Chapter 14 : Masalah Di Restoran

Perjalanan mereka semua memakan waktu dua hari lamanya, kadang mereka berhenti beristirahat untuk mengambil napas panjang mengisi perut dan lain sebagainya. Sekarang, mereka sampai di kota terakhir sebelum tiba di kekaisaran yang berada di sebrang sungai luas seperti naga yang memutari daratan.

Sebelum ke sana, mereka beristirahat satu malam di kota lalu paginya berangkat menyebrangi sungai.

Sungai tersebut adalah batasan bagi kekuatan rendah dan tinggi, dimana saat mereka menyebrangi sungai maka sudah di katakan kalau mereka mempunyai kekuatan yang memumpungi untuk menghadapi bencana kesengsaraan.

Seperti melawan pendekar hebat, ataupun mendapatkan konflik besar yang tidak di sengaja.

Ruangan sunyi dengan lampu remang-remang, nyala api bergoyang-goyang tersapu angin berhembus. Di dalam ruangan itu, Qin Chen berada di belakang Chang Mengxue dengan tangannya menyelinap ke bagian pinggangnya den berakhir memeluknya.

"Besoknya kita sudah sampai di kekaisaran tepat pada waktunya sebelum turnamen besar di mulai. Tapi prajurit yang aku bawa sebelumnya—" Chang Mengxue menutup matanya, dia memberikan doa dan ucapan terimakasih banyak atas perjuangan mereka menyelamatkannya dalam bahaya, harga nyawa tidak dapat di balas dengan uang ia hanya bisa memberikan doa yang terbaik untuk mereka semua.

Qin Chen menyederkan dagunya ke bahu Chang Mengxue. Dia tersenyum bahagia melihat Chang Mengxue, dan lagi dia ikut mendoakan mereka semua agar di terima di surga. Perjuangan mereka untuk menyelamatkan Chang Mengxue tidak tergantikan, bahkan surga dunia tiada artinya.

Setelah itu, Qin Chen bicara. "Jangan khawatirkan apapun lagi, mereka sudah tenang di sana dan lagi kamu harus memikirkan masa depan bukan masa lalu. Turnamen ini sudah di tentukan, mereka bertiga sudah aku latih sebaik mungkin sehingga bisa di andalkan dalam masalah serius."

"Ummm ... Ya aku tahu, kamu sudah melatih mereka dengan serius sepanjang perjalanan. Tapi bagaimana bisa mereka bertiga memenangkan turnamen?" Chang Mengxue bertanya kepadanya.

"Aku sudah memberikan ketrampilan untuk melepaskan hambatan mereka dalam peningkatan kekuatan, itu dapat menyanggah kekurangan mereka bertiga. Kalau mereka kalah dalam turnamen, aku akan turun secara pribadi mengikuti turnamen dengan menekan kekuatan hingga ke ranah Pendekar Langit (Tinggi)." Qin Chen membalasnya, ia mencium pipinya yang mempunyai aroma yang membuatnya tidak bisa melupakannya.

Ya itu rasa lavender!

"Jangan bicara yang tidak-tidak, aku tidak akan membiarkanmu turun tangan, aku percaya dengan mereka dan pelatihan yang kamu berikan sebelumnya." Chang Mengxue tidak dapat bergerak di saat wajahnya saling menempel begitu dekat. "Tapi tidak aku sangka adalah dendam antar klan di masa lalu sampai sekarang belum di selesaikan. Sebagai penerus klan Chang, aku mempunyai tanggung jawab untuk membesarkan klan dan menyelesaikan dendam masa lalu." Lanjutnya dengan suara lirih.

"Katakan padaku untuk menghancurkan mereka, aku akan menghancurkan mereka sampai tuntas." Sahut Qin Chen, dia dengan tenang mengamati matanya yang kebiruan begitu cerah. "Tapi kamu yang tidak mengizinkannya. Jadi aku akan membiarkanmu melakukannya hingga selesai, tapi ingat apa yang aku katakan sebelumnya. Tiga kali mereka mencoba untuk membunuhmu, aku secara pribadi turun memberikan balas dendam pribadi!" Jelas Qin Chen.

Chang Mengxue mengangguk. "Setelah turnamen selesai, aku akan menyelesaikan urusan dengan klan gunung kematian, kamu tidak perlu khawatirkan aku, dan lagi terimakasih banyak karena sudah kembali ketempat ini." Ujarnya.

Qin Chen tidak dapat mengatakan apapun, ini sudah ke sekian kalinya dia mengatakan hal yang sama berulang-ulang, terimakasih.

"Jangan pikirkan itu, ayo turun kebawah dan makan malam bersama di restoran. Aku akan mentraktirmu malam ini sampai kenyang, dan lagi aku akan mencarikan susu kambing yang bagus untuk kandungan." Ucap Qin Chen.

"Ummm ... Ya, aku tahu kalau susu kambing bagus untuk kesehatan. Tapi mencarinya di kota ini mungkin mustahil untuk dapat, karena tempat ini berada di samping sungai dan lagi tidak ada peternakan kambing di sini." Balas Chang Mengxue.

Qin Chen mengerutkan keningnya, ia mencoba mengamati kota dan tidak menemukan satupun peternakan di sana. "Kamu benar, lupakanlah nanti aku carikan di tempat lain sampai dapat, aku akan menyediakan satu tong besar untuk menemani perjalanan dan di kekaisaran nantinya."

"Jangan banyak nanti kalau aku mabuk bagaimana?"

"Kalau kamu mabuk, aku bisa bersenang-senang, kan?" Goda Qin Chen membuat Chang Mengxue memalingkan wajahnya dengan dingin, dia tahu pada akhirnya Qin Chen merencanakan sesuatu di belakangnya.

"Aku hanya bercanda, ayo turun kebawah dan pergi ke restoran untuk makan malam. Meskipun abadi tidak membutuhkan makan, kamu masih membutuhkan makan menjaga nutrisi untukmu ataupun anak ini, mengerti tanpa bantah." Lanjut Qin Chen.

Chang Mengxue mengangguk lalu keduanya pergi ke restoran untuk makan bersama, para prajurit yang berada di kedai melihat mereka berdua bersama masuk kedalam restoran membuat iri semua orang.

Sementara mereka tengah pesta bersama dengan teman-teman baru.

Restoran itu tampak mewah dengan arsitektur modern kuno, Qin Chen memesan seluruh makanan untuk di bawa ke atas mejanya peserta minuman. Sesaat kemudian, seluruh pesanan yang ia pesan datang ke atas meja membuat keduanya bisa menikmatinya.

"Paman minta sisanya boleh?"

Suara gadis kusam dengan pakaian compang-camping di samping sana terdengar hingga ke tempat Qin Chen. Seorang pria bertubuh besar menghempaskan bocah itu dengan kasar kesamping hingga membuatnya terhentak ke dinding dan terbatuk-batuk menyentuh perutnya yang kesakitan.

Orang-orang di sana bukannya kasihan, mereka tertawa terbahak-bahak melihat bocah itu terhempas.

"Dasar bocah sialan! Pergi sana cari makan di tempat lain jangan di tempatku! Tidak tahu orang sedang makan, kau membuat moodku hilang melihat bocah kusam dan bau sepertimu." Ucapnya dengan kasar mencemoohnya.

"Pa– Paman ... " Dengan gemeteran mengangkat tangan ke atas. "Aku belum makan empat hari ini aku tidak apa-apa makan roti sisa paman." Ucapnya dengan nada ketakutan menahan rasa sakit di perutnya.

Mendengar itu, pria bertubuh besar langsung menarik pedangnya dengan geram mengayunkannya. "Sudah di beri ampun masih bersikukuh minta! Bocah sialan tidak tahu berterimakasih di berikan nyawa, mati sana!"

Saat orang itu mengayunkan pedangnya, Qin Chen dengan cepat melepaskan sumpitnya hingga menghancurkan pedang di tangannya berkeping-keping. Sontak semua orang langsung menoleh ke tempat ain secara yang tengah duduk dengan tenang meliriknya dengan dingin, ada sesuatu yang mengalir di matanya, penindasan!

"Seorang pendekar besar menyerang seorang anak tak berdosa, apa kau tidak malu? Apa salahnya memberikan dia makanan yang kau punya, satu roti tidak akan mengurangi kekuatan yang kau punya." Qin Chen menceramahi pria itu, lalu melanjutkan omongannya. "Satu roti bagi pendekar tidak terlalu berharga, karena mereka bisa menahan lapar memusatkan energi ke dalam perut."

"Bocah sialan! Jangan ikut campur dengan urusanku, kalau kau tidak senang kemari lah dan bertarung denganku!" Balas pria itu dengan kasar.

Qin Chen menghela napas panjang, ia mengibaskan tangannya kesamping melepaskan sembilan pedang menuju tempat pria itu berada hingga berhenti tepat di depan matanya. Orang itu ketakutan setengah mati menahan napas yang terengah-engah menghadapi kematian.

"Membunuhmu mudah bagiku untuk melakukannya, melangkah keluar dari restoran ini itu artinya kau siap untuk mati. Sekarang aku akan memberikanmu kesempatan untuk hidup karena ada gadis kecil di sampingmu. Jadi bersujud di bawah kakinya meminta ampun dan terimakasih karena menolongmu, sekarang!"

"Tidak akan! Aku tidak akan sudi untuk bersujud di bawah kaki bocah kumal!" Teriaknya dengan keras.

Qin Chen langsung menariknya mendekat dan melemparnya keluar di ikuti dengan sembilan pedang menebus tubuhnya menjadi pajangan tengah kota.

Setelah itu, ia melambaikan tangannya meminta anak kecil itu untuk mendekat walaupun dia gemeteran. Dengan gugup mendekati Qin Chen yang tengah duduk di samping wanita cantik yang belum pernah dia lihat.

Setelah itu, dia mengibaskan tangannya di atas kepala anak itu menaburkan manik-manik berkilau menyembuhkan lukanya. Sesaat kemudian dia langsung menoleh ke arah Qin Chen yang tengah duduk di hadapannya.

"Duduklah di sini dan makan apa yang kau mau, kalau kurang kau dapat pesan lagi, mengerti." Ucap Qin Chen.

Anak kecil itu mengangguk dengan ragu-ragu untuk duduk di samping Qin Chen, dia sebenarnya enggan untuk duduk karena tubuhnya yang dekil dan bau akan menganggu mereka berdua makan.

...

*Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Qu Sayau Kenuan Ahja

Qu Sayau Kenuan Ahja

lanjut

2023-01-12

1

☂️

☂️

min kapan S2 suprem kin system

2023-01-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!