"Tapi kenapa mas?"
Sungguh habis kesabaran Prince ketika Larasati terus meminta penjelasan darinya.
"Karena kau jelek!"
Dengan lantang Prince mengatakan hal tersebut kepada Larasati.
Larasati yang menerima perkataan dari Prince kini hanya bisa terdiam sambil menatap berkas yang kini sudah berada di depan ke dua matanya.
"Aku akan tanda tangan."
Larasati mengatakan hal tersebut sambil menundukkan wajahnya.
"Kau tidak mau membaca isi perjanjian itu terlebih dahulu?"
Dengan cepat Larasati langsung menggelengkan kepalanya.
"Itu akan menjadi hal yang percuma mas, karena ketika aku membaca semuanya, aku juga tidak memiliki hak untuk menolak semua peraturan di dalam rumah ini."
Larasati mengatakan hal tersebut sambil membubuhkan tanda tangannya.
"Ini mas, aku sudah melakukan apa yang kau inginkan."
Setelah selesai membubuhkan tanda tangan Larasati segera menyerahkan semua berkas - berkas tersebut ke tangan Prince.
"Ya, ya kau benar, kau memang tidak memiliki hak untuk bersuara di dalam rumah ini, namun meskipun begitu, aku akan membacakan beberapa hal penting yang ada di dalam berkas ini."
Setelah selesai mengatakan hal tersebut Prince segera membuka kembali berkas - berkas yang kini berada di tangannya.
"Semua peraturan ini, dibuat oleh pengacara ku, jadi aku jamin tidak akan merugikan mu secara materi, jadi sekarang kau dengarkan saja."
"Pertama kau tidak berhak mencampuri urusan pribadi ku, menyiapkan segala kebutuhan ku, dan kita akan hidup berpisah kamar."
Larasati hanya menelan ludah ketika Prince mulai membacakan peraturan tersebut.
"Kedua, meskipun aku tidak akan pernah mencintai mu, dan amit - amit mau menyentuh mu, namu kita menikah secara agama dan negara, untuk itu aku akan tetap memberikan uang bulanan untuk mu sebesar sepuluh juta."
"ketiga, kau tidak diizinkan Keluar rumah tanpa seizin ku, meskipun hanya berada di teras rumah saja."
"Ke empat, aku akan membawa kekasih ku untuk tinggal di dalam rumah ini setiap akhir Minggu dan dia akan menginap di dalam kamar ku."
"Dan terakhir, pernikahan kita akan berjalan selama dua tahun, setelah itu aku akan menceraikan mu, dan kau sama sekali tidak berhak untuk menuntut pembagian harta, karena kau datang ke rumah ini tidak membawa apapun."
"Mas, aku tidak akan pernah mau bercerai dari mas."
Larasati yang sejak tadi bungkam pada akhirnya bersuara.
"Suka tidak suka aku akan tetap melayangkan gugatan cerai kepada mu."
Dengan cepat Larasati langsung menggelengkan kepalanya.
"Tidak mas, pernikahan itu tidak bisa di permainkan seperti ini, kita sudah mengikat janji setia dihadapan Tuhan mas."
Prince tertawa dengan keras ketika mendengarkan perkataan dari Larasati.
"Aku tidak peduli akan hal itu yang pasti aku tidak akan pernah mau menghabiskan masa tua ku bersama dengan wanita jelek seperti mu."
"Impian setiap laki - laki adalah bisa menikah dengan wanita yang enak di pandang, dan juga bertubuh langsing, tidak seperti mu yang gendut dan hitam."
"Laki - laki yang sukses akan lebih memilih wanita yang elegan untuk mendampingi hidupnya, mereka punya lingkungan bisnis, punya kolega, dan istri adalah salah satu aset yang akan di banggakan ketika pertemuan para pemimpin perusahaan berlangsung, lalu apa yang bisa aku banggakan dari mu? jika kau merawat diri saja tidak bisa.."
Larasati yang kembali mendengarkan perkataan menusuk hati hanya bisa menundukkan wajahnya.
"Lalu kenapa mas mau menikah dengan ku yang kata mas gendut dan hitam ini? mas mempermainkan pernikahan, dan mempermainkan perasaan orang lain."
Larasati mengatakan semua hal tersebut dengan menatap tajam ke arah Prince.
"Cih aku menerima semua hal ini tak lebih atas perintah mama."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments