"Tidak ada gunanya aku hidup di dunia ini. Semuanya pergi. Aku tidak berhak untuk bahagia. Takdir ku hanya kesedihan dan kepedihan saja".
Ivana mengambil gunting tajam itu, sembari memejamkan matanya sesaat Iv mengarahkan benda tajam itu ke kepalanya.
Cress
Cress
Helaian rambut Ivana berjatuhan. Gadis itu memangkas rambut panjang miliknya hingga sebahu. Siapapun yang mengenal Ivana tentu tahu bahwa ia sangat menyayangi rambut panjang miliknya itu. Rambut indah berwarna golden brown selalu terawat bersih.
Kini mahkota nan indah itu terbabat habis hingga di atas pundaknya saja.
Nekat. Itulah yang tepat mengatakan Ivana saat ini. Perasaannya hancur. Lagi dan lagi sakit menghantui hidupnya.
Ivana meringkuk di atas tempat tidur sembari memeluk boneka hadiah Enrique dan Molly saat ia masih kecil. "Mom...Dad...Leo, aku merindukan kalian semua. Leo, kenapa saat kau pergi tidak mengajak ku juga. Bukankah kita bisa berkumpul bersama. Sekarang aku kesepian lagi. Aku tidak tahu, apa aku sanggup menatap masa depan. Aku rapuh", lirih Ivana berlinang air mata yang mengalir membasahi batal yang menopang wajahnya.
Ivana menangis sejadinya, hingga nafasnya tersengal-sengal. Dadanya pun terasa sesak.
Ivana tertidur dalam tangisan. Meskipun kedua matanya terpejam namun nafasnya terdengar menderu.
*
Tok...
Tok...
Ivana mengerjapkan kelopak matanya yang terasa berat akibat semalam banyak menangis. Akibat kejadian itu nafas Iv terdengar tersengal-sengal. Bukan itu saja, sekarang Iv merasakan tubuhnya begitu lemah.
Tok..
Tok..
"Non sekarang sudah siang, apa nona baik-baik saja? Saya kuatir pada nona", ujar Jacinta pelayan yang semalam mengetuk kamar Ivana.
Bahkan kali ini Jacinta beberapa memutar handle pintu yang terkunci rapat dari semalam.
"Maafkan saya nona jika saya lancang, tapi saya sangat kuatir pada keadaan nona Ivana".
Ivana mendengar semua ucapan Jacinta, namun seperti terkunci bibir Ivana tertutup rapat tidak bisa terbuka. Bahkan suaranya pun tercekat di tenggorokan.
"J-aci tolong aku..."
Namun suara Ivana yang begitu pelan tidak akan di dengar pelayan itu. Sementara lagi-lagi Jacinta mengetuk pintu.
Kelopak mata Ivana tertutup rapat. Semua menjadi gelap. Walaupun pun Ivana masih dapat mendengar panggilan Jacinta, namun bibirnya kian keluh. Terkunci rapat.
*
Beberapa jam berlalu...
Kelopak mata Ivana bergerak-gerak.
"Sayang...kau sudah siuman? Ada apa dengan mu sayang. Kau membuat bibi kuatir".
Mata Ivana terbuka sempurna. Tak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya. Namun buliran-buliran bening jatuh dengan sendirinya.
"Sayang...ada apa sebenarnya. Apa yang terjadi pada mu. Bibi sangat menguatirkan mu nak".
Ivana melebarkan kedua tangannya. Ia membutuhkan pelukan Regina saat ini. Regina memajukan tubuhnya mendekap erat pundak Ivana. Dengan penuh kasih sayang jemari-jemari tangan Regina mengusap punggung Ivana.
"Bibi mu benar Iv, ada apa dengan mu ceritakan pada kami sekarang", ucap Eduardo.
Ivana mengeratkan pelukannya pada Regina sambil terisak-isak.
"M-arco..."
Eduardo mengeryitkan alisnya. "Marco? Ada apa dengan Marco tunangan mu?", tanyanya tak mengerti.
"Marco mengkhianati ku paman. Ia bukan laki-laki baik", ucap Ivana dengan isakan.
Mendengar pengakuan keponakannya itu, jelas membuat eduardo naik pitam.Kedua tangannya terkepal. "Anak kurang ajar! Berani dia mempermainkan perasaan keponakan ku. Brengsek!"
Sementara Regina masih menenangkan Ivana. Ia tahu hati Iv sedang hancur. "Tenangkan diri mu sayang. Bibi dan paman ada untuk mu. Akan terus mendukung mu nak", ucapnya lembut.
"Ia berkhianat dengan Arciela. Sampai kapanpun aku tidak akan memaafkan perbuatan mereka. Tidak akan!"
Mendengar perkataan Ivana kali ini jelas membuat Eduardo dan Regina kaget bukan main. Keduanya bertukar pandang. Yang mereka tahu, Arciela bukan orang lain lagi. Eduardo dan istrinya menganggap Arciela sama seperti Ivana.
Yang mereka tahu Arciela selama ini adalah gadis baik-baik yang selalu ada bersama keponakannya Ivana. Siapa sangka ternyata gadis itu Serigala berbulu domba. Menutupi kejahatannya dengan pura-pura baik. Dari luar tampak begitu tulus ternyata diam-diam menusuk Ivana dari belakang.
Eduardo dan Regina tak menyangka perbuatan Marco dan Arciela pada Ivana begitu tega.
...***...
Mau berapa bab hari ini? Yang pastinya Emily akan up sampe malam. Kalian cukup kasih komentar di setiap bab yang Emily up ya 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Osie
ivana jgn lemah n nangis bersama lama..rugi buang air mata buat seorang pengkhianat..balas secara cantik perbuatan Marco n arciela...jgn terlalu terpuruk..rugi nestapa diatas kebahagian pengkhianat
2025-01-02
0
Rosikh Nurhayati
kalo kamu putus asa mereka yg bahagia jd semangat yaaaa
2024-06-09
2
Alvivia
semangat ivana
2024-06-06
0