Di Pecat

"Suatu saat nanti, kalian akan merasakan apa yang aku rasakan." gumam Marimar nyaris tidak terdengar sambil membuka pintu utama.

"Apa maksudmu?" Tanya Ibu tirinya dengan nada kesal.

"Tidak ada." Jawab Marimar berbohong.

Marimar keluar dari rumah tersebut sambil menunggu ojek online yang baru saja dipesannya. Tidak berapa lama tukang ojek online datang kemudian Marimar naik ojek tersebut menuju ke arah perkampungan karena teman kuliahnya juga tinggal di sana yang sama-sama mendapatkan beasiswa.

"Marimar, kamu yakin mau tinggal di perumahan yang sempit dan banyak penduduk?" Tanya temannya.

"Yakin, katanya ada kontrakan yang kosong?" Tanya Marimar.

"Memang ada, ayo aku tunjukkan." ucap temannya.

Marimar hanya menganggukkan kepalanya kemudian mereka pergi menuju ke tempat kontrakan kosong. Harganya sangat murah karena kontrakan tersebut terkenal angker hanya saja temannya dengan jahil tidak memberitahukan hal tersebut.

"Sangat murah walau kontrakan nya agak kotor." ucap Marimar.

"Namanya kontrakan murah ya seperti ini." Jawab temannya.

Marimar hanya menganggukkan kepalanya kemudian meletakkan tasnya lalu mulai membereskan kamarnya sedangkan temannya langsung berpamitan dengan alasan dirinya juga ingin beres-beres kamarnya.

"Aku pergi ya, kamar ku juga berantakan." Pamit temannya.

"Ok." jawab Marimar singkat.

"Terima kasih sudah membantuku mencarikan kamar kosong." Lanjut Marimar.

"Sama-sama." Jawab teman nya sambil berjalan meninggalkan Marimar sendirian karena tidak ada penghuni kos lainnya.

'Bersiaplah nanti malam ketakutan.' Sambung temannya dalam hati sambil tersenyum menyeringai.

"Kontrakan ini sangat murah tapi kenapa tidak ada yang mengontrak ya?" tanya Marimar sambil memasukkan pakaiannya ke dalam lemari yang tersedia.

Marimar melihat bayangan hitam yang melintas dan kini Marimar tahu kenapa kontrakan tersebut tidak ada yang berani mengontraknya.

"Dasar teman jahil, untung aku tidak takut." ucap Marimar sambil tersenyum.

"Kalian terserah melakukan apapun tapi jangan ganggu aku karena aku terpaksa tinggal di sini dan kalian pasti tahu kenapa aku tinggal di sini." Ucap Marimar pada penghuni lain yang tidak terlihat oleh orang lain kecuali dirinya dan beberapa orang yang mempunyai kemampuan melihat makhluk astral atau di kenal dengan nama indigo.

"Sepertinya untuk sementara aku tidak kuliah dulu karena biaya kuliah mahal. Walau aku mendapatkan beasiswa tapi tidak semua di tanggung jadi lebih baik libur kuliah dulu." Ucap Marimar.

"Lebih baik aku melamar kerja, tapi kerja sebagai apa ya?" tanya Marimar sambil berpikir.

"Oh iya, akukan bisa memasak jadi lebih baik aku melamar kerja di restoran." Ucap Marimar.

Selesai mengatakan hal itu Marimar berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket hingga lima belas menit kemudian Marimar sudah selesai mandi dan memakai pakaian santai.

Tubuhnya yang lelah membuat Marimar berbaring di ranjang yang merupakan fasilitas dari kontrakan. Tidak membutuhkan waktu lama Marimar tidur dengan pulas tanpa gangguan makhluk tak kasat mata.

Marimar kini tinggal di rumah kontrakkan kecil untuk melupakan apa yang telah terjadi dan memulai hidup baru.

xxxxxxxx

Siang menjelang sore Marimar perlahan membuka matanya karena dirinya sangat lapar. Sejak kemarin malam hingga hari ini dirinya belum makan membuat Marimar berjalan ke arah warung makan sederhana.

Selesai makan dan minum, Marimar kembali pulang ke tempat kontrakan dan kembali istirahat karena dirinya bingung mau melakukan apa terlebih dirinya ingin memanjakan tubuhnya yang biasanya tidak pernah istirahat akibat Ibu tirinya sering menyuruh dirinya.

xxxxxxxx

Waktu berlalu dengan cepatnya dan kini hari berganti pagi, Marimar keluar dari kontrakan untuk mencari pekerjaan. Marimar yang belum mempunyai skill memasak mengalami kesulitan hingga di restoran yang ke delapan barulah dirinya di terima berkerja bahkan tidak tanggung-tanggung dirinya langsung berkerja karena kebetulan kokinya mendadak keluar.

Marimar mulai berkerja dengan percobaan tiga bulan dan mendapatkan gaji yang lumayan untuk bisa sehari - hari dan sisanya bisa di tabung.

Tiga Bulan Kemudian

Marimar sudah bisa melupakan masa lalunya yang pahit dimana mantan calon suaminya selingkuh dengan adik tirinya. Hidupnya sangat damai karena tidak ada lagi teriakan dari keluarganya, makian dan dirinya berteriak kesakitan ketika di hukum oleh Ibu tirinya dan juga adik tirinya.

Tidak terasa sudah dua bulan Marimar merasakan nyaman tapi di bulan ke tiga menjelang akhir di mana hari ini merupakan hari terakhir masa percobaan karena besok dirinya akan menjadi koki tetap.

Tentunya gajinya akan bertambah dan mendapatkan fasilitas lainnya namun ternyata apa yang diharapkan oleh Marimar tidak terjadi.

Hal itu dikarenakan di hari terakhir masa percobaan ke dua orang tuanya, adik tirinya bersama suaminya sekaligus mantan calon suaminya makan di restoran tempat dirinya tinggal.

"Pelayan!" Teriak adik tirinya Marimar.

"Iya nona." Jawab pelayan restoran.

"Aku ingin pesan makanan cepat!" perintah adik tirinya Marimar.

"Baik." Jawab pelayan restoran tersebut.

'Selama kami menikah, terlihat jelas perbedaan Marimar dengan istriku. Seandainya saja aku bisa menahan ha x srat x ku maka bisa dipastikan aku tidak akan menikah dengan wanita ja**ng ini.' Ucap suaminya dalam hati.

'Si*l, aku di tipu ternyata Ibu mertuaku merebut Ibunya Marimar dan sekarang istriku merebut Marimar dariku. Seandainya aku tahu aku tidak akan tergoda dengan wanita mu x ra x han ini.' sambung suaminya dalam hati.

"Kamu kenapa bengong?" tanya istrinya dengan nada ketus.

"Tidak ada apa-apa." Jawab suaminya berbohong.

'Si*l, dulu aja bicara denganku manis banget tapi sekarang?' sambung suaminya dalam hati.

Istrinya tidak perduli dan tidak berapa lama pesanan mereka datang. Mereka langsung makan tanpa berdoa terlebih dahulu namun baru satu sendok mereka sangat terkejut karena cita rasa masakan tersebut sangat familiar.

"Seperti masakan Marimar?" Tanya mereka bersamaan sambil saling memandang.

Walau mereka hampir menikah tapi Tio mantan calon suaminya Marimar pernah memakan masakan Marimar beberapa kali terlebih makanan itu merupakan makanan kesukaan dirinya karena itulah dirinya sangat familiar dengan makanan kesukaannya.

Valen yang mendengar Tio menyebut nama Kakak tirinya sangat kesal hingga dirinya berfikir untuk menyingkirkan Marimar.

Tiba-tiba ada lampu terang di atas kepala Valen membuat Valen tersenyum menyeringai.

'Aha, aku tahu.' Ucap Valen dalam hati.

Valen menarik rambutnya beberapa lembar kemudian dicampur ke makanan miliknya yang di makan sedangkan yang lainnya menatap Valen dengan tatapan bingung.

"Pelayan!" Teriak Valen.

"Ya Nona." Jawab pelayan restoran sambil berjalan ke arah Valen.

"Ada yang bisa saya bantu Nona?" Tanya pelayan restoran dengan sopan walau dalam hatinya sangat kesal dengan sikap sombong Valen.

Brak

"Makanan apa ini? Kenapa ada rambutnya? Hah!" Bentak Valen sambil menggebrak mejanya.

Serempak semua yang makan di restoran langsung menghentikan makanannya kemudian pergi dari restoran namun di cegah oleh para pelayan.

"Maaf Tuan - Tuan, Tuan - Tuan harus membayar makanan yang sudah di makan." Ucap para pelayan restoran bersamaan.

"Apa bayar?" Kalian tidak lihat, salah satu pelanggan makanannya ada rambutnya? Enak saja kami harus bayar." Ucap salah satu pelanggan restoran.

"Ya benar, sangat menjijikkan." sambung para pelanggan restoran bersamaan.

"Maaf, ada apa ya Tuan - Tuan?" Tanya Manager restoran.

"Itu salah satu pelanggan restoran makanannya ada rambutnya." Jawab salah satu pelanggan.

"Kami akan menggantinya dengan yang baru dan maafkan atas kejadian ini." Ucap Manager restoran sambil menundukkan kepalanya.

"Tidak bisa, selera makan ku langsung hilang." Jawab Valen dengan tegas sambil berdiri dan diikuti yang lainnya.

"Sama, kami juga tidak selera makan." Ucap para pelanggan restoran.

Valen keluar dari restoran dengan diikuti suami dan ke dua orang tuanya di susul oleh pelanggan lainnya.

"Panggil Marimar!" Teriak Manager restoran sambil menahan amarahnya.

"Baik Tuan." Jawab salah satu pelayan sambil berjalan ke arah dapur.

Pelayan restoran kembali keluar dari dapur dengan diikuti oleh Marimar.

"Ada apa Tuan?" Tanya Marimar.

"Mulai hari ini kamu aku pecat tanpa pesangon dan gaji bulan ini." Ucap Manager restoran.

"Saya di pecat? Salah saya apa Tuan?" Tanya Marimar dengan wajah terkejut.

Terpopuler

Comments

Yuli Yuli

Yuli Yuli

ayah yg kjam g prhatian SM x SM anak kandungnya, Uda tau anaknya ditindas kyak gt kok g ksian SM x

2024-03-26

0

Nazwan Muhammad hamizan

Nazwan Muhammad hamizan

kasian marimar selalu di benci oleh adik tiri dan ibu tiri nya/Frown/

2024-02-12

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

kasihan Marimar 😭😭😭 dasar keluarga Dajjal 😠😠😠

2023-12-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!