Sepanjang perjalanan hanya kebisuan semata yang di dapatkan oleh Larasati, ingin rasanya Larasati berteriak dan mengatakan kepada prince yang kini duduk disebelahnya, mengatakan bahwa saat ini dia adalah istri sahnya.
Namun pada akhirnya mulut Larasati terkunci dengan rapat .
Larasati hanya bisa menatap dan terus menatap suaminya yang sangat tampan itu.
"Mbak sudah sampai, silahkan turun."
Deg
Ke dua mata Larasati pada akhirnya terbuka begitu merasakan ada satu orang yang menepuk pundaknya.
"Ah maafkan, sepertinya aku tertidur di mobil."
Larasati mengatakan hal tersebut sambil mencoba untuk menyadarkan pandangan ke dua matanya.
Di saat semuanya sudah sadar, Larasati baru mengetahui bahwa tempat duduk di sampingnya telah kosong..
Jadi kau membangun aku saja tidak mau Prince, sungguh terlalu.
Hal tersebut yang di katakan oleh Larasati di dalam hati, saat dirinya mengetahui bahwa Prince sudah tidak lagi duduk di sampingnya.
"Mbak, ayo saya antarkan ke kamar jika mbak Laras ingin istirahat.
Seketika itu juga Larasati tersadar dari lamunannya, saat satu pelayan mengatakan hal tersebut kepadanya.
"Ah iya kau tau, maafkan jika aku membuat kalian menunggu."
Larasati mengatakan hal tersebut sambil turun dari dalam mobil.
Ke dua pelayan mencoba membantu Larasati untuk melangkahkan kakinya agar tidak tersangkut, rok putih yang masih dia kenakan membuat dirinya harus membutuhkan orang lain.
Ke dua pelayan tersebut mengiring Larasati ke satu kamar berukuran kecil.
"Silahkan mbak."
Deg
Ada satu perasaan yang sangat tidak enak ketika Larasati masuk ke dalam kamar yang akan dia tempati.
"Bi apakah ini adalah salah satu kamar utama di dalam rumah ini?"
Larasati memandang ke sekeliling kamar, ya satu kamar dengan fasilitas lengkap, namun kamar tersebut hanya untuk satu orang saja.
"Bukan, ini bukan kamar utama di dalam rumah ini."
"Lalu kenapa kalian tidak membawa aku ke kamar utama?"
Larasati yang masih belum mengerti kembali bertanya kepada salah satu pelayan.
"Tuan Prince tidak mengizinkan kami untuk membawa anda masuk ke dalam kamar utama.
Deg
perasaan Larasati bergetar sangat hebat saat dirinya mendengar bahwa Prince lah yang melarangnya untuk masuk ke dalam kamar utama.
"Apakah di dalam kamar utama itu ada tuan Prince?"
"Betul mbak, disana adalah kamar utama tuan Prince."
Dan benar apa yang di pikirkan oleh Larasati.
"Kalian pergilah, aku bisa untuk merapikan sendiri semuanya."
Ke dua pelayan kini hanya bisa saling pandang dengan perkataan Larasati.
"Sudah tenang saja, aku bisa melakukan semuanya sendiri."
Larasati yang sejak tadi ingin sendiri berusaha untuk menyakinkan ke dua pelayan untuk secepatnya meninggalkan kamar ini.
"Baik mbak, kami permisi terlebih dahulu."
Setelah selesai mengatakan hal tersebut kini pada akhirnya Larasati di tinggalkan sendiri di dalam kamar.
"Halo Larasati, apakah kau yakin kau akan baik - baik saja dengan pernikahan aneh yang telah kau setujui ini? di hari pertama setelah menikah kau sudah mendapatkan keanehannya, ya aneh karena di hari pertama kau harus pisah kamar dengan suami mu sendiri.
Sementara itu di kamar utama, saat ini Prince sedang sibuk menuangkan minuman beralkohol di dalam gelas.
"Sungguh menjijikkan tadi di mobil aku melihat lengannya yang bergelambir menggunakan baju pengantin, kulitnya yang hitam sungguh ingin membuat ku muntah, tidak terbayangkan jika aku menyentuhnya di malam pertama, cih aku tidak akan pernah mau menyentuh wanita menyeramkan seperti itu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments