Sudah setengah bulan Crystal kabur dari rumah. Baru pertama kali ia melarikan diri dari ayahnya, tentu saja membuatnya sedikit gugup dan takut.
Selama dua minggu itu juga Crystal tidak masuk sekolah, Echa, Sivaya dan tentunya juga David yang baru mengetahui semuanya seminggu yang lalu menjadi panik dan mencari Crystal.
Satu hingga dua minggu kedepan Alice mungkin sudah akan ada di rumah, dan pastinya David sedang kalang kabut karena Aron masih belum mengirim Alesya pulang ke rumah.
“BANGUN! ” Teriakan itu menggema di ruang bawah tanah yang gelap dan hanya di terangi dengan lilin kecil.
Wanita paruh baya yang sedang di ikat terlihat banyaknya bercak darah di tubuhnya. Lidahnya sudah tidak bisa berbicara lagi karena rasa sakit yang ada di tubuhnya, seolah tidak memiliki sedikit tenaga untuk mengeluarkan suaranya lagi. Namun, kebiasan david saat memukul Crystal juga ada pada Aron yang memukuli Alesya.
Ya, Alesya. Aron sama sekali tidak menyentuh wajah Wanita itu.
“Kenapa kau sangat menghormati wanita itu dengan melindungi wajahnya, Kakak? ” suara yang tidak asing menggema di ruang bawah tanah itu.
“Kenapa tidak di hancurkan saja menggunakan palu yang besar sampai ke tengkoraknya yang tipis itu. ” Ucap Kevin dengan matanya yang terus mengikuti gerakan kakaknya aron saat menyiksa Alesya.
“Wanita bodoh ini tidak boleh mati! ”
“Dia harus membayar apa yang di lakukannya pada Starlla!” Lanjut Aron seraya melempar tongkat bisbol yang ia pakai untuk memukul Alesya sedari tadi.
“ Grey! Panggil dokter dan obati wanita itu! ” Perintah Aron pada bawahannya yang di panggil Grey.
“Siap tuan! ” Seru Grey dan segera pergi dari sana untuk memanggil dokter pribadi keluarga son.
Yah, seperti itulah kehidupan Alesya di ruang bawah tanah yang gelap gulita, hari harinya bahkan lebih parah di banding saat ia menyiksa Crystal.
“Bagaimana dengan pencarian anak kurang ajar itu? ” Tanya Aron kepada Kevin.
“Ah itu, hmm. Anak itu sudah pergi ke Eropa sebelum kita bisa menangkapnya, entah mengapa langkahnya itu seperti belut yang licin. ” Bohong Kevin seraya menatap kakaknya penuh arti.
“Menangkap bocah saja tidak bisa! ” Sentak Aron dengan sarkasnya.
“Hmm, karena dia sudah pergi jadi tidak ada masalah lagi, tidak perlu lah se kasar itu pada anak kecil. Dia seperti itu juga kan karena terkejut. ” Ucap Kevin yang secara terang terangan membela bocah yang tidak lain adalah Jefrie itu.
Aron memincingkan matanya. “Apa kau membela orang asing di banding kakakmu sekarang? ” Dengan suara beratnya Aron bertanya seraya manatap Kevin penuh curiga.
“Terserah apapun yang kakak pikirkan! ” Ucap Kevin dengan Seringai nya.
“Datang ke kafe Pl Besok sore untuk kencan butamu berikutnya! ” perintah Aron.
“Apa! ”Pekik Kevin.
“ Kali ini aku benar-benar tidak akan pergi ke kencan buta itu kak! ” Tolak Kevin sembari berjalan pergi daru ruang bawah tanah itu.
“Karena aku akan menikahi wanita pecinta seafood yang bandel itu! ” Gumam Kevin.
Karena masih di area ruangan bawah tanah, Aron mendengar jelas gumaman Kevin dan mengikuti nya karena ingin memastikan lebih lagi.
“Apa itu Crystal, anak tiri dari Alesya? ” Tanya Aron saat ia diam diam mengikuti Kevin kedalam kamarnya.
“Kau mengagetkan ku kakak! Keluarlah! ” Pekik Kevin terkejut saat melihat Aron yang terus menatapnya dengan tatapan aneh.
“Katakan padaku dulu! Apa dia anak tiri Alesya! ” Muak dengan kakanya yang terus mengikutinya, mau tak mau Kevin menceritakan kejadian malam kencan buta itu.
FLASHBACK
Yah.. Setelah makan malam yang mengenyangkan itu, tanpa di duga Sivaya tertidur di meja kafe saat Kevin meninggalkan nya sebentar ke toilet.
Kevin yang kembali dari toilet pun tidak menyangka di buatnya, bagaimana bisa seseorang bisa tidur di tempat ramai seperti itu saat ia baru selesai makan.
Merasa sangat ingin tahu, Kevin mendekati Sivaya melepas kaca mata yang terlihat kuno itu dan merasakan sedikit rambutnya yang terasa kasar saat di sentuhnya.
Tentu saja Kevin dengan mudah menduga bahwa itu hanyalah sebuah rambut palsu, ia pun pelan pelan melepas rambut palsu Sivaya tanpa mempedulikan orang orang sekitar yang sedari tadi menatapnya juga.
Wanita yang tidak peduli dengan keberadaan nya dan tidur di sembarang tempat, walau sangat banyak kemungkinan nya menemukan seseorang seperti itu, namun itu pertama kalinya bagi Kevin.
“Sekarang bagaimana ini? ”
“Apa harus aku tinggalkan saja? ”
“Dia pasti kedinginan di malam gelap ini”
Kevin bahkan merasa kebingungan harus melakukan apa, tidak bisa meninggalkan seorang wanita sendiri di malam hari, mau tak mau ia harus menelpon bawahannya untuk memesan kamar hotel. Toh, walau tau alamatnya dimana, menurutnya tidak mungkin jika harus membawanya pulang dalam keadaan seperti itu.
Sivaya tertidur seperti kerbau kala itu, walau di letakkan ke atas kasur dengan kasarnya ia bahkan tidak bangun sama sekali.
Malam itu, hampir saja Kevin melakukan hal buruk kepada Sivaya. Karena baru saja ingin berbalik dan mengambil minuman karena haus.
Sivaya yang tertidur pulas kini berusaha melepas pakaiannya satu persatu dengan mata yang tertutup ata masih tertidur pulas, di mulai dari jaket tebalnya lalu baju tipis yang ia gunakan, kini ia hanya menggunakan penyangga pa*u*aranya saja.
Karena kebiasaan Sivaya yang aneh membuat Kevin kebingungan, wajahnya sudah menjadi seperti kulit buah peach.
Sivaya terbiasa tidur hampir telanjang dada karena selalu merasa kepanasan setiap malam. Merasa tiak kuat melihat pemandangan aneh itu Kevin langsung keluar dari kamar yang bawahannya pesan dan meninggalkan gedung hotel tersebut.
Wanita gila, bisa bisa nya dia membuka pakaian nya saat masih tertidur. Aku harus pergi sebelum kehilangan kendali, dia itu masih SMA.
Flashback off
Kevin hanya menceritakan setengah kejadiannya saja, ia tidak menceritakan bahwa ia melihat Sivaya yang di anggap Crystal hampir tela*jang dada.
“Walau begitu coba lah berpacaran dengannya. ” Ujar Aron.
“Aku akan langsung menikahi nya! ” Seru Kevin dengan seringai yang tidak bisa di artikan.
“Tidak, tidak. Kau lupa dia masih SMA. ” Aron berkata sedemikian seraya merasa bingung, adiknya yang selalu menentang pernikahan kini malah menerima Crystal begitu saja. Tidak, seharusnya mereka tau kalau yang Kevin kencani adalah Sivaya dan bukan Crystal.
“Tidak bisakah bertunangan dulu? ” Kevin merengek dengan sedikit mengelikan menurut Aron.
“Tidak, kau harus memenangkan harinya terleboh dahulu, dan bersikap lembutlah padanya, jangan bersikap seperti pria anak kecil. ” Entah ada apa dengan Aron, pria itu selalu saya menuntut pernikahan pada Kevin, namun kini ia melah dengan kekehnya menyuruh Kevin untuk berpacaran terlebih dahulu.
Yah, menurut Kevin tidak ada salahnya mencoba mendengarkan kakaknya kali ini. Ia juga akan mengangap waktu pacaran adalah bagian latihan sebelum menuju ke jenjang yang amat sangat sakral.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Cellestria
Maaf ini bukan tipe cerita yang aku sukai 🙏 Tapi agar author semangat nulis aku kasih like dan dukungan ya 🤭🤗 Tetap semangat thor.
2023-02-04
4