Di atap, tempat Crystal menunggu Jefrie.
Ia pertama kali naik ke atap gedung sekolahnya itu, langit yang biru saat mendongak , dan pepohonan yang hijau saat memandang ke bawah. Asli, pemandangan itu sangat cocok untuk hati dan mata Crystal, tenang dan indah. Itulah yang di rasakannya.
Menghirup udara segar dari atap dengan senyum lebarnya, senyum itu tampak jernih dari pada sebelumnya. Terlihat seperti lebah yang senang karena menemukan bunga langka untuk di hisap sarinya.
Jefrie yang baru saja naik ke atap itu tanpa sengaja melihat senyuman itu, sudut bibir Jefrie sedikit tertarik dan membentuk sebuah senyuman tipis kala memandang Crystal.
“Kenapa memanggilku kemari? ”Senyuman yang nyaman menghilang begitu saja saat suara yang tidak asing mendekatinya.
Crystal membalikkan tubuhnya dan menatap langsung mata Jefrie dengan intens. Jefrie mengerutkan dahinya dan senyuman tipis itu, tentu saja menghilang bersamaan dengan perubahan raut wajah Crystal.
“Tentang kemarin, A-apa kau... ”Crystal tidak menyelesaikan kalimat nya dan malah menundukkan kepalanya dan menatap sayu lantai atap itu.
Lagi-lagi Jefrie di bingung kan dengan sikap Crystal.
“Memangnya ada apa dengan kemarin? ”Tanya Jefrie penasaran, sebab gadis itu tidak menyelesaikan perkataannya.
“Kau tidak...melihatnya bukan? ”Lirihnya tanpa menatap mata Jefrie.
“Tidak! ”Jawabannya membuat kepala Crystal mendongak dan menatap wajah Jefrie.
“Benarkah? ”
“Tapi apa kau tahu apa yang aku katakan ini, karena jika tidak tahu kau tidak mungkin mengatakan ‘Tidak’dengan mudahnya? ”Lanjutnya dengan bertanya untuk memastikan..
“Iya itu maksudku, Aku tidak mengerti dengan apa yang kau katakan. ”Jelas Jefrie bohong, kenyataannya Jefrie memang mendengar sendiri pertengkaran Ibu dan anak itu, namun setelah Crystal mendorong ibunya paksa dari Unit, pemuda itu sontak bersembungi dari balik tembok. Setelah keadaan sedikit membaik barulah Jefrie memencet bel dan memberikan makanan yang Crystal pesan.
Senyuman senang terukir lagi di wajah Crystal dan itu membuat sudut bibir Jefrie sedikit terangkat.
“Jika kau tidak tahu maka tetap lah seperti itu, okey?!” Seru Crystal lalu berlari turun dari atap itu, langkah kakinya yang cepat seolah membuat nada musik di telinganya.
Ia sangat senang, namun tanpa Crystal sadari, kotak musik yang tidak pernah dibuka ternyata sudah terdengar suaranya.
Sementara Jefrie, pemuda itu tersenyum manis saat melihat kelakuan Crystal layaknya anak kecil yang tidak ingin rahasianya terbongkar.
Namun seharusnya Jefrie tidak boleh tersenyum saat orang lain terlihat kesusahan seperti Crystal, namun apa poleh buat, perilaku gadis itu terlihat sangat manis bahkan bisa membuat pemuda yang jarang menarik sudut bibirnya karena terlalu sibuk kini bisa tersenyum seperti itu.
Berjalan dan turundari atap itu membuat Jefrie terlihat seperti menguntit Crystal. Crystal yang merasa di ikuti berbalik dan ingin tahu siapa yang di belakang nya.
Namun sebelum bisa melihat wajah orang yang mengikutinya, ia di kejutkan dengan bidang dada yang lebar dan kekar tepat satu langkah saja dari Crystal.
“Wahhjk!!! ” Kejut Crystal, ia melangkahkan kakinya mundur, namun ia lupa kalau dirinya masih di lantai tangga, sehingga kakinya terkilir dan hampir terjatuh.
Untung dengan sigap Jefrie menahan tangan Crystal yang terulur saat terkejut dengan menggenggam kuat dan menarik tangan Crystal.
Tubuh Crystal amat sangat ringan sehingga itu lebih memudahkan Jefrie untuk membantu Crystal.
Gadis itu merasa tubuhnya di tarik. Dan benar saja, sudah tidak ada jarak diantara mereka kecuali wajah mereka saja.
“Hati-hati lah saat berjalan di tangga, untung ada aku, kalau tidak kepala mu pasti sudah pecah di bawah sana. ”Ujar Jefrie sembari menatap lembut mata biru Crystal, dan tentu saja dengan senyuman.
Melihat lesung pipi di wajah Jefrie saat tersenyum membuat Crystal tertegung.
“Apa kau baik-baik saja? ”Tanya Jefrie yang akhirnya memecahkan keheningan.
“Iya...”Ucap gadis itu sembari mendorong Jefrie sekuat tenaga.
Dan seperti yang Echa rasakan, Jefrie juga merasakannya, tiada tenaga yang keluar saat Crystal mencoba mendorongnya.
“Apa kau ingin selalu dekat dengan ku? Kamu bahkan tidak berusaha keras untuk menjauh. ”Ucap Jefrie yang sedikit menggoda Crystal.
“Siapapun tidak mau berdekatan dengan orang asing”
“Tolong lepaskan, aku merasa lenganku terjepit.” Lirih Crystal, dan dengan lembut Jefrie pun melepas pelukan yang tidak sengaja itu dengan pelan.
“Terima kasih”Ucap Crystal lalu pergi begitu saja. Jujur Crystal sangat gugup.
Ternyata begini rasanya di pegangi oleh lawan jenis. Kok rasanya kayak kesengat listrik ya. Gak seperti di film-film.
Namun baru saja jantungnya sedikit bergetar, ponsel yang ia pegang juga ternyata ikut bergetar, tertulis nama yang tidak asing membuat Crystal lagi lagi menghilangkan lukisan bibirnya.
David Ezevil.
Jefrie sedikit memiringkan kepalanya bingung dengan sikap Crystal yang berubah-ubah.
Berganti setelah memandangi Crystal yang semakin menjauh, ia melihat arloji yang setia melingkar di tangannya. Jefrie mengingat kala ia memiliki pekerjaan di perpustakaan sekolah SMA itu.
“Aku akan terlambat jika terus disini! ”Pekiknya lalu bergegas menuju perpustakaan.
Bersambung.
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments