Kasus 2 : Pembunuhan di hotel bintang 5 (bagian 2)

"Teruhisa Murano, kalau tidak salah kamu adalah seorang pegawai bank bukan? di laporan tertulis bahwa kamu ingin mengunjungi korban untuk menagih hutangnya. Apakah aku salah?" Tanyaku kepada Teruhisa untuk memastikan.

"Tidak, kamu benar, saat itu memang aku berniat untuk menagih hutang padanya karena dia sudah melewati jadwal. Dan ketika aku sudah sampai di sana, aku melihat sekelompok polisi yang mengelilingi kamarnya. Pertamanya aku bingung kenapa bisa ada banyak polisi di situ, tetapi ketika aku mendengar penjelasan dari mereka bahwa Teruhisa-san tewas dibunuh. Aku langsung mengerti situasinya."

Alibi Murano secara tidak langsung mengatakan bahwa ia tidak bisa membunuh korban jika ia belum datang ke hotel. Kecuali jika dia memang berbohong mengenai jadwalnya.

"Beta." Ucapku memanggil BETA

Saya di sini tuan

"Apakah kamu bisa memeriksa jadwal penagihan Teruhisa Murano?" Mintaku kepada BETA

Tidak sampai 10 detik, BETA kembali menghubungiku.

"Bisakah kau memeriksa kapan jadwal penagihan orang dengan nama Yusaki Kinoshita di situ?" Ucapku meminta.

Setelah beberapa saat, BETA kembali membalas

Itu berarti alibi Teruhisa terbukti benar.

"Kerja bagus Beta." Ucapku memberi pujian

Setelah membuktikan bahwa Teruhisa Murano benar, aku langsung memeriksa orang selanjutnya.

"Akemi Sawaya." Ucapku memanggilnya.

"I-iya?" balas Akemi dengan gugup

"Kudengar kamu adalah orang yang menemukan korban?" Kataku memastikan.

"I-iya, aku menemukannya ketika aku hendak membawakan makanan untuknya." Ucap Akemi menjelaskan.

"Apakah kau membawa sebuah troli ketika kamu mengantarkan makanan kepadanya?" Tanyaku penasaran

"Troli? ah, benar. Aku membawakan makanan menggunakan troli ke kamarnya." Ucap Akemi menjelaskan.

"Jadi itu benar dia ya." Ucapku dalam hati.

Tetapi, walaupun dia membawa troli ke dalam. Belum ada bukti yang cukup untuk membuktikan bahwa dialah pelakunya. Itu karena di CCTV dia tidak terlihat masuk ke dalam. Dan pisau yang digunakan untuk membunuh korban juga bersih dari sidik jarinya.

"Ah begitu, terima kasih karena telah menjawab." Kataku berterima kasih.

"Ah, t-tidak apa-apa, tidak usah dipikirkan." Balas Akemi dengan nada gugup.

Setelah memeriksa Akemi Sawaya, aku langsung melanjutkan ke orang berikutnya.

"Mana Ogata." Ucapku memanggilnya.

"....."

Dia tidak merespon ya.

"Mungkin kamu tidak berniat untuk mendengarkan, tapi aku akan tetap melanjutkan. Dari laporan yang kudapat, kamu adalah kakak korban sekaligus tersangka utama dalam kasus pembunuhan ini. Dikarenakan terdapat sidik jari di gelas wine yang sepertinya digunakan korban untuk minum sesaat sebelum dia terbunuh" Kataku menjelaskan

"Lalu kenapa berlama-lama? cepat tangkap aku." Balas Mana.

"Akhirnya dia membuka mulutnya juga." Pikirku dalam hati.

"Itu masih belum bisa dilakukan sekarang, karena bukti nya masih kurang. Dan sidik jarimu juga tidak ada di pisau yang digunakan untuk menusuk korban." Kataku menjelaskan

"Lalu apa gunanya bertanya padaku?" Tanya Mana Ogata.

"Hanya untuk memastikan saja, tidak ada tujuan lain." Balasku menjelaskan.

"....."

Setelah selesai bertanya dengan mereka semua, aku berniat untuk segera pergi dari sana.

*Tak!*

"?"

"Ah, Teruhisa san, kamu menjatuhkan pulpenmu." Kata Akemi mengambil pulpennya yang jatuh.

"Oh, maafkan aku, Terima kasih Akemi-san." Ucap Teruhisa sambil mengambil pulpen yang diambil oleh Akemi.

"?!"

"Begitu ya." Ucapku dalam hati karena menyadari sesuatu.

Aku yang barusan menyadari sesuatu yang sangat penting, langsung keluar dari ruangan dengan wajah tersenyum.

...----------------...

Setelah keluar dari ruangan, aku langsung bertanya ke petugas yang berjaga mengenai ruangan yang memantau CCTV.

"Permisi." Ucapku menyapa.

"Hmm? ah, detektif ya? apakah ada perlu sesuatu? Balas petugas itu menanggapi.

"Apakah anda tau dimana letak ruangan CCTV di hotel ini?" Tanyaku padanya.

Petugas itu berpikir sebentar sebelum menjawab

"Ruangan CCTV? kalau tidak salah, itu ada di lantai 1 hotel ini." Jawab petugas itu menjelaskan.

"Ah, begitu ya? terimakasih." Ucapku berterima kasih

Setelah berterima kasih, aku langsung berjalan menuju elevator dengan niat untuk turun ke lantai 1 menuju ruang CCTV.

...----------------...

Setelah sampai di ruang CCTV, aku langsung memperkenalkan diri dan meminta izin untuk melihat rekaman di lantai 21 di mana korban terbunuh.

"Sebentar, biar aku menyetel nya dulu" Jawab petugas CCTV.

"Ah, iya, silahkan." Jawabku menanggapi.

Setelah beberapa menit, petugas itu kembali memanggilku.

"Aku sudah menyetelnya, apakah kau ingin melihatnya?" Tanya petugas CCTV.

"Tentu." Jawabku menyetujui.

Aku melihat ke layar rekaman dimana sudah disetel ke waktu di mana korban pertama kali ditemukan.

Di situ, terlihat Akemi Sawaya yang terlihat kaget ketika masuk ke dalam ruangan korban, dimana korban telah terbunuh di sana. Dan Akemi yang melihatnya langsung kabur meninggalkan troli makanan yang ia bawa.

"Dia tidak masuk kedalam ya." Ucapku dalam hati.

Aku sudah menemukan petunjuk yang sangat penting sebelumnya. Sisanya, aku hanya perlu mengumpulkan kepingan puzzle yang belum ada.

"Beta."

"Apakah kau bisa memeriksa rekaman itu? mungkin ada yang aneh atau semacamnya." Mintaku pada BETA.

Jika rekaman CCTV yang masih menjadi pertanyaan ini belum terpecahkan, maka bukti yang ada belum cukup untuk membuktikan bahwa dialah pelakunya.

"Apakah kamu menemukan sesuatu?" Tanyaku penasaran.

"Hanya saja?"

"Apa?!"

Aku langsung mengarahkan pandanganku ke arah CCTV itu dengan cermat.

Sekilas, memang tidak ada yang terlihat aneh di sana. Tetapi, jika dilihat baik-baik. Ada sesuatu yang mengganjal di situ.

"?!"

Aku menyadari keanehan dari rekaman itu.

"Hoooh, begitu ya." Pikirku sambil memasang wajah tersenyum.

Aku sudah mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang selama ini kucari.

"Sekarang tinggal menyelesaikannya." Ucapku dalam pikiranku sambil berjalan keluar dari ruangan.

"Eh? apakah kau sudah selesai?" Ucap petugas CCTV itu.

"Ah iya, terima kasih sudah membantuku." Ucapku sambil terus berjalan keluar ruangan.

Setelah keluar ruangan, aku langsung naik lagi ke lantai 21 menuju ruangan korban.

...----------------...

"Kibe-san, aku ingin kamu mengumpulkan semua saksi dan petugas yang bersangkutan termasuk petugas CCTV ke ruangan ini sekarang." Ucapku meminta

"Eh? sekarang?" Tanya Kibe bingung

"Ya, karena aku sudah menemukan pelakunya."

"?!"

Kibe memasang wajah terkejut mendengar aku sudah menemukan pelakunya.

"S-serius? sesingkat ini?" Ucap Kibe tidak percaya.

"Ya, ayo kita segera selesaikan ini." Ucapku dengan wajah tersenyum.

...----------------...

Setelah semua petugas dan saksi sudah dikumpulkan ke ruangan korban, aku langsung mulai berbicara.

"Semuanya, mungkin ini sedikit cepat, tetapi aku sudah menemukan pelaku yang membunuh korban sekarang.

"?!"

"!"

"!!"

Semua saksi dan petugas yang hadir membelalakkan mata mereka tidak percaya.

"A-apakah itu benar?"

"Tidak mungkin kan?"

"Dalam waktu sesingkat ini?"

Semua petugas dan saksi yang mendengar itu langsung melontarkan komentar.

"Aku tidak bercanda, aku benar-benar sudah menemukan pelakunya, bahkan ada bukti nyatanya." Kataku meyakinkan.

"Bukti nyata?" Tanya salah satu petugas.

"Ya, aku akan menjelaskannya dari awal." Ucapku menegaskan

Setelah mereka mendengar bahwa aku ingin mulai menjelaskan, suasana menjadi kembali kondusif dan tenang.

"Kalau begitu mari kita mulai." Ucapku memulai topik.

...----------------...

"Kejadian dimulai ketika pelaku memasuki kamar korban." Ucapku memulai penjelasan.

"Pelaku awalnya hanya memasuki kamar dengan tujuan untuk mendatangi korban atas permintaannya, tetapi dia tidak menduga bahwa korban akan berniat untuk menyerangnya ketika ia sudah masuk ke kamarnya."

Aku berjalan menuju sofa dimana korban terbaring disana.

"Dan ketika pelaku sedang lengah, korban menyerangnya dari belakang, memeluknya dan mecoba untuk menjatuhkannya ke sofa." Lanjutku menjelaskan

"Dan sialnya, pelaku yang dibekap itu. mengambil pisau yang ada di dekatnya dan menusuknya tepat di dada korban. Mengakibatkan korban menjauh dan didorong oleh pelaku hingga terjatuh ke sofa." Ucapku sambil melihat ke arah saksi.

"Setelah itu, pelaku yang menyadari bahwa ia telah membunuh korban, keluar dari kamar korban dan berniat untuk pergi ke ruang CCTV yang ada di lantai 1."

Petugas CCTV yang mendengarkan mengernyitkan matanya.

"Untungnya, karena hubungan antara pelaku dan petugas CCTV itu dekat, pelaku meminta petugas itu untuk mengganti rekaman yang terekam itu dengan rekaman yang palsu."

"Rekaman palsu?" Tanya Kibe penasaran.

"Ya, pelaku dengan sengaja pergi ke lantai yang berbeda dan pergi ke kamar yang berbeda dengan membuat ekspresi seolah-olah baru menemukan mayat di sana."

"Jadi rekaman itu palsu?" lanjut tanya Kibe.

"Ya, jika kalian melihatnya baik-baik, rekaman yang ditunjukkan kepada pihak kepolisian adalah replika dari rekaman asli yang telah disembunyikan oleh petugasnya. Kalian bisa memeriksanya dengan melihat baik-baik nomer kamar yang tertera di rekaman itu."

"?!"

"!"

"Eh? kenapa kalian memasang wajah suram begitu? petugas CCTV-san dan...."

Semua saksi melihat tajam ke arahku.

"Akemi Sawaya?"

"!"

"?!"

"!!"

Semua petugas dan saksi yang ada di situ melihat ke arah Akemi Sawaya.

"A-apa yang kamu maksud Kazuki-san?" Ucap Akemi dengan wajah berkeringat.

"Eh? bukannya kamu adalah pelaku sekaligus pacar dari pria itu?... iya kan? petugas CCTV-san."

"!"

Petugas CCTV memasang wajah panik.

"A-apa maksudmu?! aku tidak berpacaran dengannya!" Ucap Petugas CCTV dengan wajah panik.

"Hah?! apa makudmu mengatakan itu?! bukannya kita sudah jadian dari 5 bulan yang lalu Issho-kun?!" Balas Akemi dengan wajah marah

"Berisik! aku tidak mengenalmu! jangan berbicara denganku!"

"Kamu sudah berjanji akan membantuku Issho-kun!!"

"Berisik!!" Teriak Issho kepada Akemi

"Bisakah kalian diam dulu?"

"?!

"!"

Kibe yang dari tadi melihat 2 pasangan itu bertengkar, menghentikan mereka dan berjalan ke arahku dengan mata yang tajam.

"Kazuki-san." Panggil Kibe.

"Hmm? ada apa Kibe-san?"

Kibe menghela nafas dahulu sebelum melanjutkan.

"Jika memang mereka pelakunya. Apakah kamu bisa menjelaskan bukti nyata seperti tidak adanya sidik jari di pisau yang digunakan untuk membunuh korban?"

"?!"

"!"

Issho yang mendengar itu langsung menggunakan kesempatan itu untuk menyerang ku.

"I-iya! itu benar! bisakah kau menjelaskan tentang pisau itu?!" Teriak issho ke arahku.

Aku yang mendengar itu dengan santai langsung menjawabnya.

"Itu mudah, alasan kenapa tidak ada sidik jari yang menempel di pisau pelaku adalah karena pelakunya memakai sarung tangan."

"!"

"Sarung tangan?" Tanya Kibe

"Ya, kau bisa melihatnya di tangan Akemi-san."

"!"

"?!"

Semua orang reflek menatap ke arah tangan Akemi yang dia sembunyikan di belakangnya.

"A-akemi?" Ucap Issho memanggilnya.

"Ah... a-anu... "

Akemi masih menyembunyikan tangannya di belakangnya.

"Ini sudah berakhir Akemi, kau sudah tertangkap." Kataku menegaskan.

"?!"

Akemi yang menyadari bahwa dirinya sudah tidak bisa lari lagi langsung menunjukkan tangannya.

"!"

"?!"

Semua orang yang hadir di ruang itu terkejut ketika Akemi memperlihatkan tangannya.

"K-kalau tidak salah, semua petugas hotel memang menggunakan sarung tangan kan?" Ucap Kibe memastikan.

"Ya, kalian bisa memeriksa sidik jarinya nanti. Untuk sekarang, aku ingin kamu untuk menjelaskan alasan kenapa kamu membunuhnya Akemi-san."

"?!"

Akemi san yang mendengar itu langsung mengigit bibirnya.

"B-bukannya kalian sudah tau? aku hendak diperkosa olehnya!!" Teriak Akemi.

"Ya, maksudku adalah, apakah ada alasan lain dibalik itu?" Tanyaku pada Akemi

"?!"

Akemi hanya terdiam dan memasang wajah muram.

"Sepertinya ada......yah, aku tidak peduli dengan itu. Yang penting, kasus sudah selesai." Ucapku sambil berjalan ke arah pintu kamar.

*Cklek* (Suara pintu tertutup)

"....."

"....."

Semua orang yang masih di dalam kamar itu hanya terdiam menatap Akemi.

Terpopuler

Comments

Kaylha✌️✌️

Kaylha✌️✌️

luar biasa

2023-01-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!