03. Hari yang tadinya kacau mulai tersusun kembali

Ramainya suara perpaduan antara sendok, garpu dan piring menggema di aula kantin itu. Keringat koki Lena dan Jefrie mulai berjatuhan karena kewalahan.

Jefrie Reymonza, penerima beasiswa yang memiliki nilai dan prestasi tinggi. Memiliki 3 saudara dengan dirinya sebagai anak tengah, Walau memiliki seorang kakak yang juga bekerja, namun dia merasa masih memiliki tanggung jawab dikeluarga nya. Lalu di mana orang tua mereka?

Jangan ditanya lagi, yang Jefrie tau mereka kabur karena terlilit hutang, pemberi hutang terus saja mencari mereka kemanapun mereka pergi.

Namun orang tuanya selalu saja berhasil kabur, dan malah selalu menemukan 3 saudara yang tidak berdaya. Alfaro selaku kakak dari Jefrie dan keyla hampir seringkali ingin menyerah dalam kehidupan.

Namun apa boleh buat, ia memiliki adik-adik yang harus di lindungi dan juga mereka percaya bahwa hidup hanya sekali dan tidak boleh di sia siakan. Pasti akan ada sedikit lubang cahaya yang menerangi mereka nantinya.

“Apa yang kau lakukan tadi, kenapa tumben sekali terlambat seperti itu? ”

“Ada sedikit kendala Bi, Beberapa anak menghalang tadi, hanya itu saja,”Jelas Jefrie yang menjawab pertanyaan Koki Lena.

Koki Lena Mendadak menyelipkan sejumlah uang ke kantong seragam Jefrie. Jefrie yang penasaran mengambil uang itu dan menghitung nya.

“Apa ini bi? Bukankah ini terlalu banyak untuk gaji mingguanku? ”Tanya Jefrie yang merasa janggal setelah menghitung uangnya.

Koki Lena tersenyum, Wanita paruh baya itu mengusap lembut kepala Jefrie, sedih rasanya melihat seorang remaja bekerja begitu keras, padahal ia juga adalah seorang ibu tunggal, membayangkan posisi Jefrie dan putranya tertukar, hatinya terasa tersayat,

Beliau pun menampik bayangan itu karena takut, dan mulai membantu Jefrie sebisanya.

“Ambil saja sisanya dan berikan pada adikmu, kemarin aku melewati sekolah adikmu saat akan menjemput putraku, dan melihat kalau keyla semakin kurus saja, katakan padanya untuk membeli makanan enak agar dia bisa gemuk seperti dulu,”Ujarnya.

Jefrie merasa sedikit terharu karena masih ada orang yang baik, namun.....

“Tidak bi, putra bi Lena mungkin lebih membutuhkannya untuk membeli perlengkapan sekolah. tentang keyla, bibi tenang saja. Nanti malam adalah hari ulang tahunnya. Aku akan memberikan kejutan dengan banyaknya makanan enak yang selama ini dia inginkan dengan uang yang selama ini ku kumpulkan, bibi jangan khawatirkan keluarga kami, kami akan berusaha keras untuk bertahan. ”Jefrie lebih memilih untuk menolaknya dengan lembut sembari mengembalikan sisa uangnya.

“Sebagai orang tua, aku merasa gagal saat melihat anak seumuran putraku bekerja begitu keras, dan aku tidak bisa membantunya, maafkan orang tua yang bodoh dan tidak berdaya ini nak...”Lirih Lena dengan air mata yang mengucur.

Sekali lagi Jefrie terharu, ia juga ingin menangis saat itu, namun ia menahannya dan memilih untuk menenangkan Bi Lena yang menangis terisak-isak. Jefrie meresa ia akan terlihat lemah jika menguraikan rasa sedihnya di depan Bi Lena.

Tangannya terangkat dan menepuk pelan bahu Bi Lena.

Brak!!

“Akhh apa ini Echa? kau curang lagi! ” Pekik Crystal.

“Apa maksud mu? Kau lah yang tidak sengaja menyenggolnya, lalu kenapa kau menyalahkan ku? ”

Ucap Echa yang membela diri.

“Jika kau tidak ribut maka ini tidak akan-”

“Kalau gitu ayo kita susun ulang.”Ucap Echa yang memotong perkataan Crystal dan membuatnya kesal.

Di kelas yang sepi itu, mereka bermain Jenga di lantai. Ya di lantai dengan sebuah alas tikar yang tebal agar pakaian mereka tidak kotor, karena jika mereka bermain di meja, susunan jenga akan mudah roboh jika sedikit digoyangkan. Walau sekolah elit dengan meja yang kokoh, mereka berdua tetap saling tidak percaya.

Kalian pasti tau game Jenga bukan?

Permainan jenga ini bisa dimainkan 2 – 10 orang, pada dasarnya jenga dimainkan dengan cara memindahkan satu buah balok dari susunan mana saja, dan diletakkan disusunan paling atas (diletakkan saling-silang dengan susunan balok sebelumnya), memindahkan baloknya tidak boleh menggunakan dua tangan, setelah pemain pertama selesai memindahkan balok, diikuti pemain kedua, ketiga, dan seterusnya sampai susunan baloknya jatuh berantakan, yang menjatuhkan susunan balok tersebut, dialah pemain yang kalah.

Echa selalu membawa balok balok itu ke sekolah dan berharap ada yang mau bermain dengannya. Permainan kekanak-kanakan itu, di sekolah elit, yang benar saja kalau ada orang yang mau bermain dengannya.

Namun di hari itu ia bisa bermain dengan baloknya bersama siswa baru. Walau terlihat kekanak-kanakan, Crystal terlihat begitu menikmatinya. Hari yang tadinya kacau, mulai tersusun lagi karena hal-hal sederhana saja.

Setelah bermain beberapa kali lagi, Crystal sudah sangat kesal dan semakin antusias karena selalu merobohkan balok balok tersebut.

“Ha~ udah-udah, kau selalu saja merobohkannya.” Rengek Echa yang sudah mulai bosan karena Crystal selalu saja merobohkan baloknya. Yah memang, gadis seperti Crystal tidak pernah bermain permainan anak anak, semakin sering Crystal merobohkan, ia semakin bersemangat untung bermain, walau menyusun balok berulang-ulang sekalipun.

“Gak ada. Gak ada, Pokoknya aku akan bermain sampai kau yang merobohkannya dan-”

“Crystal aku haus, keluar yuk !”Ajak Echa yang memotong antusias Crystal begitu saja. Karena tidak mungkin kan Crystal terus ngotot main, sedangkan Echa kelelahan dan bahkan kehausan. Mau tidak mau Crystal harus menyelesaikan permainan itu.

Mereka pun keluar dan menuju ke mesin penjual minuman kaleng terdekat. Crystal memasukan beberapa koin dan menunggu mesinnya menurunkan minuman. Namun, setelah beberapa saat menunggu minuman tak kunjung turun.

Merasa penasaran Crystal menggoyang dan menggebrak mesin dengan sekuat tenaga.

“Apa kau benar benar tidak pernah berolahraga?”Tanya Echa dengan sedikit gemas saat melihat Crystal menggoyangkan mesin, namun mesin nya tidak goyang.

“Itu- Lalu bagaimana denganmu? Apa kau pernah berolahraga? Sepertinya sejak tadi kau hanya membahas tentang kekuatan saja. ”Tanya balik Crystal Sembari mengangkat lengannya dan memperlihatkan ototnya yang kempis alias tidak ada otot.

Pipi Crystal merah merona malu saat melihat lengan kurusnya, ia menurunkan tangannya dan berusaha menyembunyikannya dibalik tubuh kurusnya, lalu terdiam sesaat.

Pft...

Echa hampir tertawa saat melihat tingkah Crystal yang imut saat pipinya merona. Echa kembali meluruskan ekspresi nya.

“Lihat ya.... ” Ucap Echa seolah akan memperlihatkan sesuatu...

Brak!!....

Mesin penjual minuman di tinju seperti samsak saja...

‘Bersambung’

Di like dong bun 😅

Koment dan tambahkan Fav ya hihihi😁

.

.

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!