"Tidak apa-apa." Jawab pria tampan tersebut.
Marimar tersenyum manis kemudian pergi meninggalkan pria tampan tersebut membuat pria tampan tersebut menatap kepergian Marimar tanpa berkedip.
'Biasanya jika ada seorang gadis pura-pura menabrak ku langsung memelukku dan meminta maaf selanjutnya mengejar-ngejar diriku hingga akhirnya mau menyerahkan tubuhnya. Aku hanya melakukan sekali selanjutnya aku tidak mau lagi karena kebanyakan mereka sudah pernah melakukannya bersama pria lain.' Ucap pria tampan tersebut dalam hati.
'Hanya yang masih menjaga kehormatan aku masih bisa bertahan selama satu bulan kurang setelah itu aku merasa bosan karena kebanyakan mereka matre.' Sambung pria tampan tersebut dalam hati.
'Untung orang tuaku memintaku pindah ke kampus ini karena di sini banyak mahasiswi cantik jadi tidak sia-sia aku dipindahkan ke kampus ini.' Ucap pria tampan tersebut dalam hati.
"Menarik." Ucap pria tampan tersebut kemudian pergi meninggalkan tempat tersebut.
Pria tampan tersebut mencari informasi tentang Marimar lewat teman baiknya hingga seminggu kemudian pria tampan tersebut memanggil nama Marimar.
"Marimar." Panggil Pria tampan tersebut ketika mereka tidak sengaja bertemu di depan pintu perpustakaan.
Marimar yang merasa namanya di panggil membalikkan badannya dan melihat pria tampan sedang menatapnya sambil tersenyum membuat para mahasiswi iri dengan Marimar.
"Kakak mengenalku?" Tanya Marimar.
"Tentu saja kenal, kita bicara di kantin yuk." Ajak pria tampan tersebut.
Marimar hanya menganggukkan kepalanya kemudian mereka berdua berjalan ke arah kantin membuat para mahasiswi yang melihatnya iri sekaligus merendahkan Marimar kalau Marimar menjual tubuhnya dengan pria kaya.
Terlebih siapa yang tidak kenal dengan pria tampan tersebut, dia adalah mahasiswa pindahan dari luar negri dan dari keluarga kaya. Siapapun pasti menginginkan menjadi kekasihnya termasuk para mahasiswi.
Kini mereka berada di kantin kemudian pria tampan tersebut memanggil pelayan kantin untuk memesan makanan dan minuman.
"Kamu mau makan dan meminum apa?" Tanya pria tampan tersebut.
"Aku belum lapar dan juga haus." Jawab Marimar.
'Aku tidak mungkin makan dan minum karena aku harus irit.' Sambung Marimar dalam hati.
Tanpa sepengetahuan keluarganya, Marimar yang mempunyai hobby membuat kerajinan tangan menjual hasil kerajinan tangannya lewat online dan ternyata laris manis.
Marimar menyimpan uang hasil penjualan kerajinan tangannya secara diam-diam karena dirinya ada niat jika tabungan sudah cukup dirinya akan pergi dari rumah yang tidak pernah membuatnya nyaman. Bagi Marimar tinggal di rumah itu seperti neraka karena perlakuan Ibu tiri dan adik tirinya sangat kejam.
"Tapi aku ingin makan dan minum, temani aku ya." pinta pria tampan tersebut.
"Ok." Jawab Marimar yang tidak tega menolaknya.
"Mau pesan makanan apa?" Tanya pria tampan tersebut.
"Aku minum saja." Jawab Marimar.
"Samain sama pesanan ku ya." pinta pria tampan tersebut.
"Ok." Jawab Marimar singkat tanpa curiga sedikitpun.
Pria tampan tersebut tersenyum kemudian mulai memesan makanan dan minuman masing-masing dua porsi. Pelayan tersebut mencatat pesanan pria tampan tersebut kemudian pergi meninggalkan mereka.
"Kan aku pesan minuman, kenapa makanan di pesan juga?" Tanya Marimar.
'Aduh mau irit jadi tekor deh.' Sambung Marimar dalam hati.
"Aku malas makan jika tidak di temani." Jawab pria tampan tersebut dengan wajah pura-pura sedih.
"Maaf, aku tidak tahu." Jawab Marimar merasa tidak enak hati.
"Tidak apa-apa, oh ya kita belum kenalan namaku Tio Palanok kepanjangan dari Paku Lancip No Karatan. Panggil saja Tio dan mengenai kenapa aku tahu nama mu karena aku bertanya sama temanku yang sudah lama kuliah di sini." Ucap Tio panjang lebar.
"Bagaimana kalau Kak Tio? Tidak sopan kalau panggil nama saja." Ucap Marimar.
"Bagus juga, kakak suka." Ucap Tio.
Marimar hanya tersenyum dan mereka melanjutkan mengobrol bersama, terkadang tertawa dan terkadang serius tanpa memperdulikan mahasiswi yang memandang sinis
xxxxxxxx
Seminggu pria tersebut mendekati Marimar dan akhirnya Tio memberanikan diri untuk menyatakan cinta ke Marimar.
Marimar yang merasa nyaman menerima cinta Tio dan mereka pun resmi menjadi pasangan kekasih. Mereka hanya berpegangan tangan dan Tio hanya diijinkan hanya mencium kening Marimar selain dari itu Marimar melarangnya.
Hingga akhirnya mereka berniat untuk menikah namun rencana tinggal rencana. Tio yang dikiranya bisa membawa dirinya keluar dari neraka namun ternyata perkiraannya salah. Tio selingkuh dengan adik tirinya di saat tinggal dua hari lagi mereka menikah.
"Aku mengira Kak Tio pria baik tapi perkiraan ku ternyata salah, kamu sama brengs*knya seperti pria lainnya." Ucap Marimar dengan perasaan hancur.
Hati wanita mana yang tidak hancur hanya tinggal dua hari lagi akan menikah calon suaminya selingkuh. Lebih hancur lagi ketika mengetahui kalau adik tirinya sengaja merebut calon suaminya dan lebih parahnya lagi ketika melihat ranjang pengantin yang akan mereka tempati nantinya digunakan oleh Tio bersama adik tirinya dengan melakukan hubungan suami istri.
"Ini salahmu sudah lama aku ingin merasakan hubungan suami istri tapi kamu selalu menolaknya dan adik tiri mu bersedia memenuhi apa yang aku inginkan." Jawab Tio tanpa punya rasa bersalah sedikitpun.
Marimar menatap Tio dengan penuh kebencian apalagi melihat adik tirinya yang merebut kamarnya yang luas dan barang yang dimilikinya padahal barang itu peninggalan Ibunya dan kini merebut calon suaminya membuat Marimar merasa muak dengan adik tirinya dan juga ke dua orang tuanya.
"Aku bersyukur kita tidak jadi menikah dan ini aku kembalikan cincin pertunangan kita." Ucap Marimar sambil melepaskan cincinnya dan di lempar ke arah wajah Tio.
Tio menangkap cincin yang di lempar oleh Marimar sedangkan Marimar membalikkan badannya dan pergi meninggalkan hotel tempat mereka akan mengadakan pesta pernikahan karena Tio dari keluarga kaya.
Marimar pulang ke rumah kemudian memasukkan semua pakaiannya ke dalam tas lusuh dengan membawa tabungan dan perhiasan milik Ibu kandungnya yang sudah meninggal yang disembunyikan di tempat yang aman.
Marimar keluar dari kamarnya dan berjalan meninggalkan kamar yang sempit tersebut hingga dirinya melihat Ayah kandungnya dan ibu tirinya sedang menonton televisi.
"Mau kemana?" Tanya Ibu tirinya yang melihat Marimar menenteng tas lusuhnya.
"Mau pergi dari rumah ini." Jawab Marimar sambil menghentikan langkahnya tanpa membalikkan badannya.
"Pergilah dan jangan pernah kembali lagi." Usir Ibu tirinya sambil tersenyum bahagia karena akhirnya anak tirinya pergi dari rumah.
Dirinya sangat bersyukur putrinya bisa merebut calon suami Marimar yang kaya seperti dirinya yang berhasil merebut suaminya dari Ibunya Marimar.
"Aku tidak mungkin kembali ke sini sampai kapanpun." Jawab Marimar sambil melangkahkan kakinya kembali menuju ke arah pintu utama.
"Syukurlah." Jawab Ibu tirinya cuek.
Marimar yang sangat kecewa memilih hidup terpisah karena ayah kandungnya hanya diam ketika istrinya mengusir dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
🌸 Yowu-Kim 🌸
Awas aja entar lu anying. Aishhh shibbal
2024-04-17
0
🌸 Yowu-Kim 🌸
Semoga penyesalan akan menghampiti loe
2024-04-17
0
Yuli Yuli
kmu harus brsyukur marimat tau klakuan colan suamimu sblom nikah
2024-03-26
0