Kasus 3 : Misteri Pembunuhan Di Gedung Olahraga (bagian 2)

Setelah mengetahui bahwa korban tidaklah ditusuk melainkan di cekik, aku meminta BETA untuk mencari sidik jari yang tertinggal di leher korban.

"Beta."  Ucapku memanggil BETA.

"Apakah kamu bisa mencari sidik jari pelaku dari leher korban?" Tanyaku pada BETA.

Tidak bisa Tuan, karena memang tidak ada yang tertinggal di leher korban selain kerutan di lehernya

"Itu berarti pelaku memakai penutup tangan untuk mencegah sidik jarinya tertempel di leher korban, sama seperti yang dilakukan Akemi Sawaya pada kasus pembunuhan di hotel bintang 5 " Ucapku pada BETA.

Aku berpikir sejenak sebelum melanjutkan.

"Itu berarti, pelaku mungkin membuang sarung tangannya di tempat sampah yang tidak jauh dari sini." Pikirku menduga.

Setelah menduga, aku memutuskan untuk memeriksan setiap tempat sampah yang berada tidak jauh dari gedung olahraga.

Hampir 30 menit lebih sejak aku mulai mencarinya.

"Hadehhhh, aku tidak menyangka seorang detektif sepertiku akan melakukan pekerjaaan seperti memilah sampah untuk mendapat barang bukti." Ucapku sambil menghela nafas.

Karena kemungkinan sarung tangan yang digunakan untuk membunuh korban masih berada di sekitar sini, aku memutuskan untuk memilah sampah. Agar jika aku cukup beruntung, mungkin aku bisa mendapatkan sidik jari pelaku yang masih menempel di barang bukti.

Tetapi anehnya, setelah hampir lebih dari 1 jam aku mencari ke berbagai tempat sampah yang ada di sekitar. Belum ada tanda-tanda aku akan menemukan barang buktinya.

Karena itu, aku memutuskan untuk berhenti mencari alhasil jika tempat sampah yang terakhir ini masih belum ada barang bukti yang kucari.

"Hasilnya sama saja ya.... Ucapku yang melihat ke tempat sampah dengan muka pasrah

Dan begitulah, bahkan di tempat sampah yang terakhir ini pun masih tidak ada.

"Apakah pelaku sengaja membuangnya di tempat yang jauh? atau ia masih memakainya sampai sekarang? tetapi itu tidak mungkin, jika memang pelaku masih memakai sarung tangannya sampai sekarang, maka mungkin itu sudah di sita oleh pihak kepolisian, Dan Kakak pasti akan meneleponku." Pikirku dalam hati.

"Beta." Ucapku memanggil BETA.

"Bisakah kamu memeriksa berapa banyak tempat sampah yang ada di Universitas ini?" Mintaku pada BETA.

Tentu saja Tuan, mohon beri saya waktu sebentar.

Tidak lebih dari 5 detik, BETA kembali memanggilku.

Totalnya ada 41 tempat sampah tuan.

"Guh!...mana mungkin aku mencari semuanya dalam sehari!  Itu sama aja membuang-buang waktu!" Pikirku kesal.

Setelah hampir kehilangan harapan dan menyerah, aku melihat seorang petugas sampah yang sedang berkeliling untuk mengumpulkan sampah.

Aku berpikir bahwa aku beruntung, karena bisa saja di gerobak sampah yang dibawa oleh petugas itu terdapat barang bukti yang selama ini kucari.

"Permisi pak, maaf menganggu waktunya." Ucapku memberi salam

Petugas sampah itu menghadap ke arahku.

"Ah, iya. Ada perlu apa ya?" Tanya petugas sampah itu.

Tanpa berlama-lama, aku langsung menuju ke topik.

"Pertama-tama, izinkan saya memperkenalkan diri dulu. Saya ada Detektif Swasta Kazuki Kido, salah seorang yang bertanggung jawab dalam penyelidikan kasus pembunuhan mahasiswa di gedung olahraga. Dan sebenarnya, saya sedang berkeliling ke sekitar sini untuk mencari barang bukti yang mungkin bisa mengarahkanku ke pelakunya. Barang bukti itu saya menduga ada di sekitar tempat sampah di sini, tetapi itu tidak ada. Karena itu ketika saya melihat bapak lewat, saya mendapat ide untuk mencarinya di gerobak bapak. Karena kemungkinan bapak mungkin secara tidak sadar sudah menaruhnya di gerobak bapak, oleh karena itu, apakah bapak mengizinkan saya untuk mencarinya sebentar?" Ucapku menjelaskan sekaligus bertanya.

Bapak itu yang seperinya mengerti situasinya, langsung mengangguk dan membalas.

"Jika memang ada hal yang bisa saya bantu walau sedikit, maka silahkan. Tidak usah sungkan untuk mencari apa yang anda cari di gerobak ini." Ucap petugas sampah.

Setelah diizinkan untuk mencarinya, aku langsung berniat untuk memulainya.

"Kalau begitu, saya permisi sebentar." Kataku sambil melihat ke arah gerobak.

Karena BETA tidak bisa digunakan untuk mencari barang di timbunan sampah, maka aku memutuskan untuk memilahnya sendiri dengan tanganku.

...----------------...

Setelah mencarinya lebih dari 10 menit. Aku menemukan sesuatu yang menarik perhatianku.

"Ini kan..." Gumamku menduga.

Sebuah pisau berlumuran darah.

"Bingo." Gumamku pelan.

Akhirnya setelah 30 menit lebih aku mencari, aku mendapat sesuatu yang mungkin akan membuatku lebih dekat ke pelakunya.

"Beta." Ucapku memanggil BETA.

"Bisakah kamu memeriksa apakah darah ini adalah milik Kagami Akiyama? " Minta ku pada BETA.

"Baiklah." Ucapku menanggapi

Aku harus memastikan untuk berjaga-jaga.

<10%, 40%, 70%, 100%>

"Kerja bagus BETA." Ucapku memuji.

Karena darah ini sudah terkonfirmasi milik korban, maka hal yang perlu kita lakukan sekarang adalah mencari pelakunya.

"Beta, apakah ada sidik jari yang tertempel di pisau ini?" Tanyaku pada BETA.

Tidak lebih dari 10 detik, BETA kembali menghubungiku.

"Dan hasilnya?"

"Ck!"

Aku mendecikkan lidah karena kesal.

Karena sidik jadi pelalu tidak ada, itu artinya pelaku juga menggunakan sarung tangan ketika menusuk korban dengan pisau.

"Apakah tidak ada hal lain? yang bisa ku dapatkan dari pisau ini?" Pikirku berharap.

Ketika aku hendak menyerah, aku melihat sesuatu yang menarik ketika aku melihat lebih teliti ke arah bilah pisau.

"!"

Pelaku sepertinya tidak menyadarinya. Sesuatu yang benar-benar dapat memberiku petunjuk mengenai identitas pelaku.

"Heh... Menarik." Ucapku dengan tersenyum sambil melihat ke arah pisau itu.

Karena aku sudah menemukan sesuatu yang bagus, hal yang harus kulakukan sekarang adalah menemui saksi dan memastikannya.

"Pak, saya sudah selesai. Bapak bisa melanjutkannya sekarang." Ucapku kepada petugas sampah.

Walau mungkin aku bisa terus lanjut mencari sarung tangan yang dipakai untuk mencekik korban, itu hanya akan membuang-buang waktu untuk sekarang. Lagipula, mungkin dengan pisau ini saja aku sudah dapat menemukan pelakunya.

"Hmm? Sudah ya? apakah kamu menemukan sesuatu yang bagus?" Tanya petugas sampah itu penasaran.

Aku tersenyum mendengar pertanyaannya.

"Ya, aku menemukan sesuatu yang sangat bagus." Ucapku sambil tersenyum.

...----------------...

Aku berniat untuk langsung bertemu dengan saksi agar dapat memastikan dugaanku.

Sekarang, aku sudah berada tepat dihadapan kelima saksi yang duduk di masing-masing kursi yang disiapkan oleh mereka.

"Selamat siang." Ucapku menyapa mereka.

Mereka semua hanya terdiam sambil melihat ke arahku.

Sebenarnya, tujuanku ke sini hanyalah 1, yaitu untuk memastikan apa yang kutemui di pisau tadi adalah benar. Karena jika iya, maka itu akan menjadi batu loncatan yang sangat besar untukku dalam menemukan pelaku yang sebenarnya.

"Pertama-tama izinkan saya memperkenalkan diri saya dulu."

Aku langsung memperkenalkan diri dan mulai berbincang dengan para saksi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!