Crystal menatap dingin ponselnya, dengan nama David Ezevil yang tertera di layar ponsel.
“Kenapa tua bangka ini selalu menelpon, dada ku sesak rasanya saat mengeja namanya. Dan lebih buruknya lagi Aku memiliki nama belakangnya, cih. ”Decih Crystal merasa kesal. Ia mematikan daya ponselnya dan lanjut berjalan menuju kelas. Sungguh, sikapnya kali ini amat sangat berbeda dengan dirinya yang tersenyum di hari pertama.
Baru saja ia akan masuk ke ruangan kelasnya, tetibasaja seseorang menariknya dari belakang dan menyeret Crystal ke arah toilet.
Ahhkhh
Crystal terkejut dan reflek menutup matanya dengan kuat karena takut.
“Ini saya non! ”Seru seseorang dengan suara wanita nya yang lembut dan terdengar menenangkan.
Gadis yang menutupi matanya sengat takut sedari tadi, perlahan mulai membuka matanya dan melihat sosok yang tidak asing baginya.
“Bi Emma?! ”Panggil nya.
“Bibi kok bisa ada di sini ? Gimana cara bibi masuk, bukannya keamanan di sini sangat ketat ya? ”
“Lupakan itu non! Dan tolong, sesekali angkatlah telepon dari tuan David! Pagi-pagi saya di suguhi omelan karena semalam nona tidak menjawab telpon dari tuan, sampai-sampai saya harus bekerja disini agar bisa masuk ke sekolah yang besar ini. ”
Tanpa basa basi Bi Emma yang di panggil namanya oleh Crystal langsung mengatakan tujuannya datang ke sekolah tersebut.
Dengan celemek yang masih di pakainya, dan keadaan yang sedikit berantakkan, sesaat membuat hati Crystal sedikit tergerak. Karena terlintasnya sesosok ibu yang belum di ketahui dimana keberadaan nya saat ini.
“Tolong ya non?! ”Pintanya lagi karena crystal tidak menjawab.
“Maaf bi. Tapi, setiap menjawab telpon dari pria itu membuat dadaku sesak, lebih baik bibi pulang dan katakan pada mereka kalau aku, Crystal tidak akan kembali lagi kerumah itu.”
“Dan katakan padanya aku bahkan tidak akan menjawab telpon darinya, kecuali jika itu menyangkut tentang ibuku. ”
Hendak pergi setelah menjelaskan semuanya, setelah berbalik dari hadapan bi Emma, Crystal di kejutkan oleh seseorang yang telah mendengar semua pembicaraan mereka.
Terus terang, gadis itu amat sangat gugup kalau kalau rahasia yang selama ini ia sembunyikan akan terbongkar saat melihat sosok tidak asing di depannya.
“Aku hanya merasa penasaran saja. Tidak ada di kelas setelah hari keduanya di sekolah, kemana perginya anak pintar yang bernama Crystal ini. Danyang paling tidak disangka lagi aku mendengar perbincangan penting. ” Ucap Sivaya dengan lagaknya yang terkejut dibuat buat.
“Jika sudah mendengar, mulutnya jangan lemes. Awas saja jika ada rumor yang tidak-tidak tentang aku! ”Ancam Crystal. Lalu pergi begitu saja melewati Sivaya.
“Ayolah, Crystal! Percaya padaku sekali ini saja, dan jadikan aku sebagai teman dekat mu, Hanya aku! ”Dengan penuh antusias Sivaya menyusul langkah Crystal dengan akrab dan meyakinkannya.
Ya.. Mereka sudah mengenal sejak awal, Sivaya adalah bawahan dari ibunya Crystal. Dan tentu saja dari awal hanyalah akting Sivaya dan Crystal saja, pura-pura terkejut, juga senyuman, agar tidak ada yang menyadari kalau mereka sudah saling mengenal saja.
Gadis itu sudah memberikan Sivaya kesempatan untuk mendapatkan kepercayaan nya. Namun saat di masukan ke kelas paling rendah itu, ya tentu saja kepercayaan nya sedikit memudar.
“Bagaimana aku bisa mempercayai orang yang mendukung wanita itu!”Ucap Crystal dan wanita yang di maksud tentu saja ibunya.
Sivaya tidak lagi mengatakan apapun karena mereka sudah ada di lorong kelas. Jika mereka membicarakan sesuatu takutnya akan di dengar seseorang.
Lalu bagaimana dengan bi Emma....Tentu saja beliau kembali ke dapur kantin untuk membantu Koki Lena. Wanita paruh baya itu sungguh bingung dan takut kalau kalau ia di pecat atau di omelli oleh majikannya di rumah, karena tidak bisa meyakinkan Crystal untuk menjawab telepon apalagi pulang ke rumah.
.
.
.
Di ruang tamu yang megah, seorang Pria misterius yang sama sedang duduk dan terlihat seperti menunggu seseorang. Sembari meminum secangkir kopinya yang hangat, ia mendengus kesal karena sudah 1 jam lamanya ia menunggu orang lain.
“Jika anak itu tidak datang dalam waktu 1 menit lagi saja, maka aku akan membuat kakinya itu buntung! Biar sekalian tidak bisa jalan!”Geram pria misterius itu.
Baru saja ia selesai menggerutu, pintu yang besar dan tinggi itu terbuka lebar. Terlihat seorang pria dengan jas merahnya berjalan dengan gagah dan bangganya, tersenyum cengengesan saat melhat wajah kesal pria misterius.
Yah... Sosok tidak asing itu tidak lain adalah Kevin Son,
Sosok pria tampan yang bisa dengan santainya mempermainkan pria misterius selaku kakak kandungnya sendiri.
“Kemana saja kau?! Tidak bisakah datang tepat waktu? Kau membuat ku jengkel saja. Apa perlu kakimu itu aku potong, maka aku tidak perlu repot repot memanggilmu lagi. ”Gerutu lagi pria misterius itu.
“Aku ini adikmu, bukan bawahan mu. Kau selalu saja menganggap ku bawahanmu, tolong hormati dan hargai aku sebagai adikmu, kakak sayang. ”Kevin memanyunkan tubuhnya, layaknya seorang anak kecil yang kecewa.
Pria misterius itu tentu saja merasa risih dan jijik hingga terpaku melihat kelakuan yang tidak sepadan dengan umurnya.
“Jangan bertingkah yang tidak sesuai dengan umur mu, kepalamu itu sudah hampir tiga. Jangan membuat ku mual dengan ekspresi jijikmu itu! ”
Ucapan pedas itu terasa menusuk di telinga Kevin. Ia langsung duduk tanpa mengatakan apapun, karena mau bagaimanapun perkatan pria misterius itu benar adanya.
“Jadi ada apa, sampai-sampai orang penting sepertimu memanggilku? ”Tanya Kevin.
“Menikahlah, aku sudah mencarikan wanita untuk kamu nikahi! ”Perintahnya pria misterius itu.
Tidak merasa terkejutatau apapun, kevin malah memutar bola matanya malas. Ia terlihat sudah terbiasa dengan perkataan kakaknya itu.
“Jika mau menikah, kau saja. Aku akan tetap bersenang-senang seperti ini, jangan memaksakan kehendakku. Karena aku tidak ingin membuat hal penting dalam hidupku menjadi tidak suci. ”Hal penting yang di ucapkan Kevin tidak lain adalah pernikahan.
Bagi Kevin atau semua orang dengan pikirannya yang jernih, Pernikahan sangat lah sakral, suci dan tidak boleh di nodai dengan setetes dosapun. Kevin tidak ingin momen satu yang spesial itu dihadapi dengan orang yang tidak ia kenal.
“Setidaknya berkenalan lah dulu, kamu akan kuberikan waktu satu bulan untuk lebih bisa mengenalnya. Aku akan mencarikan wanita lainnya jika kau masih tidak tertarik dengan wanita yang aku rekomendasi kan kali ini. ”
Ucap pria misterius itu meyakinkan Kevin, namun di balas dengan tatapan tajam Kevin karena tidak menyukai kata ‘rekomendasi’ itu.
“Apa kau pikir wanita itu barang yang bisa kau rekomendasi kan! ”
Bersambung
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments