02. Dia anak baru itu

Di kelas lain, tepatnya kelas 3-7 seorang remaja pria hendak merapikan dan memasukan bukunya ke dalam tas, namun tasnya direbut dan bongkar isinya oleh beberapa anak nakal di sana.

“Kalian ngapain?”Tanya anak yang mempunyai hak atas tas nya.

Anak anak yang mengganggunya, mereka adalah triplets.

Juna, Widra dan Satya.

“Ayolah Jef, gabung aja sama kita! , jadi kau tidak perlu membabu terus dikeluarga mu. ” Ucap satya.

Jefrie yang punya hak atas tasnya pun menggepalkan tangan erat, seolah siap untuk memukul wajah mereka yang tersenyum dengan bangganya setelah mengolok-olok keluarganya tanpa mengetahui apapun. Namun, apa boleh buat, penerima beasiswa harus waspada dengan perilakunya agar beasiswanya tidak terancam.

“Kembalikan tasku! ” Ucap Jefrie yang meminta kembali tas miliknya.

“Emangnya Kau cuman punya tas ini aja ya? Gak ada yang lain gitu sampai kau keliatan takut gitu?”Olok-olokkan Juna keluar begitu saja dengan lagaknya yang sombong tanpa pikir panjang.

“Kembalikan! ” Pekik Jefrie. Seolah urat nadinya terputus ia hampir saja mengayunkan kepalan tangannya ke wajah Juna. Namun, permintaan Widra membuat dirinya sadar dan mengurungkan niatnya.

“Hei Jefrie Reymonza Agraish, tolong kau antarkan ini ke kelas 3-9. Nanti akan aku kembalikan tas milikmu.”Pinta Widra seraya mengambil tas Jefrie dari genggaman Juna dan memberikan Piper bag ke tangan Jefrie.

Kedua saudranya langsung tidak habis pikir dengan kelakuan Widra, padahal bagi mereka, ini adalah waktu yang tepat untuk mengganggu Jefrie yang sok cool menurut mereka.

Ya, sikap menyebalkan Jefrie membuat mereka kesal. Selalu sibuk bekerja dan selalu menolak ajakan mereka, Tentu saja itu melukai harga diri Triplets.

“Harus ku berikan kepada siapa? Lebih cepat lebih baik bukan?”Desak Jefrie sembari mengambil langsung piper bag itu karena ingin cepat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Widra.

“Anak pintar. Letakkan saja di bangku yang paling ujung.”Senyum tipis widra setelah mengatakan kalimatnya, dan berbalik pergi. Tentu saja diikuti oleh kedua saudaranya dengan tas yang terus saja berganti tangan.

Jefrie yang hanya menghela nafasnya, mulai beranjak dan menuju kelas 3-9.

Sebelum melangkah masuk ke kelas itu, di sana Jefrie melihat Crystal yang tengah menggeletakkan kepala nya di meja. Terlihat kecewa, Jefrie memandangi Crystal yang menghela nafasnya dengan berat.

“JANGAN MENDEKAT! ”Teriakan tiba tiba dilontarkan Echa yang baru saja bangun dari tidurnya membuat Crystal melompat ketakutan.

Jika tidak mengingat tas yang masih disandra tiga saudara, Jefrie mungkin sudah tertawa lepas kala melihat Crystal yang melompat terkejut karena sebuah teriakan.

Dia anak baru itu.

Remaja itu hanya tersenyum tipis dan menebak dibatinnya saja.

Crystal yang tadinya masih terkejut, reflek langsung memukul pelan lengan Echa. "Apa yang kau mimpikan sampai teriak begitu? " Tanya Crystal terheran-heran.

Echa yang merasakan pukulan pelan itu, menatap Crystal dengan rasa penasaran. “Apa kau tidak pernah olahraga?”Tanya balik Echa yang sekaligus mengalihkan pembicaraan karena tidak ingin menceritakan hal apapun tentang mimpinya.

Crystal yang menyadari kalau Echa sedang mengalihkan pembicaraan itu tersadar begitu saja. Karena tidak ingin merasa tidak nyaman ia memutuskan untuk menjawab pertanyaan Echa.

“Emm- itu jarang sih, kar-”

“Weekend besok mau ketemuan gak?”Tanya Echa yang memotong perkataan Crystal.

Crystal mengedipkan matanya berkali-kali karena ajakan yang tiba-tiba. Echa yang melihat kebingungan itu paham dan hanya diam.

Kesunyian sementara itu cukup untuk membuat keadaan mereka canggung. Wajarlah ya kan baru kenal, mba Crystal emang anak yang pemalu sejak ia masih kecil.

Saat ia masih TK tak jarang anak anak d isana mengganggunya karena sifat anti sosialnya itu. Namun seiring berjalannya waktu tepatnya waktu ia pertama kali masuk sekolah menengah Crystal sadar bahwa ia tidak bisa terus-terusan hidup seperti itu.

Kita bahas itu dibab lain ya!

“Mau ke kantin? ” Pertanyaan Echa yang sudah dinantikan sejak tadi membuat Crystal antusias dan langsung menjawab “Ayo! ”

Namun sebelum beranjak Echa menemukan sebuah Piper bag di bangku paling pojok. Jarang ada siswa di kelas itu yang mau makan di kelas karena tidak ingin membersihkannya setelah makan.

Echa mendekati Piper bag itu dan melihat sebuah note yang bertuliskan untuk Crystal.

“Ini Sepertinya untuk kamu deh, makan ini aja ya? Dari pada ke kantin, jauh na. ” Rengek Echa.

Crystal hanya mengangguk dan menatap pintu kelas dengan dengan bertanya tanya orang baik mana yang memberikannya makanan. Bahkan ada sepucuk surat di atas kotak bekal itu.

...‘Kantin sangat jauh dari kelasmu, jadi makan saja bekal yang ku berikan, agar kau tidak perlu berjalan menggunakan kaki berhargamu itu. Setiap jam istirahat akan ku kirimkan bekal seperti ini untuk mu.’...

Crystal membacanya dengan penasaran, walau hari pertamanya berantakan, masih ada seseorang yang bisa merapikan dan berusaha memberikannya kenangan yang berharga.

Echa dan Crystal amat senang, berlari kecil ke bangku mereka lalu melahap perlahan makanan di piper bag itu dengan sedikit canda tawa.

Sedangkan di kelas 3-4, kelas yang ditempati oleh 3 bersaudara itu, dengan asik dan bebas memainkan tas Jefrie yang mereka sandra. Saat Jefrie masuk ke kelas mereka, ia langsung mengambil tas nya dan pergi.

“Apa dia ada di kelas? ” Tanya Widra tentang keberadaan Crystal. Widra tau, dengan kecerdasan Jefrie ia tidak perlu menyebut nama Crystal agar mengerti.

”Hm ada, tapi aku hanya menaruhnya di meja pojok kelas saja. ”Ucap Jefrie lalu pergi begitu saja.

“Thanks, ya. Lain kali aku akan meminta pertolonganmu lagi, oke? ” Ucap widra yang sedikit meninggikan suaranya agar didengar oleh Jefrie yang sudah semakin menjauh.

Walau tidak ditinggikan, Jefrie masih bisa mendengarnya. Jefrie keluar dari kelas mereka dan berlari menuju kantin.

Koki Lena yang selaku koki di kantin sana sudah menunggu Jefrie sedari tadi karena ia sudah kewalahan mengurus kantin sendirian.

Dengan nafas yang terengah-engah, Jefrie memasuki dapur kantin dan langsung memakai celemek dengan cepat.

“Maaf Bi Len, tadi ada sedikit masalah jadinya terlambat ”Jelas Jefrie yang langsung meminta maaf atas keterlambatan nya.

“Kita bahas itu nanti. Sekarang bantu aku bagikan makanan ini !”Pekik Koki Lena seraya memberikan sendok untuk Jefrie.

Jefrie sekali lagi menunduk meminta maaf dan mulai membagikan makanan kepada para siswa-siswi yang sudah tidak sabaran karena lapar.

‘Bersambung’

Dilike dong.

Koment dan tambahkan Fav ya hihiih😁

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

mutiara pink

mutiara pink

semangat

2023-02-05

4

Cellestria

Cellestria

laniut

2023-02-04

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!