Nah kau sudah mengerti kan kenapa aku seperti ingin muntah ketika melihat masakannya lalu melihat tubuhnya."
Prince mengatakan hal tersebut dengan pandangan tajam ke arah Larasati.
"Ya sudah ayo kita makan di luar saja."
Setelah mengatakan hal tersebut Jesika dan Prince pada akhirnya keluar dari rumah dengan mengendarai mobilnya.
"Terserah kalian saja, karena bagaimanapun aku masak karena aku sedang lapar."
Larasati pada akhirnya mencoba untuk menghibur dirinya sendiri ketika Prince memilih untuk keluar mencari sarapan.
Larasati yang saat ini memperlukan banyak tenaga untuk mengahadapi Prince memutuskan untuk menyimpan energinya kuat - kuat dengan makan teratur dan istirahat yang cukup.
Semua tangisan yang telah ada di dalam diri Larasati mencoba dia singkirkan dengan perlahan.
Hari ini pada akhirnya Prince dan Jesika pergi dari rumah dan sampai malam pun belum kembali.
sementara itu di rumah utama.
"Jadi itu kah yang terjadi di dalam rumah tangga Prince bi?"
Ibu Saraswati hari ini menanyakan hal tersebut kepada Bi Ijah yang saat ini sedang berada di rumahnya.
"Betul nyonya, saat ini itulah yang terjadi, hampir setiap hari mbak Laras menangis akibat ulah mas Prince."
Ibu Saraswati hanya terdiam dengan semua perkataan dari BI Ijah.
"Dan Larasati sama sekali tidak menceritakan hal ini kepada ku bi."
"Mungkin mbak Larasati tidak mau membuat nyonya kepikiran, mbak Larasati itu kuat nyonya, hatinya juga sangat baik, terkadang saya merasa kasihan karena jika mas Prince marah, beliau selalu menghina fisik mbak Laras."
Deg
Ibu Saraswati terdiam dengan semua laporan dari bi Ijah.
"Baiklah bi, terima kasih untuk informasinya, sekarang bibi boleh istirahat, hari sudah larut bi."
"Baik nyonya."
Setelah mengatakan hal tersebut bi Ijah pun segers pergi dari kamar ibu Larasati.
"Tidak bisa di biarkan, aku harus ke rumah itu, dan menegur apa yang telah dilakukan oleh Prince kepada Larasati."
Ibu Saraswati mengatakan hal tersebut sambil menggenggam ke dua tangannya sebagai bentuk tanda kemarahan.
Malam yang telah larut dan saat ini Larasati di tinggalkan sendiri di satu rumah mewah, yang dimana penghuni nya pun tidak ada satu pun di rumah itu.
Prince dan Jesika yang sampai saat ini belum kembali membuat Larasati pada akhirnya memilih untuk tidur di dalam kamar.
Larasati mencoba untuk membalut kesedihan dengan mencoba untuk memejamkan mata lebih cepat, karena saat ini dirinya sudah terlalu lelah untuk menangis..
"Selamat pagi Laras."
Deg
Pagi ini Laras dikejutkan dengan kehadiran ibu Saraswati yang tiba -tiba saja masuk ke dalam dapur.
"Ibu Saras, kenapa ibu datang tidak mengatakan terlebih dahulu."
Laras mengatakan hal tersebut sambil memeluk ibu Saraswati dengan erat.
"Sayang, jarak rumah ini dengan rumah ibu tidak begitu jauh, ibu bisa kapan saja bukan untuk main ke rumah kalian?"
"Ah tentu saja Bu, mau Laras buatkan sarapan apa Bu? ini Laras sedang membuat roti bakar."
Ibu Saraswati langsung melihat makanan di meja makan yang hendak Laras makan.
"Sayang itu hanya satu piring? kau hanya membuat untuk dirimu sendiri? lalu bagaimana dengan Prince? apakah dia tidak suka sarapan pagi?"
Deg
Seketika itu juga Laras langsung menjaga jarak kepada ibu Saras.
"Anu mas Prince, mas Prince."
"Ssst, ibu sudah mengetahui semuanya sayang."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments