Bab 7

David sampai di rumah papanya. Dicarinya sang papa di rumah. Sayangnya, dia tidak menemukan papanya itu di ruang keluarga atau di kamarnya.

“Pa.” David mencari keberadaan papanya sambil memanggil.

“Pak Dewa ada di taman belakang, Den.”

Asisten rumah tangga memberitahu David.

David segera bergegas ke taman belakang. Melihat apa yang dilakukan oleh papanya.

Ternyata papanya sedang merapikan bunga di taman belakang.

“Pa.” David menghampiri sang papa. Papanya kurang kerjaan sekali siang-siang mengurus tanaman.

“Kenapa harus teriak-teriak?” Pak Dewa menyindir anaknya tersebut.

David berjongkok. Menyejajarkan tubuhnya dengan sang papa. “Ada yang ingin aku tanyakan.” David menyampaikan apa yang menjadi alasannya datang.

Pak Dewa menatap anaknya. Jarang-jarang anaknya datang dengan hal penting.“Apa?” tanya Pak Dewa.

“Wanita yang bernama Arriel itu tinggal di mana?” David tanpa basa-basi segera memberitahu papanya.

“Kalian sudah bertemu?” tanya Pak Dewa. Dia memang meminta temannya-Anggun untuk mempertemukan anak-anak mereka. Namun, dia belum tahu apakah anak temannya itu sudah menemui putranya.

“Belum. Dia baru menghubunginya.” David terpaksa berbohong. Dia tak mau sampai sang papa tahu apa yang baru saja dilakukannya.

Pak Dewa berdiri. Mengayunkan langkahnya untuk mencuci tangan. David dengan setia menunggu papanya yang sedang

membersihkan tangannya. Saat papanya ke kursi yang berada di teras belakang, dia ikut juga.

Pak Dewa dan David duduk bersebelahan terhalang oleh meja. Dengan santainya Pak Dewa meminum tehnya.

“Pa, cepat katakan.” David merasa papanya mengulur waktu.

“Dia punya toko perhiasan bernama Malya Jewelry.” Papa Dewa memberitahu anaknya.

Mendapatkan informasih singkat itu pun David merasa sudah cukup. Dia yakin sekali itu sudah bisa membuatnya mendapatkan keberadaan Mauren.

“Terima kasih, Pa.” David segera berlalu pergi. Dia harus segera bertemu dengan Mauren. Tak mau sampai kehilangan jejak.

Pak Dewa yang melihat anaknya pergi begitu saja membuatnya geleng kepala. Padahal belum selesai bicara.

“Semoga dia cepat menikah.” Pak Dewa berharap perjalanan kisah anaknya akan berakhir indah.

...****************...

David menuju ke toko perhiasan milik Arriel. Dia ingin mengecek keberadaan Mauren di toko tersebut.

Setibanya di toko perhiasan David segera masuk. Dia mencari keberadaan Mauren. Sayangnya, dia tidak menemukan Mauren.

“Mau cari model apa, Pak?” Karyawan toko perhiasan langsung bertanya ketika David tampak mencari sesuatu.

“Saya mencari cincin.” David memberikan alasan palsu.

“Cincin biasa atau cincin pernikahan?” Karyawan kembali bertanya.

“Cincin biasa.”

Setelah mendapati jawaban David, karyawan segera membawa David ke area cincin. Untuk menutupi niatnya David pun melihat-lihat cincin.

“Saya tidak melihat Mauren.” Saat mencari cincin David bertanya.

“Bu Mauren sedang tidak masuk kerja.” Karyawan menjawab apa adanya. Tadi atasannya-Arriel mengatakan jika Mauren sedang tidak masuk kerja.

David merutuki kesalahannya itu. Jelas Mauren tidak akan masuk kerja. Pastinya wanita itu bangun saat siang.

“Mau yang mana, Pak?” tanya Karyawan.

“Mau yang ini saja.” David menunjuk satu cincin pilihannya. Dia tetap membeli meskipun orang yang dicarinya tidak ada.

Karyawan langsung melakukan proses pembayaran. David dengan gampangnya membayar cincin tersebut. Tak mempermasalahkan harga yang harus di bayar.

Saat di mobil, David merasa puas. Jawaban karyawan tadi menjelaskan jika Mauren memang bekerja di sini.

“Besok aku akan kembali lagi.” David merasa ini kesempatan. Tentu saja dia tidak akan melepaskan Mauren begitu saja.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***