Sudah 5 tahun sejak toko butik Angel di buka, selama 2 tahun mencari seorang model untuk promosi pakaian yang ia jahit sendiri tidaklah mudah.
Seketika melihat Alfaro yang keluar dari salah satu gedung dekat toko butik itu dengan tampang kecewanya, Angel tau betul bahwa anak itu baru saja di tolak.
Perlahan Mata wanita itu turun dan naik, seolah sedang memindai sebuah dokumen. Merasa cocok Angel mendekati pria itu, yang tidak lain adalah Alfaro.
Jarak mereka hanya tinggal 2 langkah saja setelah Angel memberanikan diri mendekatinya. Baru saja membentuk senyuman, pria yang sedari tadi hanya menunduk kini mengeluarkan setetes air mata.
“Kau menangis!? ”Tanya Angel dengan nada tinggi, karena tidak menyangka pria tampan di depannya mengeluarkan tetesan mata.
“Siapa anda? ” Tanya pria tampan itu yng tidak lain adalah Alfaro.
“aha, perkenalkan saya pemilik toko butik di depan sana, jika anda membutuhkan perkerjaan, maka bisa langsung di terima dan mulai bekerja hari ini! ”Jelas Angel dengan antusias.
“Memangnya apa yang bisa saya lakukan di toko butik anda? Dan lagipula, saya hanya lulusan SMA. Apa saya bisa membantu di toko anda? ”Tanya Alfaro sekaligus jujur dengan tamatan sekolahnya.
Anggel tampak tersenyum penuh arti. “Tenang saja, hanya dengan wajah dan tubuh anda, itu sangatlah membantu toko saya. ”
Memutar otaknya dan mencerna perkataan Angel, sungguh Alfaro tidak tau, pekerjaan yang membutuhkan wajah tampan dan tubuh yang lumayan.
“Apa kau mau menjual ku ke wanita-wanita tua kaya? ”
Terlintas hanya itu yang di pikiran Alfaro. Angel yang mendengar itu sontak Menepuk jidat nya sendiri.
“Apa kau bodoh? Apa kau pikir butik menyediakan Wanita tua kaya? Aku hanya ingin menjadiknmu model.... ”
“Baik lah saya menyetujuinya! Saya akan bekerja dengan keras! ”
Belum selesai Angel menjelaskan pekerjaan Alfaro, pria itu lebih dulu menerima tawaran yang Angel berikan. Tanpa lagi memikirkan kan janji yang orang tuanya berikan, Alfaro tidak kuat jika harus melihat adik adiknya menjadi gelandang.
Dan seperti itulah alfaro mendapat pekerjaan 3 tahun lalu.
*
*
*
*
Brak!
Seorang pria paruh baya, yang merupakan bawahan sang pria misterius mendobrak pintu begitu saja, terlihat tergesa gesa seperti ingin mengatakan sesuatu yang sangat amat penting.
“Apa kau tidak di ajarkan sopan santun oleh orang tuamu? ”
Sentak pria misterius.
“Maaf tuan, tapi ada hal penting yang harus saya katakan! ”
Desak pria bawahan itu.
“Katakanlah! ”Baru saja di izinkan oleh tuannya itu, seseorang yang tampak akrab lagi lagi masuk tanpa seizin pria misterius.
“Kalian kakak beradik ya, sama sama tidak punya sopan santun! Cih! ”Decihnya pria misterius dengan kesal.
“Hehei, Aku seorang Kevin Son punya kedudukan tinggi, enak saja kau mengatakan aku tidak punya sopan santun, ya tidak grey? ”Ucap Kevin lalu menoleh dan melingkarkan lengannya pada sang bawahan yang di panggil Grey itu.
“Tuan anak yang melapor tempo hari-”
“Hei hei, santuy. Tarik nafas, buang, tarik nafas, buang. Baru bicara dengan tenang, oke? ”Laporan mendesak di hentikan oleh Kevin dengan arahan pernafasan. Dan anehnya Si grey menurut dan benar benar melakukan tarik nafas, buang itu.
“Kau ini mengacau saja Kev, Tidak bisa kah kau keluar sebentar, apa kau tidak melihat kalau laporan ini mendesak! ”
Perintah si pria misterius yang sudah naik darah kala Kevin terus mengganggu.
Pagi-pagi yang ingin ia awali dengan segelas wine, kini malah di ganggu oleh laporan grey, dan gangguan Kevin.
Sang Pria misterius merasa kalau mereka pasti bersekutu hanya untuk mengganggu nya saja.
“Kalian berdua keluarlah, jika tidak ada hak penting. Aku masih ingin istirahat!”Titahnya.
“Tapi tuan-”
“Sudah, ayo kita keluar saja, bos mu ini memang brengsek, kita bahas lain kali saja, Ayo! ”
Lagi lagi Kevin, memotong pembicaraan Grey dan menariknya keluar dari ruangan itu.
Sementara Pria misterius, ia melanjutkan aktivitas Wine nya, mata pria itu memandang ke jendela yang tertutup tirai, namun terlihat matanya memandang jauh, seperti sedang melihat seseorang yang menjadi bayangannya.
“Apa kau mau mengatakan tentang informasi itu?”Diluar ruangan Grey sedang di banjiri satu pertanyaan yang keluar dari mulut Kevin.
Karena dinding ruangan itu kedap suara, jadi Pria misterius itu tidak akan mendengar percakapan mereka.
“Iya, selama ini kan, tuan selalu mencarinya, setidaknya saya harus melapor ini kepada tuan!”Jelas Grey membuat Kevin mengerutkan alisnya.
“Lain kali, jika mendapatkan Informasi seperti ini lagi, laporkan dulu padaku, dan jangan memberitahu tuan mu itu. Kau mengerti! ”Ucap Kevin pelan namun penuh penekanan.
“Iya tuan! ”jawab Grey dengan tegas, namun dalam lubuknya yang paling dalam, ia sangat takut kepada Kevin.
Parasnya memang terlihat seperti pria lembut, namun jika ada hal yang memancing amarahnya, ia mungkin akan menjadi Hyena super gila.
*
*
*
Di SMA Golden Time, jam sudah menunjukan waktu istirahat, dan banyak siswa beramai ramai menuju kantin untuk makan siang mereka.
Tentu saja, Jefri seperti biasa membantu koki Lena membagikan makanan sebagai pekerjaannya.
Pyar!
Seorang gadis baru yang tidak lain adalah Crystal tidak sengaja menjatuhkan sebuah piring kaca. Pecahan piring itu berceceran dimana mana.
Crystal tidak tahu harus apa lagi. Terlebih raut wajahnya yang terlihat menghawatirkan sesuatu.
“Ma-Maaf.... ”Lirih Crystal seraya memungut pecahan piring itu. Karena Crystal populer disana, banyak para siswalaki laki hendak membantu Crystal. Namun salah satu dari mereka malah tidak sengaja menyenggol Crystal.
Tidak ingin terjatuh, Crystal berusaha menahan diri dengan menepakkan tangannya di lantai. Namun alhasil tangannya malah mengenai belahan piring itu.
Echa yang sedari tadi menunggu Crystal di meja makan pilihannya, merasa bingung.
“Kemana anak itu pergi? Apa mungkin ia tersesat?”Gumam Echa yang berpikir mungkin Crystal tersesat, karena baru kali ini ia mampir ke kantin.
Mata Echa berkeliling mencari sosok cantik itu, namun perhatiannya ter alihkan saat melihat keramain yang bergerombol.
“Apa mungkin!? ”Seru Echa yang menyadari adanya Crystal di tengah tengah keramaian.
Hanya rambut kuning keemasan itu saja yang mencolok di antara banyaknya siswa berjongkok saat menolong Crystal.
Sontak Echa berjalan cepat menghampiri keramaian itu. Dan benar saja, saat masuk di keramaian itu yang Echa lihat hanyalah darah di antara sela sela jari Crystal yang terus mengucur.
Tidak ada yang berani membungkus tangan Crystal menggunakan saput tangan, karena masih ada sisa belahan kaca yang menempel di tangannya.
“Crystal ! ”Sontak Echa yang membuat Crystal terkejut. Crystal sadar dari lamunannya dan mendekati Echa dengan wajahnya yang masih Khawatir.
“Si Kurir itu! ”Gumaman Crystal tampak membuat Echa bingung bahkan mengerutkan dahinya.
Namun Echa tidak mempedulikan perkataan Crystal dan dengan cepat membawanya ke ruangan kesehatan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments