Tanpa mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya Jose menarik paksa tangan Ivana. Agar mengikuti nya.
"L-epaskan aku brengsek!"
"Kau bajingan licik, aku tahu kau pasti yang menyuruh orang-orang mu merobohkan pagar kawat berduri itu!", Ketus Ivana. Kata-kata umpatan terus keluar dari mulutnya.
Jose menendang pintu dengan keras, pintu itu langsung terbuka. Menyeret tangan Ivana dan menghempaskan tubuh gadis itu ke atas sofa ruang kerjanya yang ada di pabrik.
Ivana meringis ketika punggungnya dengan keras menghantam sofa, apalagi cengkraman kuat laki-laki itu dipergelangan tangan nya menyebabkan memar berwarna kemerahan. Bahkan jemari Jose tercetak di lengan gadis yang sedang diliputi marah itu.
"Kenapa kau membawaku kemari. Kau harus bertanggung jawab atas perbuatan mu, karena sudah merugikan aku!", Ketus Ivana dengan suara meninggi sambil berdiri.
"Ckckck...ternyata kau ini naif sekali. Kau lebih liar dari yang kubayangkan, nona", ucap Jose bernada ejekan.
"Atas dasar apa kau menuduh ku merusak pagar berduri mu itu, hah? Kau pikir itu hal penting bagi ku?Mengurusi pagar. Yang benar saja. Apa kau tidak lihat pekerjaan ku banyak, tidak seperti diri mu yang bisanya hanya menuding orang lain tanpa bukti", balas José dengan tegas.
Laki-laki itu membuka MacBook miliknya. "Kita buktikan saja siapa pelaku sebenarnya, apa benar seperti yang kau tuduhkan?", tantang José sambil memutar rekaman CCTV waktu mundur kebelakang yang terhubung langsung dengan MacBook miliknya.
Bukan hal sulit bagi Jose membuktikan tuduhan Ivana. Jose ingin membuktikan tuduhan Ivana tanpa dasar. Beruntung semua kawasan Almirón sudah terpasang kamera CCTV. Sehingga sangat mudah mengawasinya.
Ivana tak bisa membantah lagi, ia berdiri di belakang Jose. Gadis itu menatap dengan fokus layar monitor. Rekaman menampakkan waktu mulai senja di mana pekerja mulai meninggalkan ladang Nasviell.
Jose mempercepat beberapa detik di mana hari mulai gelap. "Itu pelakunya. Kau perhatikan dengan seksama, kemudian kita cocokkan dengan para pekerja ku apa memang mereka pelakunya. Jika mereka pelakunya aku pastikan detik ini juga akan memecat mereka semua", ucap Jose tegas dengan penekanan di setiap kata yang terucap dari mulutnya.
Mata Ivana melotot melihat tiga orang memakai topeng dan berpakaian hitam-hitam mengendap-endap layaknya penjahat yang hendak melancarkan aksi. Ketiganya bertubuh kekar. Kalau di lihat secara sekilas sepertinya mereka laki-laki.
Ivana semakin melebarkan kedua matanya ketika tersangka mulai merobohkan pagar kawat berduri yang di baru saja selesai dikerjakan orangnya. Ivana tak bergeming di depan meja kerja Jose. "Kenapa mereka melakukannya?"
"Memimpin sebuah perkebunan itu berat nona. Berbeda dengan bekerja di gedung pencakar langit yang hanya melakukan meeting, menerima laporan dari bawahan dan menunggu hasilnya di belakang meja", ucap Jose tersirat sindiran.
"Sekarang kita buktikan di mana aku, selama senja hingga malam ini. Kau bisa melihat ku dan orang-orang ku sedang sibuk bongkar muat tequila produksi Almirón", ucap Jose menujuk layar MacBook miliknya.
Ivana tidak bisa membantah lagi, ia menyaksikan Jose dan para pekerja mereka sedang bekerja menyusun peti-peti ke dalam kontainer seperti yang Ivana saksikan tadi ketika mendatangi laki-laki itu.
"Mengapa mereka melakukannya? Apa untungnya buat mereka?", Gumam Ivana seraya berpikir. Ia terduduk di kursi tepat di depan meja kerja Jose.
"Tanyakan pada orang-orang mu sendiri", jawab Jose yang melangkahkan kakinya menuju lemari.
Laki-laki itu membuka pintu lemari mengambil sebuah kaos. Tanpa perduli pada Ivana yang sedang memperhatikan nya, ia membuka kemeja robek akibat ulah gadis itu dan melemparkannya ke kotak sampah. Tubuh maskulin Jose lagi-lagi terpampang di hadapan Ivana. Dengan cueknya laki-laki itu langsung memakai kaos di depan Ivana.
Ivana tak bergeming. Manik hazel milik gadis itu tak berkedip menatap punggung lebar dengan otot-otot tercetak sempurna. Bahkan untuk menelan salivanya sendiri saja saat ini membuat Ivana kesulitan.
"Biasakan gunakan insting mu dalam bekerja. Kau tidak bisa menilai seseorang dari luarnya saja. Bisa jadi orang-orang yang berada di perkebunan mu sendiri pelakunya. Kenapa mereka melakukannya? Bisa kau selidiki sendiri", ketus Jose.
Ivana terdiam. Dalam otaknya banyak sekali pikiran berseliweran.
"Segera pergi dari ruangan ku. Jangan pernah menginjakkan kaki mu ke Almirón dengan masalah yang sama...Nona Ivana!", Ketus Jose menatap tajam Ivana yang terdiam di kursi. Laki-laki itu membuka pintu ruang kerjanya dan pergi dengan membanting pintu.
Sontak membuat Ivana tersadar. Kata-kata Jose sama persis dengan ucapan nya ketika Sebastian pengacara Jose dan mandornya Adrian saat menemui Ivana untuk yang pertama kalinya di Nasviell.
Gadis itu mengedarkan perhatiannya pada penjuru ruang kerja yang di dominasi warna coklat tua. Warna klasik menunjukkan sang pemilik sangat misterius.
Hingga netra nya menatap sebuah foto di meja sudut ruangan. Ivana penasaran dan ingin melihatnya. Ia merasa seperti mengenal siapa yang ada di foto itu. Ivana menyipitkan matanya.
"L-eo?"
Ivana mengambil foto itu dan menatap dengan intens. Kakak nya bersama Jose saling merangkul dengan akrab, di tangannya sama-sama memegang cangkir berisi tequila. Keduanya terlihat sedang tertawa dengan latar hamparan agave yang luas membentang. Sepertinya foto itu di ambil di perkebunan Almirón.
"Kenapa kakak bersama laki-laki itu?", Gumam Ivana aneh.
"Apa Leo mengenal Jose?"
...***...
Nanti up lagi. Tapi kasih VOTE dan komentar ya 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Edah J
Leo penolong bagi Jose 😉
2024-07-09
0
Susi Susiyati
lagi lagi musuhmu ada dlm selimut ivana😁🤦♀
para pengkhianat sllu ads di sekitarmu.selidiki pura2 bodoh padhal suhu,,,ters pd akhirnya tangkep ceburin di penangkaran buaya ayo smngat jngn ada lg pengkhiatan
2024-05-05
0
Triiyyaazz Ajuach
hrs diselidiki lagi masalah ini
2023-08-18
1