Gadis yang ceria saat dilihat Echa, gadis yang penuh dengan senyuman. Kini ia tertidur lemah di ranjang rumah sakit.
Bau khas rumah sakit di sadari oleh pemilik hidung mancung dari seorang gadis cantik, yang tidak lain adalah Crystal.
Merasa terusik dengan bau yang sangat di bencinya, perlahan ia membuka matanya. Hal pertama yang gadis itu lihat adalah lampu panjang yang menerangi ruangan itu.
Matanya silau dan memandang ke arah lain, hal kedua yang ia lihat adalah rambut seseorang yang hitam pekat, Crystal yang mengetahui pemilik rambut itu mulai menutup matanya lagi dan berpura pura tidur.
“Buka matamu, ini sudah pagi dan mari bicara! ”Ucap Echa yang menyadari kalau Crystal sudah terbangun.
Jika bisa berterus terang, Crystal amat ingin menceritakan kisah hidupnya pada Echa, walaupun diluar sana Banyak yang mengalami hal hal yang lebih sulit lagi, Crystal merasa sangat kesepian. Ingin berteman tapi tidak tau dengan siapa, 3 tahun lalu, selain sekolah ia selalu di kurung dalam rumah bagaikan kelinci yang sudah tidak di pedulikan lagi hidup dan matinya.
Makan jika di berikan dan tidak makan bahkan sampai berhari hari. Tempatnya selama itu hanyalah Sebuah kasur untuk tidur, seolah itu di persiapkan untuk ancang-ancang kematian Crystal.
“Bangunlah! ”Echa masih menunggu Crystal untuk bangun dan menceritakan apa yang terjadi.
Crystal membuka matanya, namun ia tidak bangun dan memalingkan wajahnya terlihat seperti sedang menghindar.
“Apa kau akan berlari saat memiliki tenaga karena ingin menghindari ku?”Tanya Echa dengan matanya yang berkaca-kaca. “Apa aku terlihat menakutkan sampai kau memalingkan wajahmu seperti itu? ”Lirih Echa. Tatapannya terus memandangi kaki dan tangan Crystal yang penuh dengan lebam.
Tetapi terlihat jelas bahwa David sepertinya sangat melindungi wajah Crystal. Selain bekas tamparan dan sudut bibirnya yang sobek, tidak ada lebam atau luka lainnya di wajah Crystal.
“Jawab aku! ”Sentak Echa membuat Crystal terkejut.
“A-aku.... ”Crystal beranjak dari tidurnya dan nampak sangat ragu untuk menceritakan apa yang terjadi. Crystal masih kekeh dengan perkataan ibunya tentang kepercayaan.
“Maaf Echa, aku takut jika kamu mengalami hal yang tidak tidak kalau bersangkutan tentang hal ini, jika kamu bisa mendengarkan perkataanku ini maka, lupakan lah hal yang kau lihat semalam. ”
“Aku hanya tidak ingin jika kau terluka karena aku, terlebih aku masih asing bagimu, dan tentu sebaliknya. ”
“Maaf jika selama ini aku merepotkan mu, sebaiknya kamu pulang, Kamu juga pasti punya kegiatan di hari minggu ini”
Dengan menunduk dan senyuman yang di paksakan, Crystal tidak ingin terlihat lemah di depan Echa. Ia berbicara seolah tidak terjadi apapun.
“Siapa dia? Kenapa dia memukulmu, terlihat dia seumuran ayahku, apa dia adalah ayah mu? ”Banyak pertanyaan yang di lontarkan Echa untuk Crystal.
“Tidak perlu cemas. Sekarang pulanglah. ”Lirih Crystal.
“Aku akan tetap disini sampai kau membaik! ”Ucap Echa yang sebenarnya tidak ingin meninggalkan Crystal.
“Aku harus pulang sebelum siang hari. Atau sesuatu yang lebih buruk mungkin akan terjadi. ”Crystal bergumam saat menunduk, dan itu di dengar oleh Echa.
“Mau aku antarkan pulang, kau kenal Widra bukan, aku akan menelpon nya agar dia mengirimkan kita mobil dan sopir. Kamu hanya perlu bersiap dan tunggu aja, oke. ”Ujar Echa, ia sungguh tidak ingin meninggalkan Crystal setidaknya sampai ia benar benar sampai di apartemen.
hm apartemen, Echa sebenarnya tidak mengerti saat mendengar Crystal bergumam, ia berpikir kalau Crystal ingin pulang ke apartemen dan bukan ke rumahnya. Echa tidak sampai berpikir ke sana karena Echa bahkan tidak tau kalau Crystal punya rumah lain selain apartemen.
Tidak ada angin tidak ada hujan, air mata Crystal tetiba menetes dengan derasnya, jujur dirinya sudah tidak bisa menahan air mata itu lagi.
Echa mengerti, masalah semua orang berbeda. Namun masalah Crystal kini lebih buruk, kondisi mental dan tubuh Crystal sudah babak belur, Echa bisa melihatnya dari senyumannya, senyum getir yang menyedihkan.
Crystal kini terlihat seperti kelinci yang di kurung dan menjadi sasaran para binatang buas. Hidup dan matinya tergantung pada kandangnya yang kuat atau tidak, jika kandangnya kuat maka ia bisa bertahan lebih lama lagi, tapi jika tidak maka, hidupnya tidak lama lagi akan berakhir dengan sadis, dan seseorang harus menjadi kandang kelinci itu agar bisa tetep membuatnya bertahan lebih lama lagi. Kandang yang bisa membuatnya hidup nyaman layaknya rumah sendiri.
“Bukan apartemen tapi rumahku. Tidak, lebih tepatnya rumah orang itu. ”Ucap Crystal seraya melepas paksa impus yang terpasang di tangannya, dan mengusap air matanya.
“Orang itu? ”
“Jangan bilang.... Orang itu benar benar ayah mu? ”Entah mengapa pikiran itu langsung terucap di bibir Echa. Tentu saja, ia tak menyangka bahwa seorang ayah bisa sangat kejam sampai ke titik itu. Mestinya alasan Crystal ke rumah David mungkin untuk melaporkannya, tapi dengan di dampingi seorang polisi, dan itu pun harus mendatangi kantor polisi terlebih dahulu. Karena itulah pikiran menebak kalau Orang itu adalah Ayah dari Crystal terlintas dipikiran nya.
Dan orang itu. Crystal bahkan sampai tidak mampu memanggilnya dengan sebutan ayah, membuat Echa lebih tekejut lagi.
“Maaf tapi aku harus pergi sekarang! ”Ucap Crystal lalu mengambil tas yang berisi pakaiannya di dalam laci meja kamar tesebut.
^^^Visual Double Face S1^^^
...Crystal lavanya Ezevil...
...Jefrie Reymonza Agraish...
...Alfaro beth Agraish...
...Echa Edmund...
...Aron Zidan son...
...Kevin Son...
...Angel Son...
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments