Di depan mata Indah terpampang kebun singkong yang sangat luas. Luasnya mungkin mencapai lima hektar. Para pekerja yang lainnya juga sudah ada di sana.
" Siapa yang kamu bawa ini Rahmat?"
" Putri saya juragan"
" Wah cantik juga ya putrinya. Apa dia masih sekolah?"
" Sudah berhenti juragan"
" Kenapa kamu bawa dia kesini?"
" Dia mau membantu saya kerja juragan"
" Sungguh anak yang berbakti"
Rahmat tersenyum mendengar pujian juragannya untuk sang putri. Ya selama ini putrinya memang tidak pernah melawan padanya.
" Saya ke sana dulu ya tuan?"
" Oh iya silakan"
Indah mengikuti langkah kaki sang ayah. Mereka akan panen singkong. Karena kebun singkongnya sangat luas. Mungkin akan memakan waktu yang lama untuk memanennya.
" Ayah yang cabut. Kamu yang masukin singkong nya ke keranjang ya?"
" Siap Yah"
Ayah dan anak itu saling bekerjasama. Indah mengambil keranjang yang tidak jauh dari sana. Sedangkan sang ayah sudah mulai mencabut singkongnya.
Satu pohon berhasil dicabut oleh sang ayah. Indah memisahkan singkong-singkong itu dari batangnya. Kemudian ia memasukkan singkong itu kedalam keranjang yang ia ambil tadi.
Indah teringat kenangan saat bersama ibunya. Dulu waktu ia masih kecil, ayah dan ibunya lha yang bekerja sama. Sekarang ia dan sang ayah yang melakukan pekerjaan ini.
Ibu. Apakah ibu bisa melihat Indah. Sekarang Indah yang membantu ayah bekerja.
" Kamu kenapa menangis, Nak?"
" Nggak apa-apa Yah. Mata Indah kemasukan debu saat memisahkan singkong dari batangnya"
" Hati-hati dong Nak"
Indah tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Sungguh indahnya masa-masa bersama ibunya. Tapi sekarang semuanya tinggal kenangan. Sekarang ibunya sudah tenang di alam sana.
" Semangat banget Neng?" tanya salah seorang bapak-bapak.
" Iya Pak. Kalau kerja memang harus semangat. Biar kerjanya cepat selesai"
" Kamu nggak malu kerja seperti ini?"
" Kenapa harus malu, Pak?"
" Ya kan kebanyakan anak gadis seperti kamu malu bekerja seperti ini. Panas dan juga kotor"
Indah tersenyum mendengar ucapan bapak itu. " Selagi kerjaan itu halal, saya nggak akan pernah malu, Pak"
" Sungguh bahagianya orang tua mu memiliki putri seperti kamu"
" Aamiin. Semoga aja Pak"
Banyak sekali pujian yang di dapatkan Indah dari para pekerja lain. Mereka kagum sama gadis cantik itu. Bagaimana tidak, seorang anak perempuan mau bekerja kotor-kotor di kebun. Kebanyakan sekarang muda seperti Indah tidak mau bekerja di kebun.
" Saya lanjut kerja lagi ya Pak"
" Iya Neng"
Indah kembali memasukkan singkong-singkong yang sudah di cabut sama ayahnya. Ia memasukkan kedalam keranjangnya. Satu keranjang pun sudah hampir penuh sama singkong.
...***...
Salsa mengambil jas yang di jemur Indah tadi. Ia yakin jas itu pasti milik om-om kaya-kaya. Ia akan menjual jas itu ke penadah. Uang hasil menjual jas itu akan ia belikan ke ponsel terbaru.
Gadis itu tersenyum membayangkan berapa banyak uang yang dia dapat dari menjual jas mahal itu. Bayang-bayangan uang banyak pun sudah ada di pelupuk matanya.
" Salsa"
" Astaga, ibuk!. Bikin kaget aja"
" Ngapain kamu di sini?. Itu jas siapa?"
" Ini jas milik kak Indah, Buk"
" Jaket Indah?. Bukannya itu jas cowok?"
" Iya, jas teman tidurnya. Buk"
" Maksud kamu?. Indah jadi kupu-kupu malam?"
" Iya Buk. Kalau nggak, darimana dia dapat jas mahal kek gini"
" Jas mahal?. Bukankah ini sama dengan jas-jas yang lain?"
" Beda Buk. Apa ibuk nggak lihat merek yang ada di jas ini?"
" Lihat. Lalu apa hubungannya dengan mereknya?"
" Tentu saja ada, jaket ini hanya dimiliki sama orang-orang kaya. Dan ibu tau berapa harga jas ini?"
" Berapa?"
" Harganya bisa membeli satu mobil mewah"
Ibu Salsa kaget mendengar jawaban putrinya. Tapi ia masih tidak percaya kalau harga satu jas itu bisa membeli satu unit mobil mewah. Jasnya juga terlihat seperti jas biasa. Tidak ada emas atau pun berlian di sana. Jadi kenapa bisa harga jas itu semahal itu.
" Kamu nggak lagi membohongi ibuk kan Salsa?"
" Ya nggak lha Buk. Jas ini memang sangat mahal"
" Coba kamu buktikan sama ibuk kalau memang jas itu mahal"
" Ok Buk. Aku akan bawa jas ini ke penadah dulu. Ibu mau aku belikan apa?"
" Nggak usah, kamu bawa aja uangnya pulang. Ibuk mau liat uangnya sebanyak apa"
" Siap Buk. Aku pergi dulu ya, Buk"
Salsa segera pergi dari sana. Ia akan pergi ke penadah. Ia sudah tidak sabar ingin membeli ponsel baru. Ia akan pamerkan ponsel terbarunya pada teman-temannya.
Adik tiri Indah itu segera menyetop angkot. Bukan hal yang sulit untuk Salsa mencari orang untuk membeli jaket itu. Karena dia juga pernah jual barang hasil curian.
Salsa bukanlah gadis polos yang selalu dilihat baik oleh ayahnya. Diluar sana, dia dan teman-temannya pernah mencuri di toko kelontong. Tentu saja orang tuanya nggak pernah tau kelakuannya. Gadis itu sangat pintar bersandiwara.
Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit akhirnya Salsa sampai di warung penadah barang curian. Kenapa gadis itu memilih menjual di sana, karena di sana lebih cepat prosesnya.
" Siang Pak"
" Siang. Sepertinya kamu punya barang bagus?"
" Tentu saja. Kalau tidak ngapain juga saya kesini"
" Mau jual apa nih?"
" Saya mau jual jas bermerek ini"
Bapak itupun melihat barang yang di bawa sama Salsa. Dia melihat keaslian barang itu dulu. Karena bisa saja gadis itu membohonginya. Sekarang kan banyak barang yang KW.
" Itu asli Pak. Saya yakin bapak nggak akan rugi membelinya"
Bapak itu melihat setiap detail jas.
" Kamu benar, barang ini bagus dan juga asli"
" Apa saya kata, jaket itu barang bagus"
" Ya udah, gue beli seratus juta"
" Wah nggak bisa, Pak. Bapak tau kan harga asli jaket itu dipasaran?"
" Saya tau. Tapi kamu kan juga tau kalau saya penadah disini?. Kalau kamu mau harga yang tinggi, jual aja ke toko resminya"
" Ya udah, tiga ratus lima puluh juta. Gimana?"
" Deal. Saya siapkan uangnya dulu"
" Transfer aja, Pak. Ribet kalau bawa uang cash. Atau nggak saya di rampok "
" Baiklah saya transfer saja"
Salsa tidak ingin mengambil resiko. Tiga ratus lima puluh juta itu bukanlah uang yang sedikit. Jadi dia tidak boleh gegabah.
Ting.
Bunyi pesan masuk di ponsel Salsa.
" Udah saya transfer tu"
" Ok, makasih Pak"
" Kalau ada barang bagus bawa kesini lagi?"
" Siap Pak. Saya pergi dulu"
Salsa segera meninggalkan toko itu. Dia akan pergi ke konter besar untuk membeli handphone keluaran terbaru. Ia juga akan membeli beberapa baju. Karena bajunya yang ada di rumahnya sudah tidak bagus lagi.
Tanpa menunggu lama, gadis itu memesan taksi melalui apk yang ada di ponselnya. Dia akan menunggu taksi di simpang jalan sana. Karena kalau menunggu taksi di sini tidak aman.
To be continue.
Happy reading 😚😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Maryami
waduh bahaya besar menghadangmu indah, jas org dijual sitoxit
2025-02-02
0
Rosmina Sumang
mahal skli. kasian indah
2024-03-24
0
Nor Azlin
kenapa juga indah menjemur baju itu di depan nya salsa juga suh kan di jual sama salsa ...duhhh benalu satu ini mau dikasi makan apa yah biar enggak menyusahkan orang aja ...bikin susah indah aja semoga kegiatan salsa yang suka mencuri itu dapat tertangkap biar masuk penjara sekalian bikin menyusahkan bagi makan aja sekalian tendang ibu sekali biar tau rasa kasihan indah nya .. bagai mana mau dikasih pulang baju apinya yah ...lanjut kan thor
2023-08-05
0