19. Seafood

“Seharusnya kakakku melihat wajahmu terlebih dahulu sebelum mempertemukan kita. ” Kevin melanjutkan perkataannya tanpa mempedulikan kebingungan Sivaya.

“Apa maksudmu yang tiba-tiba ini? ” Tanya lagi Sivaya.

“Apa kau tidak melihat wajahku? ” Ucapnya sembari mengelap sudut bibirnya menggunakan ibu jari. “Aku tampan, gagah, kaya, dan penuh energik.” Dengan penuh kebanggaan Kevin mengucapkan kelebihan yang menurutnya ada pada dirinya tanpa ragu, membuat Sivaya sedikit geli saat mendengarnya.

“Dan lihatlah dirimu?! ” Kevin menatap langsung mata Sivaya. “Kacamata bulat, rambut yang berantakan dan baju yang tidak sesuai dengan warna rambutmu. ” Kevin melanjutkan kata-kata sarkasnya dengan menunjukkan satu per satu hal hal yang disebutkan nya. “ kau sama sekali tidak cocok denganku. ” Lanjutnya dengan menggoyangkan ibu jarinya.

Setelah mendengar semua cemoohan yang di lontarkan Kevin, membuat Sivaya kesal hingga tertawa.

“Mari kita hentikan ‘Kencan buta’ yang bodoh ini dan pulang ke rumah masing-masing, karena aku tidak ingin melihat wajah kotor mu itu. ” Dengan arogan Kevin hendak bangun dan meninggalkan Sivaya.

“Kotor? ” Sivaya tertawa kesal dengan keras.

Gubrakk

Kevin terkejuat dengan suara yang kencang itu. Hampir seluruh mata di kafe itu tertuju mereka berdua.

“Hei, Kamu. Rambut merah ala-ala preman dengan tindik di telinga, belum lagi tato yang aneh di leher dan tangan mu itu, ditambah dengan pakaian yang terlihat seperti anak anak, kamu tidak lebih terlihat seperti bunglon yang menyesuaikan diri. ”

“Dan apa? Kotor? Berhati-hatilah saat kau berbicara pada orang yang baru kau kenal, bagaimana bisa ada orang yang sekasar dirimu. Berkacalah terlebib dahulu! ”

Sivaya melakukan hal yang sama seperti yang Kevin lakukan dengan menunjuk. Terlebih dengan jas hijau tua yang mencolok, telinga Kevin memanas saat mendengarnya. Perkataannya itu persis seperti yang kakaknya katakan.

“Anak-anak!? ” Gumam Kevin.

“Apa kamu baru sadar atau pura pura baru sad.....”

“Jangan membuat seseorang marah dengan mulut kecilmu itu nona, atau kau akan bisa dalam bahaya nantinya. ” Sahut Kevin dengan penuh penekanan membuat perkataan Sivaya terpotong.

“Lalu apa? ”Tanya Sivaya.

Kevin mendekati wanita itu dengan tatapan dinginnya, langkahnya terasa seperti tekanan bagi Sivaya. Pria itu memegangi dagu Sivaya, mendekati wajahnya dan berkata. “Lalu aku akan menerkam mu layaknya buaya buas yang lapar dan bukan bunglon yang menyesuaikan diri.” Ancam Kevin dengan membisikan suaranya di telinga Sivaya.

Suara serak dengan hembusan nafas pria itu membuat bulu kuduk Sivaya berdiri.“Sa-saat kau mengatakan bu-buaya, yang terlintas di otakku hanyalah se-seekor rubah. Itu menandakan bahwa selain bunglon kau juga adalah seekor rubah dan bukan bu-buaya! ” Dengan kalimat terbata-bata, Sivaya mencoba menjauhi Kevin. Namun pegangannya amat sangat kuat.

“Jangan macam macam dengan ku wanita cupu! ”Ucap Kevin lalu melepaskan tangannya dari dagu Sivaya. Anehnya Pria itu menyeringai dan duduk kembali di kursi pelanggan.

Sivaya memiringkan kepalanya bingung, tak lama setelahnya sepaket hidangan besar datang dan di letakan ke meja.

Wanita itu melihat begitu banyak nya makanan seafood di atas piring besar. Yah tentu saja itu sangat menggiurkan bagi pencinta makanan laut, terutama Sivaya.

Sivaya menelan salivanya susah payah. Jujur ia sangat ingin memakan satu jenis dari mereka, dan tentunya yang paling lezat bagi wanita itu adalah lobster besar yang ada di tengah tengah makanan laut lainnya. Ia menjilati bibirnya sendiri dan membayangkan kelezatannya.

Dagingnya mungkin sangatlah tebal, rasanya pasti sangat manis. Jika di cocolkan dengan saus asam manis.... Hmmm

Aku ingin melahapnya sekarang juga.

Jangan, kau mungkin sedang di jebak sekarang. Bagaimana jika di menaruh racun untuk membunuhmu? Bisa gawat jika kau mati. Ingat kau tidak boleh mati sebelum menemukan nyonya mu! Ingat itu!

Rasanya malaikat dan iblis dalam diri Sivaya sedang berperang saat itu. Sedangkan Kevin, pria itu bisa melihat Sivaya yang sedang mendambakan makanan laut yang ada di depannya.

Bagaimana bisa ada orang yang seimut ini.

“Kau bisa makan ini sekarang, ini sudah malam dan waktunya makan, aku tidak ingin jika seseorang mati di depanku karena kelaparan. ”

“Dan sepertinya, saranya akan enak jika aku melahapmu saat kau gemuk nanti! ” Lanjut Kevin dengan tatapan penuh arti.

“Hei, kau tau lah, rasanya wanita gemuk sangat lah buruk. Maka dari itu aku akan memakan semua ini dan menjadi gemuk, kau mungkin akan membenci ku nantinya. ” Sivaya duduk lebih cepat dengan mata yang berbinar-binar, seolah sudut mulutnya mengeluarkan air liur.

“Hm.. Tentu, makan lah sepuasmu. ” Ucap kevin dengan menyeringai seraya melihat jam yang setia melingkar di tangannya. Waktu itu menunjukan jam 20.30

Sudah cukup malam. Dan di tempat lain seorang gadis dengan pakaian serba hitam sedang melilitkan rambut keemasan panjangnya dan menyembunyikan nya dalam topi hitam.

Tubuh wanita itu amat kurus saat memakai pakaian yang pas dalam tubuhnya. Memasang masker hitam juga agar tidak terlalu di kenali dengan wajah cantiknya.

Ya, siapa lagi kalau bukan Crystal yang sedang kabur malam itu..

Menuju supermarket dan mengambil beberapa jajanan dan juga makanan cepat saji. Anehnya Crystal mengambil beberapa makanan cepat saji yang waktunya sudah lewat walau beberapa jam yang lalu. Menuju kasir dan amat terkejut nya Crystal saat melihat orang yang di kenalnya menjadi penjaga kasir di supermarket itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!