Itu terjadi begitu saja.
Kagami, seorang mahasiswa yang meminta bantuanku 5 jam yang lalu. Dikabarkan telah meninggal di Universitasnya.
Ia dikabarkan terbunuh di dalam gedung olahraga tempat Universitasnya berada.
Bagaimana aku tahu itu? itu karena kakakku yang meneleponku.
Sekarang, aku sedang dalam perjalanan menuju Universitas Negeri Osaka. tempat dimana Kagami terbunuh.
"Kita sudah sampai." Ucap supir taksi menyadarkanku yang sedang melamun.
"Ah, i-iya. Terima kasih." Ucapku yang telah sadar.
Setelah keluar dari taksi, aku hanya terdiam mematung sambil melihat ke arah Universitas dari pintu masuk.
"....."
Itu baru 5 jam yang lalu, ketika dia datang ke kantorku untuk meminta bantuanku. Tetapi setelah itu, dia meninggal seolah-olah itu telah direncanakan.
"Sebenarnya apa yang terjadi pada anak itu?" Pikirku dalam hati.
Ketika aku masih melamun melihat ke arah Universitas. Seseorang dari dalam datang memanggilku.
"Kido." Ucap seseorang memanggilku.
"?"
Aku menghadap ke asal suara itu.
Ketika aku melihatnya, itu adalah kakakku yang mengenakan seragam kerjanya.
"Kakak..." Gumamku membalasnya.
Kakakku yang melihat mukaku suram, mendatangiku dan menepuk bahu kiriku.
"Apakah ada sesuatu yang terjadi?" Ucap kakakku khawatir.
Aku yang melihat kakakku khawatir denganku, hanya terdiam dengan tanganku yang dikepalkan.
"Tidak ada apa-apa. Hanya saja, aku merasa bahwa sepertinya aku sedikit kelelahan." Ucapku dengan nada pelan.
Setelah mendengar itu, kakakku berbalik dan berjalan kembali ke arah Universitas.
"Aku tidak akan memanggilmu jika aku tahu kamu tidak sanggup. Tetapi, kenyataannya kamu ada di sini. Yang artinya kamu sudah siap untuk menghadapinya kan?" Ucap kakakku sambil berjalan masuk.
Aku yang melihat punggung kakakku dari belakang, hanya tersenyum mendengar perkataannya.
"Ya... kau memang benar." Gumamku pelan dengan wajah tersenyum.
Setelah bergumam sedikit, aku berjalan masuk menuju Universitas.
...----------------...
Inilah sedikit ringkasan mengenai Pembunuhan Kagami Akiyama menurut penjelasan dari kakakku dan arsip data kepolisian.
Kagami Akiyama ditemukan tewas sejak 30 menit yang lalu, tepatnya jam 3 sore.
Tubuh Kagami ditemukan tergeletak bersimbah darah di dalam gedung olahraga Universitasnya.
Kagami diduga ditusuk karena ditemukannya bekas tusukan di area sekitar ginjalnya.
Saksi yang merupakan petugas kebersihan mengatakan bahwa, dia tidak sengaja menemukan tubuh Kagami yang bersimbah darah di lantai gedung olahraga yang ingin dia bersihkan.
Dan ketika dia menemukan korban, tidak ada 1-pun orang yang ada di sana. Itu artinya pelaku telah melarikan diri. Namun, tidak ada jejak yang tertinggal di sana.
Gedung olahraga mempunyai CCTV yang terpasang di sana. Tetapi itu rusak dan belum diperbaiki sampai sekarang.
Itu artinya, bukti yang terkumpul hingga saat ini sangatlah sedikit. Sulit untuk menentukan tersangka dan pelakunya dengan kondisi sekarang.
Maka dari itu, kemungkinan terbesar yang akan ditelusuri sekarang ialah hubungan korban dengan orang terdekat. Karena dari pembunuhan yang terjadi sampai sekarang, rata-rata korban pastilah berkaitan dengan perasaan pribadi.
Karena itu, di depan gedung olahraga sekarang, terdapat 4 dari 5 orang yang telah dipanggil untuk diberi keterangan sebagai orang yang dekat dengan korban.
Sadahiko Yoshioka, seorang laki-laki yang merupakan teman dekat korban sekaligus teman SD, bersekolah bersama sejak SD dan masih bersama hingga Kuliah sekarang.
Mamiko Nakata, adalah perempuan yang merupakan mantan pacar dari korban, mereka putus tepatnya sejak 3 bulan lalu.
Ryozo Moshimoto, seorang laki-laki teman dekat korban yang berada di 1 klub yang sama dengan korban.
Yoshimasa Ohara, walaupun bukan orang yang terlalu dekat dengan korban. Pria ini adalah orang yang menemukan tubuh korban, sehingga dia patut diminta keterangan lebih lanjut tentang itu.
Hazuki Mino, seorang perempuan yang merupakan ibu kandung dari korban.
Kelima orang itu sekarang sedang dimintai keterangan mengenai korban.
Dan aku, yang merupakan detektif swasta di sini, telah diberikan wewenang khusus oleh kakakku yang merupakan inspektur untuk menyelidiki berbagai jejak dan bukti yang mungkin tertinggal di gedung olahraga ini.
...----------------...
"Oiiii! Kido!" Ucap seseorang memanggilku.
Aku menghadap ke asal suara itu.
"Ah! Kibe-san!" Balasku menyapanya.
Sekarang ini, aku berada di dalam gedung olahraga tepatnya di depan tubuh korban yang masih berlumuran darah.
Aku sengaja mendekat untuk mencari berbagai jejak dan bukti yang mungkin masih tertinggal.
Tetapi sesaat sebelum aku memulai penyelidikan, seseorang memanggilku dari belakang. Ya, itu adalah Inspektur Kibe yang pernah bersamaku dalam menyelidiki kasus pembunuhan di hotel bintang 5.
"Apakah kakakkmu yang memanggilmu ke sini?" Tanya Kibe penasaran.
"Ya, aku ditelpon olehnya. Padahal sebenarnya aku ingin tidur saat ini." Balasku pada Kibe.
"Ahahahaha, sepertinya dia berharap banyak dari adiknya." Ucap Kibe dengan tertawa.
"Yah... mungkin saja sih. Walau aku tidak mengerti apa yang harus aku lakukan sekarang." Ucapku dengan menggaruk kepalaku.
Kibe yang melihatku menggaruk kepala, menghela nafas dan menepuk bahuku beberapa kali.
"Jika kau memang merasa tidak ingin ikut di dalam kasus kali ini, aku sarankan untuk tidak terlalu memaksakan diri. Bagaimanapun juga, kita adalah manusia yang penuh dengan kekurangan." Ucap Kibe dengan tersenyum.
Mungkin wajahku terlihat lelah sehingga Kibe mengkhawatirkanku. Yah, mau bagaimana lagi? orang yang baru kutemui 5 jam lalu tiba-tiba meninggal setelah mengobrol denganku.
"Aku akan mengingat saran itu. Terima kasih Kibe-san." Ucapku dengan tersenyum.
"Ya, tidak masalah." Balas Kibe.
...----------------...
Setelah berbincang sedikit dengan Kibe, ia mohon undur diri dikarenakan ada tugas yang perlu ia kerjakan.
Tentu saja, setelah ditinggal olehnya. Aku langsung melakukan hal yang seharusnya aku lakukan tadi.
"Beta." Ucapku memanggil BETA.
"Bisakah kamu memeriksa apa benda yang digunakan untuk membunuhnya?" Mintaku pada BETA.
Aku menduga bahwa Kagami dibunuh dengan benda tajam yang merobek bagian tubuhnya, itu dikarenakan tubuhnya yang berlumuran darah.
Setelah mendengar BETA memanggilku, aku langsung bertanya kepadanya.
"Jadi? apakah kamu menemukan bendanya?"
"Sudah pasti pisau kan?" Pikirku dalam hati.
"?!"
Tidak ada? apa maksudnya?
"Beta, bisakah kau jelaskan padaku apa maksudmu mengatakan bahwa tidak ada benda yang digunakan untuk membunuhnya?" Tanyaku kebingungan.
"Tangan?" Pikirku bingung
"?"
Aku langsung berjongkok dan memeriksa leher korban dengan lebih teliti.
"!"
Itu benar, ada sedikit kerutan di lehernya.
"Apakah itu berarti dia dicekik?" Tanyaku pada BETA.
"....."
Aku berpikir sejenak sebelum bertanya.
"Lalu, bagaimana dengan bekas tusukannya?" Tanyaku penasaran.
"Hah? apa itu berarti pelaku sengaja menusuknya agar polisi mengira dia ditikam?" Ucapku menduga.
"...."
Aku berpikir apa gunanya pelaku melakukan hal seperti itu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 14 Episodes
Comments