"Tidak ada hanya saja perkataan kak Marcel membuatku ingat suatu hal yang membuat hatiku sangat sakit." Jawab Marimar sambil tersenyum dengan hambar dan membalas genggaman tangan Marcel.
"Hah.... (Menghela nafas untuk menghilangkan rasa sesak di hatinya)... Aku mau mencuci piring dulu Kak Marcel istirahatlah." Ucap Marimar mengalihkan pembicaraan karena dirinya tidak ingin terlarut dalam kesedihan.
"Kamu sudah memasak dan sekarang aku yang mencuci piring." Jawab Marcel.
"Memang bisa mencuci piring?" Tanya Marimar.
"Bisa dong." Jawab Marcel.
Marcel membawa piring dan gelas yang kotor kemudian berjalan ke arah wastafel sedangkan Marimar membawa mangkok.
"Kamu tonton lah televisi di ruang tamu biar Kakak yang membersihkan dan mencuci peralatan makan yang kotor." Ucap Marcel.
"Tapi..." Ucapan Marimar terpotong oleh Marcel.
"Tidak ada tapi-tapian, pergilah nonton televisi." ucap Marcel dengan tegas.
"Baiklah." Jawab Marimar dengan pasrah.
Marimar pergi meninggalkan dapur dan berjalan ke arah ruang keluarga sedangkan Marcel membalikkan badannya.
"Hiks... Hiks ... Hiks .... Aku tidak bisa mencuci paling hanya bisa membereskan karena Mommy hanya menyuruhku membereskan dan tidak pernah menyuruhku mencuci piring." Ucap Marcel sambil terisak.
"Semangat Marcel, pasti kamu bisa mencuci piring." Sambung Marcel memberikan semangat pada dirinya sendiri.
Marcel mulai membersihkan piring-piring kotor itu dengan air kran setelah kotoran hilang barulah Marcel mulai mencuci piring dengan menggunakan sabun pencuci piring namun tanpa sengaja tangannya sangat licin hingga piring tersebut meluncur ke arah lantai.
prang
Satu piring jatuh ke lantai bersamaan hancur berkeping-keping sedangkan Marimar yang masih berjalan ke arah ruang keluarga mendengar suara pecahan piring membuat Marimar membalikkan badannya dan berjalan dengan langkah cepat.
"Kak Marcel, ada apa?" Tanya Marimar ketika melihat Marcel sedang memunguti pecahan piring.
"Kakak ... Sstttt..." Ucapan Marcel terputus ketika pecahan piring beling mengenai tangan Marcel membuat Marcel mendesis.
Grep
"Lepas, biar aku saja yang melakukannya." Ucap Marimar sambil menahan tangan Marcel agar tidak melanjutkan mengambil pecahan kaca.
"Tapi ..." Ucapan Marcel terpotong oleh Marimar.
"Tidak ada tapi-tapian, kalau Kak Marcel sayang sama aku biar aku yang melakukannya." Ucap Marimar yang tidak tega melihat Marcel terluka.
Entah kenapa hati Marcel menghangat ketika Marimar mengatakan hal itu membuat Marcel membuang pecahan kaca ke tong sampah yang ada di telapak tangannya.
Marimar memegangi ke dua tangan Marcel ke arah wastafel kemudian salah satu tangannya memutar kran. Air mengalir membuat Marimar kembali memegangi ke dua tangan Marcel agar pecahan kaca yang menempel dan luka jatuh ke wastafel lewat aliran air kran.
Setelah selesai Marimar menarik perlahan Marcel ke arah kursi makan agar Marcel duduk. Apa yang dilakukan oleh Marimar membuat Marcel sangat bahagia karena baru kali ini ada seorang gadis yang sangat perhatian padanya tanpa memperdulikan status Marcel yang menyamar sebagai pria miskin.
"Kak Marcel, apakah di sini ada kotak obat?" Tanya Marimar.
"Ada di laci lemari dekat ruang keluarga." Jawab Marcel.
"Ok." Jawab Marimar sambil berjalan meninggalkan Marcel.
"Jangan kemana-mana." Sambung Marimar sebelum dirinya benar - benar menghilang dari pandangan Marcel.
'Apakah sebahagia ini hatiku ketika merasa diperhatikan oleh seseorang. Marimar aku berjanji untuk melindungi dan membahagiakanmu karena kamu pantas mendapatkannya.' Ucap Marcel.
'Mereka yang sudah menyakitimu akan aku buat menderita agar mereka bisa merasakan apa yang telah kamu rasakan selama bertahun-tahun.' Sambung Marcel dalam hati.
Tidak berapa lama Marimar datang kemudian mulai mengobati luka Marcel. Sesekali Marcel mendesis menahan perih ketika lukanya mengenai obat merah membuat Marimar meniup dengan pelan.
Setelah selesai Marimar mulai memasang perban di tangan Marcel sedangkan Marcel hanya memperhatikan apa yang dilakukan oleh Marimar.
'Marimar gadis yang baik dan aku tidak ingin merusaknya terlebih Marimar gadis yang polos tidak menggoda diriku seperti kebanyakan gadis dan wanita lainnya.' Ucap Marcel dalam hati.
"Sudah selesai dan sekarang aku ingin mencuci piring dulu." Ucap Marimar sambil turun dari kursi.
"Maaf ya, gara-gara aku jadi kerajaanmu dobel." Ucap Marcel merasa bersalah.
"Tidak apa-apa, santai saja kalau kak Marcel merasa lelah lebih baik istirahat saja di kamar." Ucap Marimar.
"Kakak tidak lelah, Kakak akan menemanimu." Ucap Marcel yang masih duduk di kursi makan sambil melihat Marimar.
Marimar hanya menganggukkan kepalanya kemudian mulai membersihkan pecahan kaca dengan menggunakan pengki lalu membuangnya di tong sampah.
Setelah beres barulah Marimar mencuci piring namun sebelumnya Marimar menggulung rambutnya yang panjang hingga terlihat jelas leher mulus dan putih membuat Marcel memalingkan wajahnya.
'Si*l kenapa pikiranku jadi mesum sih? Biasanya jika ada gadis atau wanita menggoda dan memamerkan lehernya yang mulus serta dua gunung kembar adik kecilku selalu tidur dengan tenang tapi kenapa ketika Marimar tidak menggodaku malah aku yang tergoda dan adik kecilku seakan meronta-ronta minta dikeluarkan.' Ucap Marcel dalam hati.
'Aku ingin sekali memeluknya kemudian menciumi leher Marimar. Stop Marcel jangan memikirkan hal yang mesum - mesum." Sambung Marcel dalam hati.
Tidak berapa lama Marimar sudah selesai mencuci piring, gelas dan semua peralatan makan yang tadi mereka gunakan.
"Kak Marcel sudah mengantuk?" Tanya Marimar.
"Belum, kenapa?" Tanya Marcel sambil menatap wajah cantik Marimar.
"Aku ingin ..." Ucap Marimar menggantungkan kalimatnya sambil ke dua ibu jarinya disatukan kemudian dipisahkan lalu disatukan kembali dan dipisahkan lagi begitu seterusnya. 👉👈.
Marimar ingin mengatakan sesuatu ke Marcel tapi Marimar merasa ragu sedangkan Marcel yang mempunyai pikiran mesum mengira kalau Marimar ingin berciuman tapi ragu mengatakannya.
"Kamu ingin apa?" Tanya Marcel sambil tersenyum karena melihat Marimar sangat menggemaskan jika meminta sesuatu.
'Ingin berciuman? Kakak tidak akan menolaknya malah dengan senang hati Kakak akan melakukannya.' Sambung Marcel dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Alejandra
Kok udah panjang aja, kan baru dipotong...
2024-02-11
0
Fenita Dewayani
Marcel terisak isak menangis krn tdk bisa cuci piring... hadeehhh jadi ambyar imajinasi nya hahahaa
2023-07-19
0
Uthie
sepertinya ada mist sedikit disini..🙏
apakah rambut Marmar sdh memanjang setelah digunting waktu itu? 🤔
2023-02-20
2