Sebelum masuk ke dalam Rumah keluarganya yang bagaikan istana tersebut, dia menatap Rumah itu dengan sedih.
"Sudah lama sekali aku tidak kemari." gumamnya lirih.
Jacob kemudian berjalan masuk ke pintu, dia bisa membayangkan kalau adik-adiknya yang cantik pasti akan mengejutkan dirinya, dia harap hari ini tidak akan seperti enam tahun lalu, ketika dia pulang saat merasa kesepian di Apartemen.
Sejak enam tahun itu, Jacob tidak pernah menginjakkan kaki lagi ke Rumah yang harusnya menjadi surga kasih sayang untuk dirinya. Dia harus tinggal di Apartemen demi menghindari kelainannya kambuh.
Suara derap langkah kaki Jacob mulai terdengar sampai ke meja makan, sehingga semua yang sedang menunggunya langsung bersiap siaga jika Jacob pingsan nanti.
Celia juga sama waspadanya, dia sudah menyiapkan kamar untuk Jacob kalau dia pingsan, sampai-sampai Dokter pribadi keluarga Lewis juga di suruh untuk bersiaga agar saat di hubungi langsung datang.
Miris memang keadaan Jacob, tapi itulah kenyataannya, dia yang seharusnya hidup bahagia dengan Kekayaan Susahnya yang sudah tidak bisa di hitung lagi menggunakan akal sehat, dirinya malah seolah hidup sebatang kara di Apartemennya.
Jacob mulai muncul di ruang makan yang sudah di tunggu keluarga besarnya, tuksedo yang di kenakan Jacob membuatnya terlihat berkarisma, Istri dan anak-anak Julian tertegun, termasuk Julian dan Laura yang baru pertama kali melihat Jacob tidak memakai switer yang ada tudung kepalanya.
Jacob mendekati mereka dengan percaya diri, dia tidak mimisan sama sekali apalagi pingsan saat melihat mereka.
"Selamat malam semua, maaf aku terlambat." Jacob menyapa mereka sambil berjalan ke arah Kursi yang sudah di siapkan untuknya.
Jacob sudah duduk, dia menoleh ke arah Laura mau menyapa, tapi dia tertegun saat melihat kecantikan Laura dengan balutan gaun putih, dan riasan Ibunya.
Ruangan itu sunyi untuk sesaat, bukan hanya keluarga Jacob yang heran dengan perubahan Jacob, tapi Jacob juga tertegun karena melihat Laura.
Ekhem!
Julian berdehem untuk menyadarkan mereka semua, seketika semua yang ada di sana tersadar, termasuk Jacob dan Laura.
"Jacob, kamu baik-baik saja?" celetuk Celia pada anaknya.
Jacob tersenyum getir, dia tahu apa maksud dari pertanyaan ibunya tersebut "aku tidak apa Bu."
"Syukurlah, Nak." Laura memang pilihan yang tepat untukmu, berkat dia kamu bisa sembuh seperti ini.
"Kakak, serius tidak mau pingsan?" Sisilia buka suara.
"Hais, kamu ini... Memangnya kamu mau aku pingsan?" jawab Jacob sedikit jengkel.
Sisilia menggeleng, semua orang menatap tidak percaya kalau Jacob ternyata bisa sembuh sendiri tanpa bantuan obat atau apapun.
Julian menatap curiga anaknya, dia yakin ada sesuatu yang di sembunyikan Jacob, tapi dia tidak berniat membukanya di depan keluarganya.
"Sudah, sudah, karena Jacob sudah datang dan tidak pingsan, sekalian saja acara makan malam ini untuk merayakan kesembuhan Jacob!" Julian buka suara dengan Lantang, sehingga mereka semua langsung mengangguk setuju.
Laura bingung dengan percakapan mereka semua, pasalnya tidak ada yang memberitahu dirinya kalau Jacob memiliki kelainan.
Laura hanya ikut-ikutan mengangguk, walaupun dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Malam ini kalau cantik sekali Laura." tiba-tiba Jacob berbisik pada Laura.
Tentu saja Laura langsung tersipu, dia melirik Jacob dengan malu-malu kucing, sambil menjawab "terima kasih Jacob, kamu juga sangat tampan."
Keduanya saling memuji satu sama lain, Celia yang duduk dekat dengan mereka tentu mendengarnya, hanya tersenyum simpul.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Rhakean Djati
ilmu bapake mulai dipake ni wkwkwkwkkk
2024-02-27
1
MATADEWA
Mesti lbh banyak dari sang Ayah....
2023-08-05
1
Damar Fauzi
vbu
2023-03-07
0