman Gilang yang lain itu kecuali oleh Kania, Kirana dan Ratna.
Andita berdiri dari tempat duduknya meninggalkan ketiga gadis itu dan bergabung dengan teman-teman gadis yang lainnya, “Ra, apa kau tidak tersinggung Dita meninggalkanmu begitu?” tanya Kirana dengan nada mengompor.
Ratna pun melihat Andita sinis, “Tenang saja dia itu adalah peliharaanku. Aku adalah tuannya dan aku tidak mungkin membiarkan hewan peliharaanku itu meninggalkanku dan mencari majikan baru. Apalagi jika majikan itu adalah Husna yang tidak selevel denganku.” ujar Ratna mengejek.
Kania dan Kirana pun ikut tertawa, “Yah, kau harus mengikatnya dengan baik Ra agar tidak terlepas. Selain itu sepertinya kau harus menghukumnya agar dia tidak lagi membantah perintahmu.” Timpal Kania.
“Kau benar. Peliharaan memang harus di beri hukuman agar menurut kata tuannya.” Sambung Kirana.
“Kalian benar. Tenang saja. Andita itu tidak akan pernah bisa menolak perintahku. Aku punya kuncinya.” Balas Ratna.
Tiba-tiba dari pintu restoran ada seorang gadis yang datang, “Maaf aku terlambat!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Happyy
😎😎
2023-08-24
0