"Kamu ini terluka hobi atau bagaimana sih? Kok bisa-bisanya terluka mulu. Apa nggak bosen sih kamunya?" Omelan dokter Abbas hanya sekedar angin lalu untuk seorang Zifanya Gantari.
Dia sudah sering dulu mendapatkan Omelan sang dokter ini saat masih kecil dan mendapati dia terluka setiap kali selesai bermain. Dokter Abbas selalu mengomelinya tiada henti saat mengobati lukanya. Katanya seorang cewek itu musti anggun lah. Musti jaga sikap dan perilakunya lah. Kenapa juga Zizi tidak seperti sang mama yang begitu anggun dan lemah lembut.
Padahal sang mama juga dulunya begitu tomboy dan juga keras kepala. Tetapi setelah bertemu dengan sang papa dan menikah kemudian memiliki anak-anak yang lucu seperti sang kakak dan dirinyalah. Akhirnya membuat sang mama berubah menjadi wanita yang lebih anggun dan juga lemah lembut. Tetapi kalau terjadi sesuatu dengan anak-anaknya maupun sang suami tentu saja mamanya akan menunjukkan taringnya sebagai seorang nyonya Bimantoro.
"Sudah om?" tanya singkat Zizi setelah om nya memotong sebuah benang khusus di lengannya untuk menjahit lukanya itu.
"Belum, sebentar lagi. Astaga kamu jadi cewek cukup dingin juga ya zi. Apakah cowok yang dekat denganmu tidak bakalan kena flu tuh dengan sikapmu yang sedemikian dinginnya ini. Rasa-rasanya kutub selatan saja bakalan kalah dingin sama kamu," ujar dokter Abbas sambil menyelesaikan tindakan akhir dalam pengobatan luka di lengan keponakannya itu.
"Aku nggak punya cowok," jawab Zizi singkat.
"Lagian cowok mana yang mau deketin kamu. Sedangkan kamu nya sendiri seperti ini orangnya zi," celetuk om Abbas sudah mulai menggosip seperti emak-emak kompleks saja.
Memang om nya ini bisa bersikap dekat begitu kepadanya. Karena sejak kecil dia mengenal om Abbas sebelum akhirnya pindah ke kota J karena sang kakek meninggal dunia. Dan rumah sakit keluarga di kota J tidak ada yang memimpin. Sehingga pindahlah dokter Abbas ini dari kota S ke kota J untuk menggantikan posisi sang kakek di rumah sakit tersebut.
Karena papa Zizi tidak mau mengurusi rumah sakit. Papa Zizi lebih suka mengurusi perusahaan dan bergelut di bidang bisnis yang sudah dia tekuni sejak masih muda. Terbukti memang sang papa sukses dengan apa yang dikerjakannya. Mendirikan sebuah perusahaan yang kuat dan paling maju di kota S. Sehingga dia bisa menjadikan rumah sakit milik keluarganya dibawah pengawasan perusahaan miliknya.
Sedangkan rumah sakit di kota S sementara di handle oleh kakak Zizi. Meskipun sang kakak tidak menyukai bidang medis tersebut. Padahal dia juga bergelar sebagai dokter tetapi kembali menempuh perkuliahan di jalur bisnis sama seperti sang papa. Berbeda dengan Zizi yang ingin meneruskan sekolahnya nanti untuk menjadi seorang dokter. Dia akan menggantikan sang kakak mengurusi rumah sakit ternama di kota S. Tentunya setelah Zizi menyandar gelar sebagai dokter. Dan itu masih memerlukan waktu beberapa tahun lamanya untuk sampai ke sana. Karena itulah sekarang Zizi bisa menikmati masa kebebasannya sebelum dia harus bersikutat dengan pekerjaannya yang cukup melelahkan.
"Apa yang terjadi di sekolah barumu. Sampai kamu bisa mendapatkan luka seperti ini, zi? Apakah ada yang membulli di sana?" tanya dokter Abbas dengan nada serius. Dia penasaran luka ini didapatkan keponakannya darimana.
"Iya," jawab Zizi singkat.
"Hah, bagaimana bisa kamu dibulli. Meskipun aku tidak pernah sekolah disana. Tetapi aku tahu disana kumpulan anak-anak orang kaya raya. Memangnya mereka tidak mengenal siapa kamu?" tanya dokter Abbas karena kalau mereka tahu siapa Zizi pastinya mereka akan sungkan dengan nama terkenal dari sang ayah Zizi, atau kakak kandung dokter Abbas tersebut.
"Aku minta pihak sekolah merahasiakan identitasku," ujar Zizi santai sambil memakai kembali jaketnya.
"Lho? Kenapa?" tanya dokter Abbas tidak mengerti jalan pikiran sang keponakan. Dia anak orang terkenal kenapa malah dirahasiakan segala.
"Aku malas saja berteman dengan orang-orang bermuka dua," ujar Zizi santai dan duduk di sofa sang om yang ada di ruangannya tersebut.
"Astaga, Zizi.... kelakuan kamu ya," ujar dokter Abbas geleng-geleng kepala.
Padahal cukup menyebutkan nama belakangnya saja maka Zifanya pasti akan disegani semua orang yang mengenalnya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
🍃yanni🍃
neeext
2023-01-04
1