Bus yang di tunggu-tunggu akhirnya datang. Keyla, Crystal dan penumpang bus lainnya langsung segera masuk agar bisa mendapatkan kursi untuk duduk.
Keyla, melihat Crystal langung duduk di kursi, ia lebih memilih berdiri dan memegang tiang bus padahal kursi di sebelah Crystal yang di dekat jendela terlihat kosong.
“Kenapa masih berdiri, duduk lah di kursi ini. ”ucap Crystal sembari bergeser dan pindah ke kursi dekat jendela agar Keyla mau duduk.
“Emm... Bolehkah? ”Tanya Keyla yang masih ragu untuk duduk.
“Kenapa tidak boleh ini kan kursi untuk semua orang, siapa saja boleh duduk, cepatlah sebelum orang lain duduk disini. ”Desak Crystal agar Keyla cepat duduk.
“Hm, iya. ”
Keyla benar-benar duduk si sampingnya saat itu. Sedangkan Crystal yang duduk di dekat jendela, menutup matanya dan merasakan angin yang menumbur wajahnya saat bus mulai melaju.
Keyla yang duduk di sampingnya diam-diam melirik Crystal, sampai pada akhirnya ia di kejutkan dengan suara ponsel yang berdering.
Karena takut semua orang terganggu, keyla memeriksa ponselnya. Mungkin saja ponselnya yang berdering karena kakaknya yang menelpon, tapi ternyata bukan ponselnya yang berdering.
Saat melihat sekeliling juga semua terlihat tenang.
Keyla lalu menoleh ke arah Crystal dan melihat ponselnya lah yang berdering. Ingin rasanya Keyla memanggil Crystal, tapi dirinya masih belum tahu namanya, dan sedikit ragu.
“Nak angkatlah telepon mu itu, suaranya sangat berisik. ”Ucap salah satu penumpang disana.
Keyla hanya semakin ragu saja untuk membangunkan Crystal, sampai akhirnya ia terpaksa melepas perangkat suara dari ponselnya sendiri dan memasangnya di ponsel yang tergeletak di paha Crystal, agar suaranya tidak terlalu mengganggu penumpang lainnya.
Crystal menyadari sesuatu saat itu, ia melihat Keyla yang memasang perangkat suara di ponselnya. Keyla yang takut Crystal salah paham langsung panik.
“I -itu tadi, hmm i-itu, A -anu, ”Keyla terbata bata, gugup dan takut kalau tingkahnya malah membuat Crystal semakin curiga, ia menarik nafas panjang panjang dan langsung melepaskan ponsel yang ia pegang.
“Itu ta-tadi, ponsel mu berbunyi dan mengganggu penumpang lainnya, jadi aku berinisiatif untuk memasang headset ini agar suaranya tidak di dengar orang lain. ”Jelas Keyla panjang lebar. Crystal melihatnya sedari tadi paham dengan apa yang di lakukan anak SMP itu, namun dia hanya diam dan membuat anak itu semakin merasa bersalah saja.
Raut wajah, pandangan matanya, dan senyumannya, entah kenapa itu hilang dari wajah Crystal, yang Keyla lihat waktu di bus saat itu hanyalah wajah cantik dingin Crystal. Ia kembali menoleh dan mengahadap ke jendela bus untuk merasakan angin yang menumburnya lagi.
Sedangkan Keyla, anak itu merasa lebih bersalah saat tidak di tanggapi oleh Crystal. Ia menutup matanya kesal dan mengumpat dirinya sendiri dengan kata ‘Bodoh kau Key.’
Sesampainya di halte bus tujuan mereka Crystal dan Keyla turun bersamaan. Keyla turun lebih dulu dari bus dan langsung berlari karena merasa malu dengan kelakuannya tadi.
Crystal yang melihatnya hanya tersenyum tipis, saking tipisnya sampai tidak bisa di lihat orang lain.
Ia melangkahkan kakinya kesebuah gang sekitar dan berhenti di apartemen Teenagers only. Apartemen itu ada di sebrang gang gelap, terkadang Crystal takut jika harus berjalan sendirian di malam hari.
Namun untung saja Crystal selalu berjalan di pagi hari saat akan ke sekolah dan melewatinya lagi sebelum matahari terbenam saat pulang sekolah.
Saat memasukan sandi pintu, pintu itu mulai terbuka dan Crystal masuk ke dalam ruangan yang gelap tanpa adanya cahaya lampu.
Menekan tombol lampu dan berjalan menuju kamar tempatnya beristirahat tanpa membersihkan diri terlebih dahulu, kamar itu mewah dan rapi walau seingat Crystal, ia meninggalkan kamar itu dengan keadaan porak poranda tadi pagi.
Crystal mengambil dan melihat bahwa ada perangkat suara yang terhubung di ponselnya, sontak ia teringat Gadis SMA yang duduk satu kursi dengannya di bus.
“I -itu tadi, hmm i-itu, A -anu, ”
“Harusnya aku mengatakan terimakasih tadi.”Gumam Crystal yang merasa tidak enak karena hanya diam saja saat anak SMP tadi.
Crystal beranjak dari kasur yang di tidurinya, menuju kamar mandi dan membersihkan dirinya. Setelah selesai ia melihat dirinya sendiri di kaca dengan wajah natural tanpa riasan.
Wajahnya yang natural sangat terlihat alami, lebih cantik dari pada saat ia memakai riasan. Seolah berusaha keras, Crystal membentuk sebuah senyuman dan mengingat perkataan Echa yang sama persis seperti perkataan ibunya.
Drt, drt, drt.
Senyuman yang Crystal bentuk entah mengapa langsung memudar begitu saja, kala melihat nama seseorang yang ada di layar ponselnya saat berdering.
David Ezevil.
.
.
.
“Kak! ”Panggil seorang gadis saat memasuki rumahnya yang terbilang amat sederhana.
Hanya ada ruangan dengan 2 kamar saja, meja makan dengan hanya 3 kursi kayu, dan 2 tikar dengan masing masing bantal.
“Apa ini, apa mungkin mereka mau tidur di lantai lagi malam ini? ”Guman gadis itu dengan penuh tanya.
“Key kau sudah pulang? ”tanya salah seorang pria setelah masuk ke dalam rumah tersebut, Keyla yang ada di rumah itu terkejut di buatnya.
Keyla menghela nafasnya dan memberikan ceramah pada kakaknya yang juga baru pulang sekolah.
“Kak Jefrie Reymonza Agraish. ”Panggil Keyla dengan nama lengkap Jefrie.
“Kalau mau masuk rumah setidaknya ketuk dulu pintunya, biar aku gak kaget”Ucap Keyla yang memberi peringatan untuk kakaknya Jefrie.
“Iya, iya maaf kakak lupa. ”Ucap Jefrie dengan cengirnya.
“Lalu kak Alfa dimana? ”Tanya Keyla yang sedari tadi memang belum melihat satu kakaknya lagi.
“Mungkin dia ada pemotretan. ”Ucap Jefrie bohong.
“Oh.”Tanpa curiga hanya satu kata itu yang keluar dari mulut Keyla.
Mengingat perkataan Kakaknya di balik ponsel Keyla menuju kamar mandi dan membersihkan dirinya.
Keadaan kamar mandi yang jauh dari kata sederhana, Keyla mandi sembari menghemat air karena tidak ingin jika kakaknya tidak kebagian air nantinya. Setelah mandi Keyla langsung menuju kamar Kakaknya untuk mengganti pakaian.
“Apa yang kau lakukan ? ”Tanya Jefrie saat keyla masuk ke kamarnya.
“Kata kak Alfa baju ku ada di sini, jadi aku masuk untuk ganti baju. ”Ucap Keyla seraya membuka lemari dan mencari pakaian nya.
“Ini. Memangnya ada apa dengan pakaian mu yang lain? ”Tanya lagi Jefrie yang penasaran sembari memberikan pakaian keyla yang ia temukan tergeletak di kasur nya.
“Apa kak Alfa tidak memberi tahumu kalau pintu kamar ku rusak dan sedang di kunci, tidak mungkin kan aku mendobrak pintu itu. ”Jelas Keyla panjang lebar dan Jefrie hanya mengangguk mengerti dan tau apa rencana Alfa yang sebenarnya. Ia lanjut membersihkan buku yng menjadi aktivitas nya sebelum Keyla masuk ke kamarnya.
“Dan, apa kau mau melihat ku tel*nj*ng bulat sambil mengganti pakaian ? ” Tanya Keyla kesal karena kakanya masih belum keluar setelah ia berbicara panjang.
Bukan karena apa, tapi sampai sekarang ia masih memiliki seorang kakak yang kepekaannya berada di level paling rendah dan itulah yang membuat Keyla Agraish sangat kesal. Padahal umurnya lebih kecil karena dia ada di urutan ketiga. Tapi memiliki seorang kakak yang bodoh walau terus mendapatkan nilai tinggi di sekolah, terlihat tidak masuk akal bukan.
“Hehehe, iya maaf ini aku keluar sekarang. ”Ucap Jefrie lalu beranjak keluar dari kamarnya, agar sang adik dapat leluasa mengganti pakaiannya.
“Kapan kau akan dewasa kak. ”Gumam Keyla dalam kamar itu setelah Jefrie keluar.
.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments