Begitu sampai di rumah sudah menunjukkan pukul dini hari. Ivana berlari masuk ke kamar, mengunci dirinya. Amarah yang sudah membuncah meledak seketika.
Iv melemparkan semua barang-barang yang ada di hadapannya. Kedua netra yang sudah merah itu terpaut pada bingkai-bingkai foto ia dan Marco yang terlihat sangat serasi. Di foto yang nampak itu keduanya tertawa bahagia. Rasanya tidak akan ada yang mempercayai pengkhianatan Marco. Mereka begitu serasi.
Ivana salah satu pebisnis sukses walaupun ia mendapatkan semuanya dari warisan orang tuanya, namun Ivana bisa mengendalikan perusahaan berskala internasional di usia yang masih terbilang mudah. Walaupun semua keberhasilannya tak bisa dipungkiri berkat bantuan Eduardo sang paman.
Sementara Marco juga sukses dengan usahanya. Pemilik beberapa pusat hiburan mulai club malam dan restoran. Usaha Marco tak kalah mentereng nya.
Prang..
Prang..
Ivana melempar satu persatu pigura fotonya dan Marco. "Aku membencimu pengkhianat! Sangat membenci mu!", teriak Ivana dengan suara menggelegar memenuhi kamar berukuran besar tersebut. Meskipun kamar itu kedap suara tak menutup kemungkinan tetap terdengar dari luar.
Tidak sampai di situ saja, Ela mendekati meja hias menatap wajahnya di cermin. Matanya merah dan nampak warna hitam memanjang di bawah matanya akibat lunturan maskara.
Jemari Ivana mengusap-usap bibir dengan telapak tangan. Semakin lama bergantian punggung tangannya mengusap lipstik di bibirnya. Wajah cantik itu seketika berubah menyeramkan.
"Bajingan kau Marco! Brengsek kau Arciela! Aku membenci kalian berdua!", Teriak Ivana membahana memenuhi kamar mewah miliknya. Wanita itu berkacak pinggang. Hingga terdengar ketukan pintu dari luar.
Tok..
Tok..
"Nona Ivana...apa yang terjadi? Apa nona baik-baik saja?"
"Nona Ivana..?"
Suara wanita terdengar tepat dari depan pintu kamarnya.
Ivana enggan menjawab pelayan nya.
"Non...buka pintunya. Apa nona membutuhkan bantuan saya?"
Lagi-lagi Ivana enggan untuk menjawabnya.
"Baik, jika nona tidak mau menjawab saya akan menghubungi tuan Eduardo dan nona Reg–"
"Sudah malam, aku ingin beristirahat Jacinta! Aku tidak apa-apa. Aku baik-baik saja. Kau lanjutkan saja istirahat mu!", balas Ivana dari dalam kamar tanpa membukakan pintu.
Tidak ada sahutan Jacinta. Setelah beberapa saat barulah terdengar sahutan pelayan itu. "Baik nona Ivana. Kau begitu saya permisi, selamat malam non. Jika nona membutuhkan sesuatu saya ada di kamar, nona".
Ivana tidak menyahut lagi. Gadis itu duduk di depan meja hias. Menatap wajahnya yang terlihat sangat mengenaskan itu.
"Setelah beberapa tahun berlalu, aku pikir kebahagiaan ku begitu sempurna. Aku di pertemuan dengan Marco".
"Huh .."
"Nyatanya semua itu semu. Sepertinya aku tidak di takdirkan untuk bahagia. Mommy, daddy, kakak ku semuanya kau renggut dalam sekejap. Untuk apa aku hidup jika hanya kemalangan yang ku rasakan".
"Aku pikir setelah kesedihan ku, kau memberikan Marco. Hal terindah yang aku miliki, mengganti kesedihan yang aku rasakan setelah keluargaku pergi meninggalkanku. Nyatanya tidak. Kau malah memberikan seorang bajingan padaku! Aku membencimu!".
"Kenapa kau tidak adil padaku Tuhan. Kenapa? Apa salahku?"
Ivana terisak pilu. Ia membuka laci meja hiasnya. Menatap gunting tajam yang tergeletak di dalamnya. Dengan tangan gemetaran gadis itu mengambilnya.
"Tidak ada gunanya aku hidup di dunia ini. Semuanya pergi. Aku tidak berhak untuk bahagia. Takdir ku hanya kesedihan dan kepedihan.."
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Osie
nah inilah yg paling aku gak suka sm MC nya..gitu ada masalah barang" sendiri yg dihancurkan...bego mah menurutku.ngapain coba hancurin harta benda milik sendiri...yg rugi kan diri sendiri..bodoh bodoh
2025-01-02
0
Virgo Girl
Typo. Ivana bukan Ela
2024-10-23
0
Susi Susiyati
Bangkit ivana jngn kau tangisi pengkhianatan mereka
2024-05-05
3