Julian menatap Jacob lekat-lekat, dia ingin memastikan wajah teman anaknya itu, ternyata benar kalau Julian mengenal Rey.
"Apa kamu Anak Nolan Gardon?" tanya Julian langsung.
"Ayah mengenal Ayah Rey?" tanya Jacob pada Ayahnya.
Julian mengangguk "sedikit, dia bekerja di laboratorium Pamanmu, benarkan Rey?"
"Iya Om, Ayah memang bekerja untuk Tuan Darius, suatu saat nanti aku juga pengen seperti Ayah, bisa bekerja di tempat Tuan Darius yang jenius itu." jawab Jacob bersemangat.
Julian tersenyum getir, padahal penemuan Darius semuanya di awali oleh Rafael. Namun, demi menutupi keberadaan Rafael, Julian memutuskan untuk menggantinya dengan nama Darius.
Tiba-tiba saja Ponsel Julian berbunyi, dia langsung mengangkatnya "Ada apa?" tanya Julian langsung.
Terdengar suara dari seberang menjawab, Julian manggut-manggut mengerti, setelah itu dia langsung mematikan Ponselnya.
"Jacob, Ayah pergi dulu, ada urusan mendadak. Rey, titip Jacob." Julian menepuk bahu Jacob dan pergi, dia juga tidak lupa berpamitan dengan kedua istrinya.
Rey melihat kepergian Julian, dia benar-benar kagum dengan sosok Julian, mungkin bukan hanya Rey, tapi semua anak muda sepantaran Jacob dan Rey juga mengagumi Julian.
"Hebat yah Ayah kamu Jacob, dia bisa menghandle seluruh negri ini dengan kemampuannya sendiri." ucap Rey yang masih terkagum-kagum dengan Julian.
Jacob mengerutkan keningnya "itu buat kalian, tapi buat kami dia jarang punya waktu, palingan pulang malam terus setiap hari, kalau ada keluarganya yang sakit baru dia ingat dengan kami. Ayah terlalu sibuk dengan pekerjaannya."
"Benar juga yah, di balik kehebatannya pasti ada yang di korbankan, dan ternyata keluarga yang menjadi korban, kurasa rasa terima kasih saja gak cukup untuk Tuan Julian." ucap Rey kagum.
"Entahlah...." Jacob menggendikkan bahunya.
Sementara itu, Laura di brondong pertanyaan oleh Celia, sampai-sampai nama keluarga Celia di tanyakan semuanya.
Laura sebenarnya merasa risih, tapi mau bagaimana lagi, dia sudah terlanjur terlibat dalam keluarga Jacob, mau tidak mau harus meladeni Celia.
"Laura, nanti malam datang ke Rumah Tante yah? Kita makan malam bersama bagaimana?" ajak Celia dengan lembut.
"Tapi Tante aku...."
Laura belum selesai bicara, Medina memotongnya "datang saja Kak, aku yakin Kak Jacob bakal senang."
Medina kurang lebih sudah tahu gimana rasanya wanita jatuh Cinta, asalkan bisa membuat pasangannya senang pasti dia bakal mau menerima undangan tersebut.
Laura menatap Jacob yang kebetulan sedang melihatnya, dia seolah meminta persetujuan Jacob, dan Jacob hanya menggendikkan bahu padanya.
"Baiklah Tante, aku usahakan untuk datang." Laura akhirnya menyetujui permintaan Celia.
Tentu saja Celia sangat senang, karena akan malam dengan calon menantu, kira-kira seperti itulah pemikiran Celia.
Setelah beberapa waktu Dokter datang untuk memeriksa Jacob, dan ternyata semuanya baik-baik saja, sehingga Jacob di perbolehkan pulang hari itu juga.
Celia, Alina dan Medina pulang ke Rumah langsung untuk menyiapkan makan malam, sementara Rey, Jacob dan Laura di antar Wan's kerumahnya masing-masing.
Jacob duduk di depan, karena dia takut kelainan-nya kambuh lagi di dalam Mobil, sehingga memilih untuk sedikit menghindari Laura.
Rey yang tahu maksud Jacob, dia denah senang hati duduk bersama Laura di kursi belakang. Laura sebenarnya kesal karena Jacob seolah menghindarinya, tapi mengingat Celia yang sudah menyukai dirinya, dia yakin cepat atau lambat, Jacob juga akan menerimanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Arul Dhani
makan malam
2024-11-22
0
Murniyati
akan makan malam
2024-11-01
0
MATADEWA
Nah kena dah.....
2023-08-05
2