" Tadi sebelum keluar tuan Edgar memintaku mematikan lampu, dia memang suka begitu jika sedang marah " jelas Robert sambil menunduk sedih Mitha jadi ragu, bagaimana jika ia masuk dan Edgar kembali mengamuk... tapi jika tangan Edgar tidak di obati nanti bisa infeksi karena tadi ia sudah melihat betapa banyak darah yang keluar dari tangan Edgar
" Ayo Mitha kamu pasti bisa !! menghadapi mertua mu yang segarang macan saja bisa apalagi hanya tuan Edgar !! " ucap Mitha memantapkan hatinya
Mitha masuk lalu menyalakan lampu, ia sengaja tidak menutup rapat pintu kamar Edgar jadi kalau terjadi sesuatu Robert atau yang lain bisa dengan mudah masuk. Matanya mencari keberadaan Edgar dan ternyata ia sedang duduk di lantai di pojok kamar
" Mengapa kau nyalakan lagi lampunya ?? sudah kubilang matikan !!" tanya Edgar tanpa mengangkat kepalanya
" Ini aku Edgar, aku tak bisa melihatmu jika lampunya mati !!" sahut Mitha lembut mengagetkan Edgar
" Apa yang kau lakukan di sini ?pergi !!" usir Edgar tetap tak mau mengangkat wajahnya, sesungguhnya ia malu pada Anna. Ia malu karena Anna melihat bagaimana saat ia sedang mengamuk seperti ini... padahal selama ini mati-matian ia menutupi satu tabiat buruknya itu dari Anna .
Mitha berjalan pelan mendekati Edgar yang masih menunduk di lantai, ia melihat darah masih lah menetes walau sudah tidak begitu deras
" Aku hanya menjalankan janjiku !!" ucap Mitha sambil duduk di depan Edgar..
" Janji ??" beo Edgar sambil mengangkat wajahnya... terlihat matanya masihlah merah walau sudah tidak se merah tadi
" Ya... aku kan berjanji jika kau terluka aku yang akan mengobati mu, untuk itulah aku belajar merawat luka kemari kan tanganmu !!" pinta Mitha lagi masih dengan suara yang lembut
Edgar langsung menggenggam tangannya dan menyembunyikannya
" Aku baik-baik saja, apa kau tidak takut padaku ?? kau tadi begitu ketakutan sampai pingsan " tanyanya lagi kembali menunduk
" Aku tidak takut Edgar....aku hanya kaget , itu saja ...sungguh kemari kan tanganmu ya !!" jawab Mitha dan menyentuh lengan Edgar yang terluka dan berusaha menariknya namun tangan Edgar keras bagaikan kayu karena Edgar menahannya
" Sudah kubilang aku tidak apa-apa!!" ucapnya lagi, namun Mitha tidak menyerah, ia sudah sering menghadapi berbagai macam jenis pasien dan macam Edgar ini adalah jenis pasien yang harus di hadapi dengan kelembutan
" Aku tau kau baik-baik saja Edgar, tapi tanganmu tidak. Biar aku melihatnya ya , jika tanganmu baik-baik saja aku akan segera keluar " pinta Mitha dan kembali mencoba menarik tangan Edgar... tangan Edgar berlahan melemah, yang artinya ia berhasil membujuk Edgar. Mitha mendekatkan dirinya pada Edgar dan meletakkan tangan Edgar di pahanya. Berlahan telapak tangan Edgar pun di bukanya....
" O...m...g... Edgar kurasa telapak tanganmu sedang meriang, boleh aku mengobatinya ??" tanyanya sambil mengamati telapak tangan Edgar yang terluka lumayan dalam itu
Edgar diam saja, ini kesempatan bagi Mitha untuk bergerak cepat. Mitha segera membuka tas dokter dan mencari penjepit dengan ujung yang paling kecil juga mengeluarkan sebuah senter kecil, ia memeriksa telapak tangan Edgar siapa tau masih ada pecahan kaca yang tertinggal di sana
" Hufff untunglah tak ada lagi pecahan kaca yang tertinggal " ucap Mitha lega, ia pun segera memberikan larutan Nacl pada luka dan memberikan obat oles terbaik pada luka Edgar dan secepat kilat Mitha membalutnya dengan kain kasa . Selesai membalutnya Mitha mengoleskan petroleum jelly pada luka kecil yang tidak berdarah agar cepat kembali seperti semula.
Tanpa di sadari Mitha, selama ia mengobati tangan Edgar, Edgar terus memandangi wajah Mitha
" Mengapa aku merasa kau jauh berubah Anna ?? bahkan auramu kini sangat berbeda... dulu kau sangat dingin dan hanya baik jika ada yang kau inginkan , namun kini kau bahkan tak pernah menanyakan kartumu yang di blokir oleh Hardi... apakah ini benar kau Anna ?. Wujudmu memang Anna namun jiwamu seolah kau adalah gadis lain...namun anehnya aku malah suka dengan Anna yang baru ini "....ucap Edgar dalam hati
" Tarra.... sudah selesai !!" teriak Mitha senang membuat Edgar terlepas dari lamunannya ia pun tersenyum kecil
" Ingat yang mulia, tanganmu ini tak boleh basah ya sampai lukanya agak kering dan ini minum obat ini dulu ya !!" ucap Mitha memberikan 2 butir obat pada Edgar
" Tidak... aku tidak mau !!" tolak Edgar ... selain anti dokter Edgar juga anti obat
" Ayolah ..... ini hanya vitamin dan paracetamol agar kau tidak demam !!" desak Mitha
" Tidak.... !!"
" Cih... kau itu sudah besar tapi mengapa minum obat saja takut " ucap Mitha membuat Edgar sedikit ter cubit mendengarnya
" Aku tidak takut... aku tidak mau, itu beda !!"
" Bedanya di mana ?? sama saja namanya karena kau tak mau meminumnya , sekarang apa lagi alasannya jika bukan karena takut " omel Mitha, seumur-umur merawat pasien baru kali ini ia menemui pria dewasa takut minum obat
" Sudah kubilang aku tidak takut , aku hanya tidak suka rasa pahit nya !!"
" Baiklah begini saja ... kau minum obatnya pake teh manis kan jadinya ngak pahit lagi , oke!!" ucap Mitha sambil berdiri dan mengambilkan teh di gelas dari meja
" Letakkan saja di situ nanti akan ku minum !!" ucap Edgar lagi namun Mitha segera menggeleng, ia menarik tangan Edgar dan mendudukkannya di pinggir ranjang
" Minum di depanku... setelah itu kau boleh tidur !! aaaa...." perintahnya lalu memasukkan obat ke mulut Edgar dengan paksa dan meminumkan teh ke mulut Edgar sampai tandas
" Bagaimana tidak pahit kan ??" tanya Mitha lagi
" Pahit... pahit sekali !!" omel Edgar dengan wajah masam
" Masa sih... tehnya kan manis ??" tanya Mitha tak percaya
" Kau tak percaya ??" tanya Edgar... Mitha segera mengangguk
" Sungguh kau percaya Anna ??"
" Oh Edgar obat itu bahkan tak sebesar biji jagung mana bisa pahit, sudah jangan seperti anak kec.... umhhh " omelan Mitha terhenti karena Edgar menariknya dan membungkam bibirnya dengan sebuah ciuman
" Padahal tangannya terluka namun mengapa pelukannya begitu kuat, aku tak bisa bergerak sama sekali .... dan dia kembali menciumku, bagaimana ini " cicit Mitha yang mau tak mau akhirnya melayani ciuman Edgar
Robert yang sedari tadi berdiri di depan pintu yang sedikit terbuka bingung mengapa tak lagi terdengar suara perbincangan keduanya, ia pun menempelkan kuping nya lebih dekat ke pintu
" Apa yang terjadi Robert ??" tanya Romi sedikit berbisik
" Entahlah... tak ada lagi suara !!" balas Robert juga berbisik pelan
" Coba kau lihat ... aku takut nanti nona Anna malah di cekik sampai mati oleh tuan " bisik Alex bergabung dengan keduanya
Robert dan Romi langsung melotot pada Alex dan menggeleng yang menandakan tidak mungkin tuan Edgar melakukan hal itu . Alex mengangkat ke dua bahunya yang artinya
" Mana kita tahu, tuan kan sedang kumat ??" hal itu membuat keduanya saling pandang
" Bagaimana ini...intip atau tidak ??" tanya Robert , Romi dan Alex langsung mengangguk. Terus terang mereka sangat kepo, kira-kira si Mitha bisa menaklukkan tuan Edgar agar tidak ?
Sementara itu di dalam kamar....
" Bagaimana ... pahit kan ??" tanya Edgar tanpa dosa setelah melepaskan bibir manis Mitha... ingin sekali Mita menyahut tidak , namun takutnya nanti malah di sosor lagi...
" Ya pahit....sangat pahit !!" sahut Mitha dengan bibir yang di monyong kan ... bukan apa ia sangat kesal kini, Edgar menciumnya lagi seenak udelnya . Edgar terkekeh geli melihat Anna yang merengut marah.
Mitha mengambil mangkuk buah di meja Edgar lalu mengambilkan sebuah stroberi dan memasukkan ke mulut Edgar yang sedang terkekeh
" ini kunyah agar tidak pahit lagi !!" ucapnya
" Masih pahit ??" tanya Mitha senang melihat Edgar yang meringis karena mengunyah buah asam itu
" Ya... masih pahit " sahut Edgar
" kalau begitu kau makan yang ini saja !!" Mitha lalu menyuapi buah anggur
" Bagaimana sudah tak pahit kan ??" akhirnya Mitha cape sendiri meladeni Edgar
" Masih pahit ... makanya aku tak suka minum obat karena pahitnya menempel begitu lama " sahut Edgar
" Ya sudahlah... minum teh aja lagi ya !!" saran Mitha sambil mengunyah sebuah stroberi. Edgar menelan salifanya melihat bibir merah sexy di depannya yang sedang asik mengunyah itu, entah bagaimana caranya namun Anna sungguh membuat mood nya langsung membaik
Lagi-lagi tangannya tak bisa di kendalikan , dengan sekali tarik lagi-lagi tubuh Mitha langsung berada di pelukannya dan....
cuppp... Edgar kembali mencium Mitha , Mitha berusaha berontak namun apa daya ia bagaikan kelinci di sarang macan kini....
Di saat bersamaan Robert memberanikan diri mengintip ke dalam kamar, mata Robert membulat melihat pemandangan di depannya. Bibirnya segera tersenyum lebar melihat pemandangan di depannya namun cubitan di punggungnya membuat ia harus menghentikan kegiatan menyenangkan itu...
" Apa yang terjadi ??" tanya Romi dan Alex tak sabar
" Tuan Edgar sedang mencium nona Anna .. sudah kalian pergi sana , kondisi aman " usir Robert setelah merapatkan pintu kamar
" Mampus kita bos... besok bakalan dapat bom atom lagi sama tu jande " cicit Alex
" Sudah hilang pahitnya karena bibirmu semanis madu ... he he " ucap Edgar setelah puas mengolah bibir Mitha, membuat Mitha sangat keky
Hemmm enaknya ya jadi tuan Edgar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Siti Zulaiha
aseem asem dah edgar cari kesempata. dalam keaempitan 🤭🤭🤭mampus xlian alex romi macan betina kembali meraung wkwkwkwkw🤣🤣🤣🤣
2023-03-08
0
mommy iqbal
SEMANGAT Donk Thor up nya
2023-03-08
0
Siti Aisyah
kurang panjng cil ae,apa 3hr pang libur 😥
2023-03-07
0