Kasus 3 : Misteri Pembunuhan Di Gedung Olahraga (bagian 3)

Diantara para saksi yang hadir, hanya 1 orang yang terlihat sangat mencemaskan kondisi Kagami. Yaitu Hazuki Mino yang merupakan Ibu kandung dari korban

"Pertama-tama, aku ingin kalian dapat bekerja sama denganku saat ini. Agar kasus ini bisa cepat selesai dan kalian dapat kembali ke rumah kalian masing-masing." Ucapku kepada para saksi.

Para saksi hanya diam dan mengangguk menanggapi omonganku.

Aku melihat ke arah Hazuki Mino yang merupakan Ibu korban.

"Bu, saya mohon maaf. Tetapi tolong tahan sedikit lagi untuk tetap berada di sini. Saya tau Ibu khawatir. Tetapi tolong tahanlah sebentar, karena saya yakin ini akan cepat selesai." Ucapku meyakinkan Ibu korban cemas.

Ibu korban mengangguk menanggapi perkataanku.

Setelah menenangkan Hazuki-san, aku kembali menghadap ke arah saksi lainnya.

"Kalau begitu, mari kita mulai." Ucapku sambil mengalihkan padanganku ke arah semua saksi.

Suasana mencengkam mulai terasa di sekitar para saksi, menandakan bahwa mereka cukup tertekan dengan situasinya.

Tetapi karena aku hanya perlu menanyakan beberapa pertanyaan saja, maka kemungkinan masalah di sini akan cepat selesai.

...----------------...

"Bisakah kalian memberitahuku kapan tepatnya hari ulang tahun kalian?" Tanyaku kepada para saksi.

"......."

"Eh?"

Semua saksi yang mendengar pertanyaanku terdiam sesaat.

"Bentar-bentar, dari semua pertanyaan. Kenapa kamu memilih untuk menanyakan tanggal ulang tahun kami?" Tanya Ryozo Moshimoto.

Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaannya.

"Tidak apa-apa, karena bagiku. Pertanyaan seperti ini sudah cukup untuk membuatku lebih dekat ke pelakunya." Ucapku dengan tersenyum.

"Huh? apa maksudmu? apa hubungannya antara tanggal ulang tahun kami dengan pelakunya?" Ucap Mamiko Nakata.

"Jangan berlama-lama, kalian hanya perlu menjawab pertanyaanku saja. Kapan tepatnya tanggal ulang tahun kalian? Ucapku sambil menatap tajam ke arah mereka.

Para saksi yang dihadapkan dengan tekanan karena ditatap tajam olehku, terdiam dan akhirnya menurut untuk memberitahu hari ulang tahun mereka.

"E-enam Desember." Jawab Sadahiko Yoshioka

"Tujuh Juli." Jawab mamiko nakata.

"Sebelas Maret." Jawab Ryozo Moshimoto

"Empat Januari." Jawab Yoshimara Ohara

"Dua puluh empat April." Jawab Hazuki Mino.

Setelah mendengar semua jawaban mereka, aku berpikir sejenak sebelum melanjutkan.

"Begitu, ya. Terima kasih atas jawaban kalian. Tetapi, bolehkan aku bertanya 1 hal lagi pada kalian?" Tanyaku pada para saksi.

Para saksi hanya terdiam mendengar pertanyaanku.

"Apakah kalian tahu mengenai Menteri Pendidikan Jepang yang akan datang ke Universitas ini besok?"

"!"

"?!"

Dari 5 orang yang hadir, 2 orang bereaksi mendengar pertanyaanku

Aku tersenyum melihat reaksi mereka.

"Jadi begitu ya...." Gumamku dalam hati.

Semua kepingan puzzle telah kudapatkan.

Setelah aku selesai memberikan pertanyaan, aku mengalihkan pandanganku pada salah satu saksi yang duduk di hadapanku.

"Ryozo Moshimoto."

"!"

Ryozo sontak terkejut ketika mendengar aku memanggilnya.

"A-ada apa?" Tanya Ryozo dengan gugup.

Aku hanya tersenyum melihat reaksinya.

"Kalau tidak salah, kamu adalah teman 1 klub nya Kagami-san kan? dari data yang kulihat, itu adalah klub voli kan?" Ucapku memastikan.

Setelah mendengarku, Ryozo langsung membalas pertanyaanku.

"K-kalau iya memang kenapa?" Balas Ryozo.

Aku langsung membalas perkataanya

"Sebenarnya tidak ada apa-apa sih. Hanya saja, kamu merupakan teman dekat korban kan? jadi itu pasti mudah bagimu untuk memanggil korban untuk bertemu." Ucapku menjelaskan.

"?!"

Muka Ryozo berubah pucat ketika mendengar perkataaanku

Aku langsung melanjutkan tanpa perlu menunggu jawabannya.

"Dan itu jahat loh Ryozo-san, memanfaatkan hari ulang tahun temanmu untuk menjebak Kagami-san."

"?!"

"!!"

Semua orang yang ada di sekitar termasuk para saksi terkejut mendengar perkataanku.

"Hah?! apa maksudnya itu Ryozo-kun!" Teriak Ibu korban sambil berdiri dari kursinya

Aku langsung menghentikan Ibu korban yang mengamuk karena mendengar anaknya di jebak.

"Tenang Hazuki-san, aku masih belum selesai menjelaskan." Ucapku menenangkan Hazuki-san.

Hazuki-san yang hendak berjalan ke arah Ryozo, dihentikan olehku yang memintanya bersabar.

"A-apa maksudnya aku berniat untuk menjebak Kagami-kun?!" Teriak Ryozo tidak terima.

Aku kembali menghadap ke Ryozo untuk membalasnya.

"Izinkan aku untuk menjelaskannya dari awal." Ucapku pada Ryozo.

Setelah Hazuki kembali ke tempat duduknya dan suasana kembali menjadi kondusif. Aku langsung menjelaskan tentang hal yang telah aku ketahui mengenai kasus ini.

"Pertama-tama, aku akan memulai tentang bagaimana Kagami-san terbunuh." Ucapku pada semua saksi.

Semua orang yang ada di sekitar terfokus melihatku yang mulai menjelaskan.

"Jika kalian mengira Kagami dibunuh dengan ditusuk menggunakan benda tajam, Maka kalian salah. Kagami dibunuh karena dicekik, tepatnya dicekik dengan menggunakan sarung tangan. Jika kalian melihat baik-baik leher Kagami-san, maka kalian bisa menemukan kerutan yang merupakan bekas ia dicekik sebelumnya." Ucapku menjelaskan.

Semua orang yang mendengar sontak terbalalak karena terkejut.

"Lalu bagaimana dengan darahnya? aku akan menjelaskannya. Korban bertemu dengan pelaku di gedung olahraga untuk saling memperlihatkan dan mendiskusikan mengenai hadiah ulang tahun yang akan mereka berikan pada teman mereka besok, tetapi. Bukannya mendiskusikan, pelaku memanfaatkan itu untuk membunuh korban di situ. Kagami membawa sebuah pisau, dan Ryozo membawa sarung tangan. Pertanyaannya adalah, mengapa pisau dan sarung tangan? itu karena teman mereka yang berulang tahun besok adalah seseorang yang suka memasak. Iya bukan? Mamiko Nakata." Ucapku sambil melihat ke arah Mamiko Nakata.

Mamiko Nakata yang terkejut mendengar penjelasanku mengalihkan pandangannya ke arah Ryozo.

"A-apakah itu betul? Ryozo-kun?" Ucap Mamiko kepada Ryozo.

"I-itu..."

"....."

Aku hanya terdiam melihat Ryozo yang kesulitan untuk menjawab.

Sekarang adalah tanggal 5 Juli , Ulang tahun Mamiko Nakata adalah Tujuh Juli, yang berarti itu 2 hari dari sekarang.

Aku dapat mengetahui itu dari pertanyaan pertama yang kutanyakan pada mereka.

"Sarung tangan yang cocok untuk melindungi jari ketika memotong, dan pisau tajam agar dapat memotong daging dengan lebih efisien. Pelaku memanfaatkan itu dengan menggunakan sarung tangan yang dibawanya untuk membunuh korban dengan mencekiknya. Dan ketika korban sudah mati, pelaku yang masih tidak yakin korban sudah mati, menggunakan pisau yang dibawa korban untuk menusuknya. Memastikan bahwa ia memang sudah mati. " Lanjutku menjelaskan.

Aku mengeluarkan pisau yang aku dapatkan dari gerobak sampah tadi.

"!"

"?!"

"I-itu..."

Semua orang terkejut melihat pisau itu.

Di pisau itu tepatnya di bagian bilahnya, terdapat ukiran nama kecil yang bertuliskan Mamiko, menunjukkan bahwa itu memang hadiah yang disiapkan untuk Mamiko.

"Ya, ini adalah pisau yang aslinya merupakan hadiah untuk ulang tahun Mamiko-san, tetapi digunakan oleh pelaku untuk membunuh korban. Aku menemukannya di gerobak sampah ketika aku bertemu dengan petugas sampah yang kebetulan lewat tadi, yang artinya pisau ini dibuang oleh pelaku." Ucapku sambil memperlihatkan pisau yang kutemukan.

Aku kembali melanjutkan penjelasanku.

"Tetapi sayang sekali, aku tidak dapat menemukan sarung tangannya, mungkin itu dibuang di tempat yang berbeda. Karena hanya membuang-buang waktu jika aku mencarinya seharian, maka aku memutuskan untuk menyerah. Sekarang pertanyaannya adalah, kenapa aku tau Ryozo yang membunuh korban? aku yakin kalian semua bertanya-tanya mengenai itu kan?" Ucapku menghadap ke arah saksi.

Semua saksi hanya terdiam mendengar pertanyaanku.

"Kalau begitu, biar aku jelaskan mengapa aku bisa menganggap bahwa Ryozo yang membunuhnya. Sebenarnya, dari tadi aku hanyalah menebak."

"?!"

"!"

"!!"

Semua orang terkejut mendengar penjelasanku.

"K-kalau begitu, semua yang kamu ucapkan tadi hanyalah tebakan?!" Ucap salah satu petugas kepolisan."

Aku langsung membalas perkataannya.

"Tidak-tidak, sebenarnya. Pelaku nya memang bisa dia, tetapi itu hanya 1 dari 2 kemungkinan. Mengapa? karena sebenarnya ada 2 orang yang berniat menjebak korban." Ucapku menjelaskan.

"!!"

Aku melihat ke arah orang yang terkejut karena omonganku tadi.

"Iya bukan? Sadahiko-san?" Ucapku sambil menghadap ke arah Sadahiko.

"?!"

"!!"

Semua orang secara serentak langsung menghadap ke arah Sadahiko.

"A-apa maksudmu Kazuki-san?" Ucap Sadahiko dengan wajah berkeringat.

Aku tersenyum melihat ke arahnya.

"Ketika aku berbicara mengenai Menteri Pendidikan Jepang yang akan hadir di Universitas ini besok, hanya ada 2 orang yang menunjukkan reaksi. Itu adalah kamu dan Ryozo-kun." Ucapku menjelaskan.

Ryozo dan Sadahiko tersentak mendengar perkataanku.

Dari reaksinya saja, itu sudah terlihat bahwa merekalah pelakunya.

"Apakah kalian tau? sebelum Kagami-san datang ke sini, ia sempat bercerita kepadaku mengenai sekelompok Mahasiswa yang berencana ingin mencelakai Menteri pendidikan Jepang saat dia datang kesini, hanya karena tidak terima dengan perubahan kurikulum yang akan dikenalkan olehnya. Dan dilihat dari reaksi kalian saat ini, Aku yakin kelompok itu adalah kalian."

"!!"

"?!"

"!"

"!!"

 "!?"

Semua saksi termasuk petugas kepolisian yang menjaga di tempat itu terkejut mendengar penjelasanku.

Sadahiko dan Ryozo yang dari tadi mendengar, tidak dapat mengatakan apa-apa ketika mendengar penjelasanku.

Aku hanya melihat mereka dengan tatapan tajam.

"Kalau begitu? bisakah kalian menjelasakannya? alasan mengapa kalian membunuh Kagami Akiyama? Sadahiko dan Ryozo-san?" Ucapku sambil melihat ke arah mereka.

Sadahiko yang dari tadi terdiam, bangkit dari kursinya dan menatap tajam ke arahku.

"Kazuki Kido, aku tidak menyangka kamu bisa menemukan pelakunya dalam waktu sesingkat ini. Memang benar, akulah orang yang merencakan pembunuhan Kagami Akiyama. Tetapi tidak kusangka kamu dapat menebak bahwa aku juga termasuk sekelompok mahasiswa yang menentang Kurikulum baru." Ucap Sadahiko terkesan.

Aku hanya terdiam mendengar perkataanya.

"Kagami Akiyama, dia adalah teman masa kecilku sekaligus orang yang kupercaya, tetapi tidak kusangka. Dia malah mengkhianati kami dan membocorkan rencana penyerangan itu padamu. Aku yang tidak bisa menerima itu, memutuskan untuk menjebaknya dan membunuhnya." Ucap Sadahiko menjelaskan.

"Apakah itu berarti kamu membuntutinya?" Tanyaku pada Sadahiko

"Tidak, bukan aku yang membuntutinya, melainkan salah satu temanku. karena dari awal dia terlihat seperti enggan dalam rencana penyerangan itu. Aku memutuskan untuk mengikutinya, berharap bahwa ia tidak menyebarkan tentang rencana itu kepada siapapun. Tetapi ketika aku melihat dia pergi ke kantor detektif swasta, aku langsung curiga, dan membuat rencana untuk membunuhnya." Ucap Sadahiko menjelaskan

"Dan kamu meminta pertolongan Ryozo yang merupakan salah satu teman dekatnya untuk menjebaknya di gedung olahraga?" Tanyaku lagi pada Sadahiko

"Ya, aku cukup beruntung karena dia masuk ke dalam kelompok kami." Ucap Sadahiko

Aku tersenyum puas mendengar penjelasan Sadahiko.

"Kalau begitu, itu artinya semua sudah terjawab. Semua kelicikan dan kejahatan yang telah kalian perbuat." Ucapku sambil menghadap ke arah Sadahiko.

Sadahiko hanya terdiam mendegar perkataanku.

"S-sadahiko-kun? a-apakah itu benar-benar kamu yang melakukannya?" Ucap Hazuki Mino dengan wajah tidak percaya.

Sadahiko tetap diam mendengar Hazuki-san bertanya kepadanya.

Karena tugasku sudah selesai di sini, aku memutuskan untuk menyerahkan sisanya ke kepolisian.

Aku melihat ke arah Kibe yang dari tadi berada di belakang para Saksi.

"Kibe, kamu sudah mendengar semuanya kan? aku serahkan sisanya padamu." Ucapku sambil membalikkan badanku.

Kibe yang dari tadi mendengarkan dari awal, melihat ke arah punggungku, dan menjawab perkataanku.

"Ya, Kerja bagus Kazuki-san. Serahkan sisanya kepada kami." Ucap Kibe kepadaku.

Semua saksi dan Petugas yang dari tadi mendengarkan hanya melihat punggungku yang terus menjauh dari hadapan mereka.

Aku terus berjalan lurus menuju pintu keluar dengan tenang.

Dan setelah keluar dari sana, aku melihat ke langit sore yang sudah mulai menggelap dan merasa lega bahwa akhirnya kasus ini telah selesai.

"Sekarang kau sudah bisa beristirahat dengan tenang, Kagami-san." Ucapku sambil menghadap ke arah langit.

Dan begitulah, kasus misteri pembunuhan di gedung olahraga telah selesai.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!