Setelah bertemu kakakku di cafe, aku berniat untuk segera kembali ke kantorku untuk menganalisis data yang telah diberikan oleh kakakku yang berisi tentang orang yang telah menculik Aoi sebelumnya yaitu Yamamoto Yuuta.
Awalnya aku berniat begitu, tetapi ketika aku baru saja sampai di depan pintu kantorku...
"A-anu..ada perlu apa ya di sini?" Tanyaku penasaran.
Ada seorang laki-laki yang sedang menunggu di depan pintu kantorku.
"A-ah!, maafkan saya!, saya sedang mencari orang yang bernama Kazuki Kido di sini!" Ucap Pria itu dengan panik.
Aku yang mendengar perkataan pria itu bahwa dia sedang mencariku, langsung segera memberitahunya bahwa akulah orang yang dicarinya.
"Umm, saya adalah Kazuki Kido. Kalau boleh tau, ada keperluan apa ya dengan saya?" Ucapku penasaran.
"Eh?"
Pria itu yang mendengarku berkata bahwa aku adalah Kazuki Kido, langsung mematung dalam sekejap.
"Umm, halo?" Ucapku memanggilnya.
"Ah! m-maaf! saya hanya terkejut bahwasannya anda adalah orangnya." Ucap pria itu dengan gugup.
Karena tidak enak jika terus berbicara di luar, aku menawari pria itu untuk masuk ke dalam.
"Jika berkenan, apakah ingin masuk ke dalam dulu?" Tanyaku menawari pria itu.
Pria itu menghembuskan nafas dahulu sebelum menjawabku.
"K-kalau begitu...aku terima tawarannya." Jawab Pria itu menerima tawaranku.
Setelah dipersilahkan, pria itu langsung melepas sepatunya dan masuk ke dalam kantorku.
Seperti biasa, orang yang baru pertama kali masuk pasti terheran dengan kondisi kantorku yang terlihat sangat tapi.
"Kantor ini terlihat rapi karena sudah lama aku tidak menerima kasus." Ucapku menjelaskan ke pria itu yang sedang melihat ke sekitar.
"E-eh? benarkah? tetapi dari yang kudengar dari berita, sepertinya kamu cukup populer Kazuki-san." Ucap pria itu berpendapat.
"Itu barulah terjadi sekarang, kenyataan nya tidak seindah itu di masa lalu." Ucapku menjelaskan.
Setelah mengatakan itu, aku mengarahkan pria itu ke ruang tamu.
"Kamu bisa duduk di sini selagi menunggu aku menyiapkan teh." Ucapku menawari pria itu.
"Ah, T-terima kasih." Ucap pria itu menerima tawaranku dan duduk.
Setelah melihat pria itu duduk, aku langsung menuju dapur untuk segera menyiapkannya teh.
Karena aku cukup penasaran dengan orang itu, aku memanggil Beta untuk mencari tahu siapa dia.
"Beta." Ucapku memanggil BETA.
"Beri tahu aku siapa orang itu." Mintaku pada BETA.
Tidak sampai 10 detik, Beta kembali memanggilku.
"Tampilkan aku datanya." Ucapku meminta.
"Seperti orang normal pada umumnya." Pikirku dalam hati
Setelah selesai menyeduh teh, aku langsung menuju ruang tamu untuk segera memberikan tehnya.
"Silahkan." Ucapku mempersilakan.
"Ah, Terima kasih." Balas pria itu.
Setelah aku memberikan teh pada pria itu. Aku mengambil tempat duduk yang berhadapan tepat dengannya.
"Maaf jika daun tehnya hanyalah teh murah, karena di dapur hanya tersisa itu." Ucapku menjelaskan.
"Ah, tidak apa-apa kok. Begini saja saya sudah bersyukur." Balas pria itu sambil tersenyum.
"Begitukah? syukurlah kalau begitu." Kataku dengan tersenyum.
Suasana menjadi hening dan tenang dikarenakan pria itu meminum teh. Aku yang menyadari itu segera mengambil kesempatan untuk menanyakan apa tujuannya kemari.
"Um, kalau boleh tau. Apa tujuan anda kemari?" Tanyaku dengan pelan.
Pria itu yang mendengarku bertanya, langsung menaruh cangkir tehnya di meja, dan menghadap ke arahku dengan mata serius tetapi juga santai.
"Pertama-tama, izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya adalah Kagami Akiyama, Seorang Mahasiswa dari Universitas Negeri Osaka. Tujuanku datang ke sini ialah untuk meminta bantuanmu Kazuki-san." Ucap Kagami menjelaskan.
"Mahasiswa ya? karena kamu sudah tau siapa diriku, maka tidak perlu untukku memperkenalkan diri. Maafkan aku jika aku mengatakan ini tetapi.. Sebelum aku sampai di sini, aku telah diberikan tugas dari kepolisian untuk menyelidiki seseorang untuk mereka. Jadi, aku mungkin tidak bisa membantumu sekarang." Ucapku memberi tahu.
Kagami yang mendengarku mengatakan itu, tetap memasang wajah serius dan menatap mataku dengan tajam.
"Kazuki-san, mungkin ini terdengar sedikit lancang. Tetapi, kalau bisa aku ingin kamu untuk memprioritaskan permintaanku terlebih dahulu. Karena mungkin ini sedikit darurat." Kata Kanzaki-san menyarankan.
Aku tidak menduga dia akan mengatakan itu.
"Bentar-bentar, apakah kamu tadi mendengarku? aku mengatakan ini dari kepolisian loh." Kataku mengaskan.
Kagami yang mendengarku berkata bahwa ini dari kepolisian. Tetap saja tidak mengubah wajahnya.
"Kalau begitu, biar saya perjelas lagi. Jika kasus yang anda terima itu berkaitan dengan kepolisian, maka anda bisa menganggap jika permintaan yang akan saya minta ini berkaitan dengan pemerintah." Kata Kagami menegaskan.
"!"
Pemerintah? apa maksudnya?
"Bentar-bentar, apa yang kamu maksud?" Tanyaku penasaran.
Kagami yang mendengarku kebingungan, langsung menjelaskan artinya.
"Seperti yang saya bilang, ini berkaitan dengan pemerintah. 1 hari dari sekarang tepatnya besok. Menteri pendidikan Jepang, Hirotsugu Hirota. Akan datang ke Universitas Osaka dengan tujuan untuk memperkenalkan kurikulum pembelajaran baru kepada mahasiswa Jepang." Ucap Kagami menjelaskan.
"Lalu?" Tanyaku pada Kagami.
Kagami menghembuskan nafas sedikit sebelum melanjutkan penjelasannya.
"Dan inilah yang terjadi, beberapa mahasiswa yang menentang kurikulum itu, Berniat untuk mencelakai Hirotsugu ketika ia akan berpidato dihadapan siswa. Aku tidak tau apa yang mereka rencanakan tetapi, aku yakin itu akan sangat buruk jika dibiarkan." Ucap Kagami menjelaskan.
"!"
Aku terkejut mendengar penjelasan Kagami.
"Seorang mahasiswa, yang tidak menerima perubahan kurikulum dari pemerintah. Berniat untuk mencelakai mereka ketika mereka hendak memperkenalkannya. Apakah mahasiswa itu sadar jika mereka melakukan itu maka masa depan mereka akan hancur dalam sekejap? atau mereka memang bodoh?" Pikirku menebak.
"Apakah kamu sudah memberitahu polisi?" Tanyaku pada Kagami.
"......"
Kagami mengigit bibirnya dan memasang wajah suram mendengar pertanyaanku.
"A-aku... aku sudah memberi tahu mereka. Bahkan sebelum aku memintamu, aku sudah mengunjungi beberapa detektif swasta lainnya yang sudah kumintai tolong sepertimu. tetapi, mereka semua menganggap bahwa omonganku adalah kebohongan belaka." Kata Kagami sambil mengepalkan tangannya.
Aku hanya terdiam melihat Kagami yang terlihat begitu frustasi. Mau bagaimana lagi? sudah lama sejam terakhir kali terjadi kericuhan antara pemerintah dan mahasiswa di Osaka. Sehingga kebanyakan dari mereka menganggap bahwa apa yang dikatakan pria ini hanyalah candaan.
"A-apa kamu juga Kazuki-san? menganggap bahwa apa yang kukatakan tadi adalah kebohongan?" Ucap Kagami memastikan.
Aku yang melihat wajah Kagami semakin suram, langsung segera menjawabnya.
"Dilihat dari ekspresimu ketika kamu menjelaskannya dan meminta pertolongan padaku. Aku bisa memastikan bahwa apa yang kamu katakan itu tidaklah bohong." Jawabku padanya.
"K-kalau begitu!-"
"Tetapi sebelum itu."
"!"
Kagami terkejut melihat wajahku yang berubah menjadi serius.
"Apabila kamu memang berniat untuk menghentikan mereka, maka kamu sudah tau resikonya kan? Kagami-san?" Tanyaku memastikan
Kagami yang mendengar itu sekilas memasang wajah sedih, tetapi setelah itu dia langsung mengubah wajahnya menjadi wajah yang penuh dengan tekad.
"Walau mereka mungkin membenciku, itu tidak masalah. Karena aku tidak ingin mereka mendapat hukuman yang lebih parah ketika sudah melakukannya." Ucap Kagami dengan wajah serius.
Aku tersenyum mendengar jawabannya.
"Kalau begitu, mari kita lihat informasi apa saja yang bisa kamu jelaskan sekarang." Ucapku kepada Kagami.
"B-baik! aku akan berusaha, mohon bantuannya Kazuki-san!" Ucap Kagami.
"Aku juga, mohon bantuannya untuk kedepannya Kagami-san" balasku padanya.
Dan begitulah, aku memutuskan untuk membantunya.
.
.
.
.
.
.
5 jam kemudian setelah Kagami pergi.
.
.
.
.
Dia dikabarkan meninggal dunia di Universitasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 14 Episodes
Comments