"Ada yang bisa saya bantu tuan-tuan?"
Lizzy berdiri di depan pintu.
"Perkenalkan saya Adrian mandor perkebunan Almirón sementara ini tuan Sebastian pengacara tuan Jose Miguel Almirón".
Ivana bisa mendengar dengan jelas perkenalan itu.
"Tuan Sebastian ingin bicara langsung dengan pemilik perkebunan ini, apa anda pemiliknya?", tanya Adrian penuh selidik.
"Bukan. Tapi bos sayalah pemilik nya", jawab Lizzy sambil menolehkan kepalanya pada Ivana yang berdiri tidak jauh darinya.
Ivana memberi isyarat pada Lizzy agar mempersilahkan mereka menemui nya. Sejujurnya Iv penasaran apa maunya mereka itu. Sejak awal kedatangan ia dan Lizzy sudah di halang-halangi.
"Hm...sebaiknya tuan bicarakan langsung dengan nona Ivana apa tujuan menemuinya", ujar Lizzy membuka lebar pintu dan mempersilahkan keduanya masuk.
Ivana yang mendengar perkataan Lizzy cepat-cepat membalikkan tubuhnya menghadap ladang yang tandus lagi. Derap langkah kaki terdengar jelas di telinga Ivana.
"Maaf mengganggu anda nona Ivana. Anda ada tamu", ujar Lizzy dengan sopan dan hormat.
Ivana yang pura-pura baru mengetahui kehadiran mereka perlahan membalikkan badannya menghadap tiga orang yang berada di belakangnya.
"Siapa kalian? Dan kau... apa yang kau lakukan di perkebunan ku?", ketus Ivana menatap tajam Adrian.
Adrian memberi isyarat dengan tangannya supaya Ivana tenang dan ia akan menjelaskan. "Maafkan saya dan anak buah saya nona. Saya Adrian mandor perkebunan Almirón. Perkebunan yang berbatasan tepat dengan perkebunan Nasviell milik anda".
"Sementara ini tuan Sebastian pengacara tuan Jose Miguel Almirón pemilik perkebunan Almirón".
Ivana menyilangkan tangannya ke depan dada. "Katakan ada keperluan apa kalian menemui ku?", tegasnya dengan tatapan tajam melihat Adrian dan Sebastian.
"Tuan Jose memiliki tawaran menarik untuk anda, nona. Ia ingin membeli perkebunan Nasviell dengan harga tinggi", ucap Sebastian langsung pada intinya.
Ivana mengeryitkan dahinya, mendengar maksud dan tujuan laki-laki itu menemuinya. Lizzy juga kaget mendengarnya.
Ivana tersenyum sinis mendengar penawaran tersebut. "Heh...sekaya apa bos kalian itu, berani membeli lahan ku hah?", balas Ivana sinis.
"Katakan pada bos kalian, tak sejengkal tanah pun akan aku jual. Kalian paham!", tegas Ivana menatap tajam Sebastian dan Adrian yang saling bertukar pandang.
"Sebaiknya anda pikirkan lagi nona. Perkebunan mu sudah hancur, bahkan Nasviell tidak layak di sebut perkebunan lagi karena tidak ada apapun lagi di lahan ini. Nona akan mendapatkan keuntungan besar jika melepasnya pada tuan Jose", tutur Sebastian dengan rinci.
Namun perkataan Sebastian jelas membuat Ivana naik pitam. "Berani sekali kau berkata seperti itu tentang perkebunan ku. Sepertinya mata mu sudah buta, tuan Sebastian. Kau lihat aku, apa kau pikir aku membutuhkan uang bos mu yang kaya itu, hah?".
"Sampai mati pun aku tidak akan menjual Nasviell pada bos-mu. Katakan pada atasan mu yang angkuh itu. Langkahi dulu mayat ku jika ingin memiliki lahan ku!", seru Ivana dengan ketus.
Sebastian dan Adrian terdiam mendengar seruan Ivana. "Tapi sebaiknya anda pikirkan dulu tawaran tuan Jose, nona–"
"Tidak perlu! Tinggalkan perkebunan ku sekarang juga! Jangan pernah menemui ku dengan hal yang sama, karena aku pastikan menolaknya! Kalian cam kan kata-kata ku, tuan-tuan".
"Baik, kami pergi. Namun saya sarankan pikirkanlah tawaran bos kami".
Sebastian membuka tas kerjanya dan mengambil map berwarna biru. "Sebaiknya anda baca tawaran tuan Jose yang fantastis untuk lahan tandus ini", ucap Sebastian bernada sarkas.
Sebastian meletakkan map di atas meja yang berdebu, membuat debu tebal bertebaran. Sebastian mengibaskan tangannya tepat di hadapan Ivana.
Kedua laki-laki itu segera berlalu.
"Huhh..."
Ivana menghela nafas panjang. "Sebaiknya kita cari penginapan terdekat. Besok pagi-pagi kita cari orang untuk membetulkan tempat ini. Besok aku ingin berkeliling lahan", ujar Ivana melangkah keluar. Gadis itu sama sekali tidak berminat melihat isi map yang di tinggalkan Sebastian.
Namun Lizzy penasaran, apa isi map itu. Ia mengambilnya tanpa perintah Ivana.
"Cepat Liz! Apa kamu mau tidur di sana?", teriak Ivana dari dalam mobil.
Dengan setengah berlarian Lizzy keluar menyusul atasannya itu. "Tentu saja tidak nona. Sejujurnya tempat ini membuatku bergidik takut. Sekarang sudah senja, sebentar lagi gelap. Pasti di sini banyak hantunya", cicit Lizzy keceplosan sambil melebarkan kedua matanya bergidik ngeri tubuhnya gemetaran membayangkan suasana malam di Nasviell.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
buseeet mantap gan lanjutkan
2023-09-18
1
Triiyyaazz Ajuach
wach knp ada yg tertarik dgn perkebunan tandus Lionel
2023-08-18
0
Hayati
agak ilfill ya sm karakter ivana. terkesan sombong, galak, angkuh, benar2 tdk feminim. harusnya berkharakter tenang, berpendidikan, sopan, berkharisma
2023-07-07
0