Ke kota

Hari berikutnya ayah mengajak Joan pergi ke kota dengan naik kereta yang ditarik sapi, setiap orang membayar biaya dua sen, ada berapa orang desa yang ikut pergi dengan kereta sapi itu. Sebagian untuk berjualan sayuran dan hasil buruan, sebagian lagi untuk berbelanja. Hanya ada 10 orang di kereta itu selain sais kereta.

Perjalanan ke kota membutuhkan waktu sekitar satu jam dan tentu saja tidak seenak naik mobil seperti di jaman modern.

Papan kereta itu tidak dilapisi dengan busa atau kain. Penumpang harus membawa kain sendiri untuk melapisi tempat duduk mereka.

Jadi memang tidak nyaman duduk di kereta sapi itu apalagi kalau jalanan rusak atau bergelombang.

Cuma memang itu satu-satunya sarana transportasi di desa itu dan itupun hanya satu-satunya alat transportasi.

Setelah perjalanan yang melelahkan sampailah mereka di kota.

Ayah menggandeng Joan dan berjalan menyusuri jalanan kota tersebut. Joan baru pertama kali melakukan perjalanan ke kota, jadi dengan rasa penasaran, Joan melihat-lihat pemandangan sekelilingnya.

Kecuali bentuk bangunannya, penataan kotanya mirip seperti perkampungan di jalan modern. Toko dan kios penjualan tertata rapi di pinggir jalan.

Pedagang tidak hanya menunggu dagangannya tetapi ada juga yang berteriak-teriak untuk menarik pelanggan.

Ayah yang sudah berapa kali pergi ke kota, sudah familiar dengan jalan-jalan yang ada di kota itu. Tanpa harus bertanya-tanya lagi, ayah membawa Joan untuk datang ke rumah makan yang terbesar di kota itu.

Sementara itu di dalam rumah makan itu terjadi keributan saat kepala koki melaporkan kepada manajer rumah makan itu tentang persediaan beras premium yang sudah menipis sedangkan pasokan dari distributor beras belum datang.

Tepat pada waktu itu, Joan dan ayah tiba di depan rumah makan itu sehingga mereka mendengar percakapan itu.

"Kita datang di saat yang tepat ayah"; kata Joan...

"Iya benar, ayo kita masuk"; jawab ayah Joan.

Pelayan rumah makan yang berjaga di depan pintu dengan sopan menyapa mereka.

"Selamat pagi, ada yang bisa kami bantu. Rumah makan kami belum buka, kalau kalian mau makan, datanglah kembali satu jam lagi'.

Joan senang melihat pelayan itu begitu sopan kepada mereka meskipun pakaian mereka sangat sederhana. Rupanya manajer rumah makan itu mengajar semua pelayan di rumah makan itu untuk tidak membeda-bedakan status orang berdasarkan penampilannya karena belum tentu orang yang berpakaian sederhana tidak memiliki uang.

"Kami tidak berencana untuk makan tetapi kami datang untuk menjual beras premium "; kata ayah kepada pelayan itu.

"Oh kebetulan, persediaan beras kami hampir habis, sebentar saya akan bertanya dulu kepada manajer. Tolong tuan dan nona bisa menunggu sebentar di sini"; kata pelayan itu sambil mempersilahkan mereka untuk duduk di bangku yang terletak di depan rumah makan itu.

Ayah dan Joan duduk sementara pelayan itu berjalan masuk untuk memberitahu manajer rumah makan itu.

Manajer yang duduk di meja kasir sudah melihat kedua ayah dan anak tetapi karena dia sendiri sedang berbicara dengan kepala koki, jadi dia tidak mendengar percakapan ayah dengan pelayan rumah makan itu.

"Ada apa A hui".

"Ini bos, orang itu mau menjual beras premium".

"Oh tepat sekali waktunya, memang kita sedang kehabisan beras premium"

"Panggil mereka ke sini, aku mau lihat beras yang mereka bawa"

Ahui melambaikan tangannya untuk memanggil ayah. Joan mengikuti ayahnya untuk menemui manajer.

"Silahkan duduk tuan, beras apa yang engkau bawa, bisakah aku melihatnya "

"Siap tuan".

Ayah Joan membuka karung beras yang dibawanya dan menunjukkan isi karung itu kepada manajer.

Manajer mengulurkan tangannya dan mengambil segenggam beras dan melihatnya dengan teliti. Beras itu berbau harum dan wangi, butirannya lonjong agak bulat kecil-kecil dan berwarna putih bersih.

"Wangi sekali lebih wangi dari pada beras yang biasa dipasok langganan kita selama ini"; pikir manajer.

Dia meletakkan kembali beras itu ke dalam karung. Ayah mengikat kembali mulut karung itu dan memandang kepada manajer itu untuk menunggu keputusannya.

Manajer itu memandang mereka dengan sedikit tidak percaya bahwa mereka bisa membawa beras premium yang biasanya dihasilkan oleh daerah selatan yang menjadi pemasok beras untuk rumah makan itu.

Tanah di daerah kabupaten Genteng itu tidak cocok untuk ditanam padi jenis itu dan dia tahu tidak ada satupun desa di sekitar kabupaten itu yang menanam jenis padi seperti itu tapi dia tidak berpikir lebih jauh ..

"Berapa banyak beras yang kalian bawa dan berapa harga yang kalian minta"; tanya manajer kepada ayah.

Ayah memandang kepada Joan, mereka tidak pernah menjual beras, biasanya membeli beras, itupun dengan harga terendah sebesar 10 sen per kilogramnya.

Manajer melihat ayah yang memandang Joan dan memahami bahwa ayah Joan tidak bisa menentukan harga beras premium itu.

Manajer ini orang yang baik dan dia tidak mau mengambil keuntungan yang tidak wajar. Jadi dia mengambil keputusan untuk membayar sesuai harga beras premium yang selalu dia beli dari pemasok beras mereka.

" Kalau kalian setuju, aku akan membayar beras ini seharga beras premium yang biasa kami ambil selama ini. seharga sekeping tembaga per kilogramnya. Jadi untuk sepuluh kilogram beras ini, aku akan membayar seratus keping, Bagaimana?".

Hati ayah Joan bergetar, selama mereka tinggal di desa itu mereka tidak pernah mendapatkan uang sebesar itu. 1 keping bernilai 100 sen, jadi untuk 10 kg itu, mereka mendapatkan 100 keping.

"Kami setuju bos!"; kata ayah Joan dengan gembira.

Manajer mengambil uang dari dompetnya dan menyerahkannya kepada ayah Joan.

"Kami akan mencoba dulu beras ini, kalau rasanya cocok. Nanti kita akan berbisnis lagi selanjutnya".

Ayah dan Joan berpamitan kepada manajer itu dan segera meninggalkan tempat itu dan tidak lupa menyerahkan uang sebesar 10 sen kepada pelayan itu tetapi pelayan itu dengan sopan menolaknya.

Ayah dan Joan berterimakasih kepada pelayan itu dan meninggalkan tempat itu menuju ke pasar.

Ayah dan Joan membeli sepasang ayam, juga dua kilogram daging, bumbu-bumbu dapur, sayuran juga kue dan manisan untuk adik-adiknya. Joan tahu adik-adiknya tidak pernah memakan kue dan manisan.

Joan juga membeli pakaian untuk ayah ibu dan adik-adiknya masing-masing dua setel juga sepatu kain karena sepatu mereka sudah berlobang.

Semua belanjaan itu hanya menghabiskan dua keping tembaga saja, jadi mereka membawa 98 keping pulang ke rumah.

Ayah dan Joan kembali ke desa dengan membawa seluruh belanjaan dan kembali naik kereta sapi pulang ke rumah mereka.

Orang-orang desa yang melihat belanjaan dan sepasang ayam yang mereka bawa memandang mereka dengan tatapan penasaran karena mereka tahu ayah Joan sangat miskin.

Tetapi mereka adalah orang -orang yang sederhana dan tidak suka mencampuri urusan orang lain. Mungkin ayah Joan mendapatkan keberuntungan yang tidak terduga, begitu isi pikiran mereka.

Sesampai di rumah mereka, ayah segera menurunkan barang belanjaan dan Joan membawa sepasang ayam itu ke ruang dimensinya.

"Selamat nona sudah berhasil membawa ayam ke ruang dimensi pertanian dan mendapatkan kloningan ayam untuk pertama kalinya. Nona mendapatkan bonus saluran air mineral surgawi ke sumur nona di rumah"

Suara Blue terdengar riang.

Blue senang dengan peningkatan kapasitas dan kualitas dari ruang dimensi pertanian.

Joan membawa kembali dua ekor ayam mistis dari ruang dimensi dan meninggalkan sepasang ayam yang dibelinya di pasar di dalam kandang di ruang dimensi nya

Ayah memanggil tukang untuk mengerjakan kandang yang cukup besar untuk menampung sekitar seratus ekor ayam.

Meskipun ayah Joan heran dengan keinginan Joan untuk membangun kandang ayam dengan kapasitas 100 ekor ayam itu tapi dia tidak bertanya-tanya dan langsung mengerjakannya.

Sementara Joan membawa kedua ekor ayam itu kepada ibunya untuk di masak.

Ibu terkejut dan juga senang akan hal itu, dia tidak bisa menahan perasaan terharunya. Akhirnya anak-anaknya dapat memakan daging ayam dan juga nasi.

Anak ke dua dan ke tiga dengan senang hati membantu ibu untuk memotong dan membersihkan bulu ayam.

Mereka sudah membayangkan masing-masing memegang sepotong paha ayam di tangannya sehingga tanpa sadar air liur meleleh di sudut bibir.

Joan dan ibu tertawa bersama melihat hal itu.

Sore itu mereka makan dengan gembira apalagi masing-masing mereka mendapatkan baju dan sepatu baru.

Adik-adik Joan mencoba baju dan sepatu baru mereka dan tidak puas-puasnya mereka untuk saling memuji dan menggambarkan kebanggaan mereka akan bagusnya pakaian yang mereka kenakan.

Ayah dan ibu Joan merasa melankolis di hati mereka, mereka berbahagia meskipun sedikit bersedih mengingat keberadaan anak sulung mereka.

Joan mencermati wajah orang tuanya dan segera menghamburkan dirinya ke pelukan ibunya.

Ayahnya yang duduk di sebelah ibu mengusap kepala Joan dan memandangnya dengan pandangan yang dipenuhi rasa syukur.

Terpopuler

Comments

Neng Alifa

Neng Alifa

coba kalo di indo..klo gak ditanya tnya hehee

2024-12-23

2

Ita Xiaomi

Ita Xiaomi

Jd ingat masa kecil. Makan ayam saat hari raya. Klo bpk motong ayam, aku bahagia banget bs makan enak.

2024-09-11

1

zz

zz

👌👌👌👌💪💪💪💪💪💪💪😘😘😘

2024-08-15

2

lihat semua
Episodes
1 Bertransmigrasi ke masa lalu
2 Peralihan jiwa
3 Bantu sarannya ya
4 Mendapatkan ruang bertani.
5 Mendapatkan poin pertama.
6 Makan siang...
7 Blue bebas...
8 Terungkap...
9 Ke kota
10 Perubahan
11 Makanan dengan energi mistis
12 Seratus keping emas
13 Penjualan eklusif
14 Orang Kaya Baru
15 Tuan muda
16 Rasa apa ini?
17 Emas
18 Proyek besar.
19 Lahap
20 Sumber kekayaan
21 Terluka...
22 Amnesia
23 Organisasi bayangan hitam
24 Pembunuh bayangan hitam
25 Wang junior.
26 Sekolah Pedang Terbang
27 Bertemu tuan muda
28 Bertemu tuan muda lagi
29 Manajer Chen
30 Siswa Sekolah Pedang Terbang
31 Turis
32 Blue pergi.
33 Melly
34 Gagal
35 Saudara ke tiga
36 Tamu pelelangan
37 Masuk desa
38 Little Fox
39 Malam puncak
40 Perkenalan..
41 Mulai pelelangan
42 Puncak pelelangan
43 Sadar
44 Kakak ipar
45 Pembunuh
46 Pertempuran
47 Anggota baru
48 Perjalanan
49 Halusinasi
50 Maaf ngantuk
51 Sepihak
52 Penambahan
53 Kemana
54 Pemujaan
55 Pemujaan
56 Kelapa
57 A Sen
58 Garam
59 Baru
60 Rencana
61 Ke ibukota
62 Ke istana
63 Permohonan
64 Kaisar
65 Pernikahan
66 Pernikahan 2
67 Jumpa Melly
68 ke rumah Melly
69 Balik
70 Paviliun Nusantara
71 Pemilik paviliun
72 Mempermalukan
73 Ulangi
74 Ibu Permaisuri
75 Godaan
76 Jebakan
77 Mencoba
78 Bersiap
79 Perjalanan
80 Tupai putih
81 Ilusi
82 Terbuka
83 Portal
84 Seleksi.
85 Keberangkatan
86 Berlayar
87 Istirahat
88 Diserang
89 Persiapan
90 Anak buah
91 Menyatukan kekuatan
92 Pimpinan
93 Bohoq
94 Penghadang
95 Bertemu lagi.
96 Denah
97 Pengejaran
98 Paman We
99 Serangan
100 Istana es.
101 Mengerti
102 Pelarian
103 Menyerahkan diri
104 Token kekuasaan tertinggi
105 Pernikahan
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bertransmigrasi ke masa lalu
2
Peralihan jiwa
3
Bantu sarannya ya
4
Mendapatkan ruang bertani.
5
Mendapatkan poin pertama.
6
Makan siang...
7
Blue bebas...
8
Terungkap...
9
Ke kota
10
Perubahan
11
Makanan dengan energi mistis
12
Seratus keping emas
13
Penjualan eklusif
14
Orang Kaya Baru
15
Tuan muda
16
Rasa apa ini?
17
Emas
18
Proyek besar.
19
Lahap
20
Sumber kekayaan
21
Terluka...
22
Amnesia
23
Organisasi bayangan hitam
24
Pembunuh bayangan hitam
25
Wang junior.
26
Sekolah Pedang Terbang
27
Bertemu tuan muda
28
Bertemu tuan muda lagi
29
Manajer Chen
30
Siswa Sekolah Pedang Terbang
31
Turis
32
Blue pergi.
33
Melly
34
Gagal
35
Saudara ke tiga
36
Tamu pelelangan
37
Masuk desa
38
Little Fox
39
Malam puncak
40
Perkenalan..
41
Mulai pelelangan
42
Puncak pelelangan
43
Sadar
44
Kakak ipar
45
Pembunuh
46
Pertempuran
47
Anggota baru
48
Perjalanan
49
Halusinasi
50
Maaf ngantuk
51
Sepihak
52
Penambahan
53
Kemana
54
Pemujaan
55
Pemujaan
56
Kelapa
57
A Sen
58
Garam
59
Baru
60
Rencana
61
Ke ibukota
62
Ke istana
63
Permohonan
64
Kaisar
65
Pernikahan
66
Pernikahan 2
67
Jumpa Melly
68
ke rumah Melly
69
Balik
70
Paviliun Nusantara
71
Pemilik paviliun
72
Mempermalukan
73
Ulangi
74
Ibu Permaisuri
75
Godaan
76
Jebakan
77
Mencoba
78
Bersiap
79
Perjalanan
80
Tupai putih
81
Ilusi
82
Terbuka
83
Portal
84
Seleksi.
85
Keberangkatan
86
Berlayar
87
Istirahat
88
Diserang
89
Persiapan
90
Anak buah
91
Menyatukan kekuatan
92
Pimpinan
93
Bohoq
94
Penghadang
95
Bertemu lagi.
96
Denah
97
Pengejaran
98
Paman We
99
Serangan
100
Istana es.
101
Mengerti
102
Pelarian
103
Menyerahkan diri
104
Token kekuasaan tertinggi
105
Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!