Mauren sampai di restoran yang berada di hotel Maxton. Tepat saat masuk, dia mengedarkan pandangan. Dilihatnya pria yang berada di dalam foto duduk di kursi yang berada di depan kaca besar. Meja yang duduki menghadap ke arah luar. Memberikan pemandangan kota di malam hari.
Mauren segera menghampiri pria tersebut. Dia berharap kali ini pria yang ditemuinya benar. Karena sejak pagi, dia bertemu dengan pria-pria aneh.
“Pak David?” Mauren langsung bertanya pada pria yang sedang duduk manis menikmati kopinya.
Saat melihat David, dia mendapati jika pria tersebut sesuai dengan foto. Pria tampan dengan rahang tegas yang ditumbuhi jambang. Terlihat gagah sekali. Dari sekian pria yang ditemuinya hari ini, hanya David yang sesuai dengan deskripsi dari foto yang dilihatnya.
David mengalihkan pandangan. Dilihatnya seorang wanita cantik dengan bibir tebal dan kulit eksotik. David yakin jika wanita itu adalah wanita yang ingin dikenalkan oleh papanya. Saat pertama kali melihat saja, David langsung tertarik. Dibanding wanita-wanita berkulit putih, dia lebih suka dengan wanita-wanita berkulit coklat. Baginya, mereka lebih seksi.
“Iya, aku David Janitra.” David mengulurkan tangannya.
“Aku Mauren Aelin-asisten dari Arriel.” Mauren memperkenalkan dirinya.
David masih memikirkan kenapa wanita yang baru datang itu memperkenalkan diri dengan menyebut nama orang lain.
“Maaf, Arriel tidak dapat datang. Karena itu saya mewakilkan untuk datang.” Mauren menjelaskan kedatangannya.
Akhirnya David tahu kenapa Arriel tidak hadir. Namun, baginya tidak masalah, justru dia senang saja. Apalagi yang ditemuinya adalah wanita cantik.
“Tidak masalah.” David tersenyum. “Ayo silakan duduk.” Dia mempersilakan Mauren untuk bergabung.
“Terima kasih.” Mauren langsung duduk.
David segera memesan makanan untuk Mauren. Perlakuan manis itu membuat Mauren terpesona. Mauren terus memerhatikan setiap gerakan yang dilakukan oleh David.
David jelas melihat Mauren memerhatikannya. Karena itu, dia memilih untuk mengeluarkan keahliannya sebagai seorang pemain. Mudah baginya menaklukkan seorang gadis.
“Jadi kamu asisten Arriel, dan dia memintamu ke sini untuk mengatakan jika dia tidak datang?” Kemarin papanya mengatakan jika akan ada seorang wanita yang menghubunginya untuk kencan buta. Karena itu papanya meminta David untuk menemuinya. Karena ingin melihat pilihan sang papa. Akhirnya, David memilih menemui wanita itu.
Mungkin bagi orang ini adalah kesialan. Di saat dia meluangkan waktu, ternyata wanita yang akan ditemuinya tidak datang. Namun, saat melihat wanita yang datang tak kalah cantik, tentu saja membuatnya merasa diuntungkan. Tak ada akar, rotan pun jadi.
“Iya, dia memintaku ke sini untuk menyampaikan permintaan maaf.” Mauren terpaksa berbohong. Tidak mungkin bukan jika dia mengatakan apa alasannya datang karena ingin mencari pria yang tepat di antara pria yang dikenalkan ke Arriel.
“Aku tentu akan memaafkannya, tapi tidak semudah itu. Aku sudah meluangkan waktu untuk datang di tengah kesibukan aku. Jadi tentu saja aku tidak mau sia-sia begitu saja.” David menyeringai.
Mauren tidak mengerti apa yang dimaksud oleh David. Dia masih mencerna. Apa arti kata ‘tidak sia-sia’ itu.
“Maksudnya?” Karena tidak menemukan jawaban. Dia memilih bertanya.
“Makanlah denganku dulu. Karena aku sudah memesan makanan untuk pertemuan itu. Anggap saja itu sebagai permintaan maaf dari Arriel.” David tersenyum. Seperti bisnis, dia selalu mengambil keuntungan dalam setiap apa yang dilakukannya. Jadi kali ini pun, dia harus dapat keuntungan dari pertemuan mereka.
Tentu saja itu semua diterima oleh Mauren dengan tangan terbuka. Dia sendiri tidak masalah dan justru senang.
“Baiklah.” Mauren setuju.
Akhirnya mereka berdua mengobrol. Menceritakan banyak hal. Mulai dari bisnis dna juga fashion. Karena David adalah pengusaha tekstil dan memiliki konveksi besar, dia sering bekerja sama dengan brand-brand besar. Jadi itu membuat
Mauren senang ketika mendengarnya. Apalagi brand-brand itu cukup familar di telinganya.
Mereka berlanjut. David memesan wine. Kemudian meminta Mauren mencicipinya. Sayang toleransi alkohol pada diri Mauren sangat kecil. Baru minum wine sedikit saja, dia sudah mabuk. Hal itu membuat David merasa jika dia harus mengantarkan Mauren pulang.
“Di mana rumahmu?” tanya David. Ketika keluar dari restoran.
“Mana rumah aku?” Alih-alih menjawab dia justru bertanya pada dirinya sendiri.
David melihat Mauren sudah mulai mabuk. Ketika tidak mendapatkan di mana rumah Mauren jelas dia memilih untuk membawa Mauren ke hotel saja. Dengan segera David memesan kamar hotel di resepsionis.
Dengan kunci kamar, David membawa Mauren ke kamar yang dipesan. Dia memapah Mauren ke kamar. Sepanjang jalan, Mauren mengocek tentang wine yang diminumnya. Rasanya tidak enak sama sekali. David hanya tertawa ketika Mauren terus mengoceh.
“Apa kamu tahu jika kamu pria yang tampan aku temui hari ini.” Mauren mengoceh ketika melihat David yang sedang membuka pintu kamar.
“Benarkah?” tanya David memastikan sambil membawa tubuh Mauren ke dalam kamar.
“Iya, aku benar.” Mauren menangkup wajah David. Memintanya untuk menatap. Agar percaya dengan apa yang dikatakan.
Pandangan mereka saling beradu ketika Mauren menangkup wajah David. Pandangan yang saling mengunci mengantarkan Mauren membelai lembut rahang David. Tepat saat tiba pada bibir David, tangannya membelai lembut.
Mauren sudah lama tidak mencium seseorang. Rasanya, dia merindukan bibir seorang pria. Tanpa izin dari David, dia segera mendaratkan bibirnya. Mencium benda kenyal yang selalu membuat candu itu.
David yang mendapati ciuman dari Mauren begitu terkejut. Dia tidak menyangka jika Mauren menciumnya.
Jika tersaji makanan di depan mata, bukankah sayang untuk dinikmati?
Pikiran itu membuat David tak menyia-nyiakan ciuman itu. Dia membalas ciuman Mauren. David mendorong tubuh Mauren ke tembok. Membuat ciuman mereka semakin dalam.
Perasaan menggebu keduanya membuat mereka begitu menikmati pertukaran saliva itu. Suara kecapan dari pertemuan dua bibir itu terdengar mengisi keheningan di dalam kamar.
Ketika keduanya mulai kehabisan oksigen, keduanya mulai melepaskan tautan bibirnya. Namun, perasaan menuntut membuat Mauren mendaratkan kecupan di leher David.
“Jangan me-mulai.” David sedikit terbata. Kecupan di lehernya mengantarkan gairahnya muncul. Jelas dia tidak akan bisa menahan diri jika hasratnya mulai menggebu.
Sayangnya, Mauren yang mabuk tak menghiraukan peringatan David. Dia masih asyik mendaratkan kecupan-kecupan di leher David.
“Jika kamu yang memulai, maka jangan salahkan aku yang tidak akan melepaskan.”
David menangkup wajah Mauren. Mendaratkan kembali bibirnya. Kemudian beralih pada leher milik Mauren.
Kecupan David itu tentu saja membuat Mauren merasakan gelenyar aneh yang berpusat di bawah sana. Mengantarkan suara ******* sensual yang justru membuat David menggebu.
David mendorong tubuh Mauren ke arah ranjang. Dengan sekali dorongan, dia membuat tubuh Mauren berada di atas ranjang. Berada dalam kungkungannya, jelas David tidak akan membiarkan Mauren lepas begitu saja. Jika ada permulaan, pastinya harus ada akhir untuk mencapai kenikmatan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Enisensi Klara
Nah kejadian deh 😂😂😂😂 apa ntar jadi si Dima yah 🤔🧐
2023-09-14
0
Enisensi Klara
Ga akan di lepas ada makanan enak 🤣🤣🤣
2023-09-14
0
Enisensi Klara
Gaskeun David 🤣🤣🤣
2023-09-14
0