Sore hari.
Sebelum pulang Indah menemui Alexa. Ia akan meminta izin pada bosnya untuk tidak masuk kerja besok.
Tok.
Tok.
Tok.
" Masuk!"
Indah membuka pintu dengan perlahan. Tampaklah seorang gadis cantik yang sedang sibuk dengan laptopnya.
" Permisi Buk bos"
Gadis cantik itu menghentikan pekerjaannya. Kemudian dia tersenyum padanya.
" Kak Indah. Aku pikir siapa?"
" Maaf Buk bos sudah menggangu anda"
" Panggil Alexa aja Kak. Lagian ini kan nggak dalam waktu kerja"
" Baiklah Alexa"
" Nah gitu lebih enak. Silakan duduk, Kak"
Indah duduk di sofa yang ada di ruangan itu. Sofa itu terasa sangat empuk dan nyaman. Seperti inilah rasanya duduk di sofa mahal.
" Ada apa Kak?. Apa ada masalah?"
" Nggak kok Cha. Saya cuma mau minta izin nggak masuk kerja besok"
" Emang kakak mau kemana?. Apa kakak sakit?"
" Alhamdulillah saya sehat. Saya izin karena mau membantu ayah saya panen singkong"
" Kakak punya kebun singkong?"
" Nggak punya. Itu kebun punya orang, ayah saya hanya pekerja di sana"
Indah bingung karena Alexa cuma diam saja. Apa diamnya pertanda kalau ia tidak diberikan izin.
" Ok, aku izinin"
" Eh?"
Alexa tersenyum melihat ekspresi kaget wanita cantik yang ada dihadapannya.
" Beneran saya dikasih izin?"
" Beneran Kak"
" Makasih ya Alexa"
" Sama-sama, Kak. Oh iya, coba nanti kakak tanyakan sama orang yang punya kebon singkongnya. Apa singkongnya itu akan di jual"
" Tentu saja dijual. Apa kamu mau membelinya?"
" Iya Kak. Aku pengen coba membuat kue dengan bahan singkong"
" Nanti saya tanya sama pemilik kebunnya"
" Ok Kak. Aku tunggu kabar baiknya"
" Siap. Kalau gitu saya permisi dulu"
" Hhhmm"
Indah keluar dari ruangan Alexa. Ia senang karena sang bos memberinya izin. Jadi besok ia bisa membantu ayahnya.
Setelah dari ruangan Alexa, Indah pergi ke ruang ganti. Ia mengganti pakaian kerjanya dengan baju yang ia pakai dari rumah tadi.
" Gimana Ndah, dikasih izin nggak?" tanya teman satu kerja Indah.
" Alhamdulillah dikasih"
" Enak dong bisa libur?"
" Enak gimana?. Aku liburkan bukan mau jalan-jalan, tapi mau bantu ayah aku"
" Siapa tau kan, bantu ayah itu cuma alasan kamu untuk libur kerja"
" Kalau kamu nggak percaya ya udah?, aku juga nggak maksa"
Indah heran dengan teman kerjanya itu. Dia seperti nggak suka dengannya. Padahal dirinya tidak pernah membuat masalah dengan gadis itu.
Selesai mengganti pakaian. Indah segera keluar dari ruangan itu. Ia tidak ingin berlama-lama di sana. Kalau masih di sana temannya pasti akan mengajak gelud.
Indah berjalan menuju halte bis yang tidak jauh dari toko kue. Lokasi toko kuenya emang strategis. Jadi untuk mencari kendaraan umum tidak sulit.
Tak butuh lama, angkot yang ditunggu pun datang. Indah naik ke atas angkot. Ia bergantian dengan penumpang lai. Angkot itupun sudah penuh sama penumpang.
***
Abimanyu baru selesai mengerjakan pekerjaannya. Hari ini kerjaannya cukup banyak. Bahkan tadi ia nggak sempat makan siang.
" Bro, Lo belum mau pulang?" tanya Darel.
" Iya, gue simpan dokumen ini dulu"
" Ntar malam jadi, nggak?"
" Kemana?"
" Gimana sih Lo, ntar malam kan kita ada acara dinner sama keluarga pak Ruslan"
" Sorry gue lupa"
" Belum tua udah pelupa. Makanya cepat cari pasangan biar Lo nggak amnesia mendadak lagi"
" Apa hubungannya, coba?"
" Adalah, efek kelamaan jomlo daya ingat pun menurun"
Buk.
Dokumen pun mendarat di kepala Darel. Hingga sang empunya kepala merintih kesakitan.
" Parah Lo, bisa geger otak nih gue karena di tipuk sama dokumen"
" Nggak apa-apa, jadi Elina bisa cari yang baru"
" Sahabat nggak ada ukhluk Lo, masa doanya kek gitu"
" Lo mau pulang, nggak?"
" Ya mau lha. Kan yang ngajak pulang gue"
" Ya udah buruan!"
Kedua lelaki tampan itu pun keluar dari ruangan itu. Mereka berjalan menuju lift khusus CEO.
" Lo bawa siapa nanti ke sana?"
" Sendirian lha"
" Kenapa nggak ngajak bunda Lo "
" Bunda gue ada acara juga sama ayah di rumah paman Varo"
" Tampan-tampan kok jomlo"
" Biarin!. Yang penting jomlo bahagia"
" Sebenarnya kata-kata itu hanya untuk menghibur diri orang yang jomlo. Lagian mana ada orang jomlo bahagia. Yang ada punya pasangan baru bahagia"
Ting.
Pintu lift terbuka. Dua lelaki tampan itu pun keluar dari lift. Di lobi sudah mulai sepi. Karena para karyawan sudah pulang.
" Lo mau jemput Elina?"
" Iya. Kalau nggak, bisa ngambek dia"
" Ya udah, gue duluan "
" Bareng aja. Lagian satu arah kok"
" Emang dia di salon mana?"
" Di salon XX"
Abimanyu masuk kedalam mobil. Begitu juga dengan Darel. Dua mobil mewah itu melaju meninggalkan perusahaan.
Suasana jalan sore itu sangat rame. Mungkin karena jam pulang kantor, jadi banyak kendaraan yang berlalu lalang. Tapi Abimanyu sudah tidak heran lagi dengan pemandangan seperti ini.
Para pedagang kaki lima juga sudah nangkring di jalan. Mereka berjualan di atas trotoar. Meskipun sudah dilarang sama aparat, tapi mereka masih tetap nekad berjualan.
Ya seperti itulah orang mencari rezeki. Mereka tidak akan peduli dengan larangan yang ada. Yang penting mereka bisa membawa sedikit uang untuk anak istri mereka.
Abimanyu kembali melajukan mobilnya. Setelah mobil di depannya mulai melaju. Mobil itu melaju menujunya mansion mewah milik orang tuanya.
Mobil merek Mercedes Benz itu pun memasuki mansion mewah. Abimanyu memarkirkan mobilnya di depan mansion.
" Kenapa mobilnya nggak di masukkan ke garasi?" tanya sang bunda.
" Ntar malam Abang mau keluar, Bun"
" Emang Abang mau kemana?"
" Mau makan malam sama klien"
Melodi tersenyum mendengar jawaban putranya. " Apa kliennya seorang wanita?"
" Nggak, sama bapak-bapak"
" Bunda pikir sama cewek"
" Ya nggak lha Bun. Lagian makan malamnya nggak cuma Abang aja, ada Darel sama Elina juga"
" Darel sudah menemukan tambatan hati. Abang kapan?"
" Nanti juga ada bunda"
" Iya tapi kapan?. Bunda udah mau timang cucu, Bang?"
" Ntar kalau Allah udah kasih, Bunda pasti bisa timang cucu"
Melodi menghela nafasnya. Sang putra selalu punya jawaban atas pertanyaannya.
" Abang mandi dulu, gih?"
" Iya Bun. Abang ke kamar dulu "
" Iya sayang"
Abimanyu masuk kedalam mansion. Sedangkan bundanya melanjutkan kembali menyiram bunga yang ada di taman kecil di samping mansion.
" Baru pulang, Bang?"
" Iya Yah"
" Oh iya, ntar malam ayah nggak makan malam di mansion"
" Udah tau. Abang juga nggak makan malam di mansion"
" Emang Abang mau makan malam di mana?"
" Mau makan malam diluar sama klien"
" Klien atau pacarnya?"
" Klien Yah"
" Iya klien cewek"
" Bukan. Kliennya bapak-bapak"
" Masa makan malam sama cowok?. Abang masih normal, kan?"
" Maksud Ayah?"
" Ya masa gitu aja Abang nggak ngerti?"
" Astagfirullah. Abang masih normal lha, Yah"
" Terus kok makan malamnya sama cowok. Mana bapak-bapak pula"
" Abang malamnya nggak berdua. Ada Darel sama Elina juga"
" Kirain cuma berdua"
" Udah ah, Abang mau mandi dulu"
Abimanyu tidak habis pikir sama ayahnya. Bisa-bisanya sang ayah berpikir dirinya nggak normal.
To be continue.
Happy reading 😚😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Iqbal Zaki
ayahnya ko kocak juga hahahahah
2024-01-16
0
Nor Azlin
kalau aku tidak silap ya si darel ini anak temannya si kenzo kan ...adik laki2 nya yang dijodohkan sama kiren tapi disebabkan dia memilih orang lain Kiran disakiti ...kiren membawa diri keluar negeri disaat hati kiren yang masih sakit dia berjumpa dengan si deren suami nya gitu ...itu yang aku taulah ya😂😂🥰🥰🥰 lanjut thor
2023-08-05
0
Endank Susilowaty
mampir kak abimayu anknya kenzo ma dira k
2023-02-11
0