Istri Masa Depan

"Karena kamu telah membuat para pelanggan kabur." Jawab Manager restoran.

"Para pelanggan kabur? Kenapa bisa kabur? Lalu apa hubungan saya dengan para pelanggan?" Tanya Marimar dengan wajah bingung.

Brak

"Tentu saja ada hubungannya, salah satu pelanggan restoran menemukan rambut di makanannya hal itu membuat para pelanggan restoran keluar semua." Jawab Manager restoran sambil menggebrak meja dengan kasar.

"Sekarang kamu keluar! Jangan pernah datang ke sini lagi!" Usir Manager restoran.

"Baik Tuan." Jawab Marimar pasrah sambil melepaskan celemek dan penutup kepala agar rambutnya tidak terjatuh.

Marimar sebenarnya ingin mengatakan kalau memang makanan itu ada rambutnya dirinya ingin melihat rambut tersebut pasalnya rambutnya diikat dan ditutup menggunakan penutup kepala jadi tidak mungkin rambutnya ada yang lepas dan jatuh mengenai makanannya.

Melihat amarah Manager restoran membuat Marimar diam dan tidak protes sedikitpun. Marimar keluar dari restoran tersebut hingga dirinya di hadang oleh orang yang dikenalnya. Orang - orang yang ingin dihindari oleh Marimar namun kini mereka berada tepat dihadapannya.

"Kenapa menghadang jalanku?" Tanya Marimar dengan wajah sinis.

"Semenjak kamu keluar dari rumah, kamu semakin berani ya!" bentak Ibu tirinya.

Tanpa menjawab Marimar membalikkan badannya dan berjalan ke arah lain membuat Ibu dan Anak sangat marah terhadap Marimar karena Marimar tidak memperdulikan keberadaaan mereka.

"Bagaimana, enak di pecat?" tanya adik tirinya yang bernama Valen sambil tersenyum sinis.

Marimar membalikkan badannya kemudian menatap adik tirinya dengan tatapan kebencian.

"Aku sudah menduga pasti ada orang yang memfitnahku dan ternyata memang benar. Ternyata apa kata pepatah Buah jatuh tak jauh dari pohonnya dan jika kamu tidak tahu artinya maka aku kasih tahu artinya sifat anak tidak jauh dari orangtuanya ternyata memang benar." Ucap Marimar.

"Apa maksudmu?" Tanya Valen.

"Ayah kandungku di rebut oleh Ibumu sedangkan calon suamiku di rebut olehmu. Anak dan Ibu senangnya memungut barang bekas, seharusnya kalian tinggal di tempat sampah karena suka memungut sampah." Jawab Marimar sambil tersenyum menyeringai.

"Marimar!" Teriak mereka bersamaan sambil menahan amarahnya.

"Kenapa kalian marah? Bukankah benar kalau kalian sukanya memungut barang sampah?" Tanya Marimar.

Mereka berempat sangat marah ketika di sebut sampah oleh Marimar membuat mereka bersiap untuk menampar dan ada yang ingin memukul Marimar. Marimar yang tahu langsung melawan mereka.

Perkelahian yang tidak seimbang tidak bisa dihindari namun tanpa sepengetahuan mereka kalau Marimar bisa berkelahi. Tidak membutuhkan waktu lama Marimar bisa mengalahkan mereka.

Duag

Duag

"Akhhhhhhhh!" Teriak Ririn dan Valen bersamaan ketika Marimar menendang tulang kering mereka.

Tubuh ke empat orang dewasa ambruk dan babak belur, Marimar yang masih kesal dengan Ibu tirinya dan adik tirinya memukul tulang kering mereka membuat mereka berteriak kesakitan.

"Dulu aku tidak pernah melawan ketika kalian memperlakukan aku seperti seorang pelayan tapi kini Marimar yang sekarang melawan kalian. Hal itu karena kalian berani membuatku keluar dari pekerjaanku padahal seharusnya hari ini aku mendapatkan gaji dan besok menjadi karyawan tetap. Tapi gara-gara ulah kalian aku sama sekali tidak mendapatkan gaji ataupun pesangon ketika aku di pecat dari pekerjaanku." Ucap Marimar sambil membuka tasnya kemudian mengambil gunting ✂️ yang selalu dibawanya.

"Ayah, aku sangat kecewa padamu karena Ayah lebih memilih ke dua wanita ular itu dari pada aku anak kandung Ayah dan mulai sekarang aku memutuskan hubungan antara Ayah dan Anak." Ucap Marimar dengan mata berkaca-kaca.

Selesai mengatakan hal itu Marimar menggenggam rambut panjangnya kemudian mengguntingnya.

"Mulai sekarang kita adalah orang asing di mana kita sama sekali tidak saling kenal." ucap Marimar sambil melempar rambut panjangnya ke arah Ayah kandungnya.

Ayah kandungnya hanya terdiam sambil memejamkan matanya ketika rambut tersebut mengenai sepasang matanya.

"Kak Tio, aku pikir kamu adalah pahlawan yang menyelamatkan aku dari ke tiga orang yang tidak mempunyai hati tapi ternyata aku salah besar. Kalian berempat ternyata tidak mempunyai hati, kalian sangat jahat padaku padahal aku tidak pernah sedikitpun menyakiti kalian." Ucap Marimar sambil menatap satu persatu dengan perasaan penuh kecewa.

Tes

Tes

Tes

Marimar yang tidak bisa menahan rasa sesak akhirnya air mata yang sejak tadi di tahannya akhirnya keluar juga namun Marimar langsung menghapusnya dengan kasar.

Selesai mengatakan hal itu Marimar pergi meninggalkan tempat tersebut menuju ke rumah kontrakan yang kecil.

Sampai di kontrakan yang tidak begitu jauh dari tempat kerjaannya, Marimar membersihkan tubuhnya yang lengket. Lima belas menit kemudian Marimar sudah selesai mandi dan memakai pakaian santai.

Marimar berbaring di ranjang tanpa makan malam, hanya makan siang itupun di tempat kerjaannya. Marimar menatap ke arah langit-langit kamarnya dengan mata berkaca-kaca.

"Aku sangat kecewa denganmu Ayah." Ucap Marimar.

Tes

Tes

Air matanya kembali keluar terlebih ketika dirinya ingat bagaimana dulu Ayahnya tidak memperdulikan teriakan kesakitan ketika Ibu tirinya dengan sengaja menyiram minuman panas ke arah tubuhnya.

Ayahnya seakan tuli ketika dirinya menangis dan berteriak kesakitan setiap Ibu tirinya dan adik tirinya ikut menyiksa dirinya. Marimar menangis mengeluarkan rasa sesak dihatinya.

Ayah yang seharusnya menjadi pelindung anaknya di kala ada orang yang menyakitinya dan memberikan kasih sayang terhadap anak kandungnya namun tidak berlaku untuk Ayahnya Marimar.

Ayahnya lebih memperdulikan istrinya sekaligus Ibu tirinya dan juga adik tirinya membuat hati Marimar sangat sakit dan terluka namun tidak berdarah.

Setelah puas menangis dan rasa sesaknya mulai berkurang, Marimar mulai memejamkan matanya dan tidak membutuhkan waktu lama Marimar tidur dengan pulas walau sesekali Marimar sesenggukan karena kebanyakan menangis.

xxxxxxxx

Di tempat yang berbeda di kota terpencil Marcellino Alionso Taylor anak dari pasangan Max dengan Delisa putri ke enam Daddy Alvonso dengan Mommy Laras dengan nama panggilan Marcel.

Marcel berada di kontrakan yang tidak begitu besar dan tidak begitu kecil namun nyaman untuk ditinggali. Penghuni kontrakan di campur baik pria maupun wanita tapi ada beberapa peraturan dari pemilik kontrakan yaitu tidak boleh salah satu penghuni kontrakan tidur bersama lawan jenisnya.

Jika itu di langgar maka mereka akan di hukum dengan cara mereka harus menikah dan setelah mereka menikah barulah mereka di usir dari tempat tersebut.

"Apakah yang aku lakukan salah?" Tanya Marcel sambil berbaring di ranjang.

"Baru dua hari di sini belum juga menemukan kekasih hati yang aku harapkan. Kebanyakan para gadis menyukaiku karena aku tampan tapi setelah tahu aku miskin mereka langsung berpaling dan ada juga yang menjadikan aku sebagai pacar pura-pura nya untuk memanasi kekasihnya dan hasilnya aku di amuk untung aku bisa melawan mereka." Sambung Marcel.

"Lain kali jika ada lagi yang mengajak ku menjadi kekasih pura-pura aku tidak bakalan mau karena aku tidak mau lagi berkelahi dengan orang yang tidak penting." Ucap Marcel.

"Besok aku akan mencari kerja dan melamar sebagai pelayan restoran, siapa tahu di sana aku menemukan calon istri masa depanku." Sambung Marcel sambil berharap secepatnya dirinya menemukan jodohnya.

Karena lelah Marcel memejamkan matanya dan tidak membutuhkan waktu lama Marcel tidur dengan pulasnya

Terpopuler

Comments

🌸 Yowu-Kim 🌸

🌸 Yowu-Kim 🌸

Baru juga 2 hari bang. Sabar napa. Waktunya kan masih 1thn

2024-04-17

0

🌸 Yowu-Kim 🌸

🌸 Yowu-Kim 🌸

Mampus !!

2024-04-17

0

Yuli Yuli

Yuli Yuli

apa org tuamu stju Marcel klo kmu mndpt istri org miskin

2024-03-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!