Mauren menatap malas David. Bisa-bisanya pria itu meminta hal itu padanya. Namun, Mauren tidak bisa menolak sama sekali. Dia pun mengikat rambutnya. Membuat kalung dan anting yang dipakai terlihat.
David memerhatikan dengan saksama. Dilihatnya Mauren begitu cantik dengan perhiasan itu. Walaupun kulit Mauren tidak putih, tetapi leher jenjangnya, tetap
menggoda.
“Aku suka.” David tersenyum menatap Mauren lekat.
“Kamu suka perhiasannya?” tanya Mauren memastikan. Kapan lagi dia bisa jual perhiasan limited edition.
“Bukan, aku suka kamu.” David tersenyum lebar sambil memamerkan deretan gigi putihnya.
Mauren benar-benar kesal sekali. Bisa-bisanya David menjawab dirinya yang lebih cantik. Padahal dia sedang bertanya tentang perhiasan. Di saat sedang serius, David justru bercanda.
“Apa kamu mau membeli perhiasan ini?” Mauren berusaha untuk tetap sabar. Dia tahu jika pasti kesabarannya diuji.
“Jika membeli sekalian denganmu, apa bisa? Jika bisa aku mau.” David kembali membuat ulah.
“Kamu jangan macam-macam. Jaga batasanmu.” Mauren sudah di ambang kesabarannya. Dia merasa tidak terima dengan ucapan David. “Jangan mentang-mentang kamu punya uang bisa seenaknya saja padaku.” Mauren meluapkan kekesalannya itu. Dia benar- benar tidak terima David mengatakan hal itu.
“Jangan marah dulu.” David langsung menarik tangan Mauren. Dia tidak berniat untuk membuat Mauren tersinggung.
“Tenang-tenang.” Nyali David ciut juga ketika melihat Mauren marah. Dia merasa takut sekali.
Mauren menarik tangannya. Dia kesal sekali karena David seenaknya saja memegang tangannya. Bukan membaik, Mauren semakin ingin marah.
“Jadi mau beli atau tidak?” tanya Mauren ketus. Sudah dibuat kesal, tentu saja Mauren tidak mau sia-sia.
“Tentu saja aku mau beli, tapi jangan marah-marah.” David tersenyum. Berusaha untuk menenangkan Mauren.
Mauren tersenyum dalam hatinya. Tentu saja dia harus memanfaatkan itu semua. Karena tidak mau sampai kehilangan pembeli.
“Baikalah, kita lakukan pembayaran.” Mauren sudah jauh lebih tenang. Karena memang dia merasa jika David akan membeli perhiasan tersebut.
Mauren meminta karyawan untuk menyiapkan sertifikat atas emas itu dan juga data pembayaran.
“Kamu mau bayar pakai apa? Debit atau kredit?” Mauren menatap David.
“Sebelum aku bayar, boleh aku meminta sesuatu?” David kali ini lebih serius dari tadi.
Mauren merasa curiga dengan permintaan David. Pasti yang diminta David di luar nalar lagi.
“Apa?” Mauren berusaha tenang karena dia ingin tahu keinginan David.
“Aku ingin bicara denganmu. Berdua saja. Aku menunggumu di restoran.” David menjelaskan apa yang dia inginkan.
Mauren menimbang-nimbang ajakan David. Sejujurnya, dia merasa tidak tega dengan David. Sudah dimanfaatkan membeli perhiasan banyak, tetapi hanya sekadar minta mengobrol sebentar saja tidak mau. Apalagi sebenarnya alasan membeli perhiasan, hanya alasan saja. Hal yang utama adalah bertemu dengannya. Mauren tidak bisa sejahat itu. Tentu saja itu membuatnya merasa tidak tega.
“Baiklah, asalkan kamu bayar dulu perhiasan ini.” Mauren tidak mau rugi sama sekali. Dia harus melakukan transaksi lebih dulu.
“Baiklah.” David setuju.
Mauren segera menyiapkan perhiasan tersebut. David tidak mau membawanya, jadi dia meminta Mauren mengantarkan ke rumahnya.
Pembayaran dilakukan secara debit. Pembayaran lunas tanpa ada tunggakan sedikit pun.
Akhirnya transaksi selesai. David berpamitan pada Mauren.
“Aku tunggu di restoran Star.” David mengingatkan Mauren lagi. Dia tidak mau sampai Mauren melepaskan diri.
“Iya, aku akan ke sana.” Mauren sudah berjanji. Tentu sana dia akan datang.
Mendapati janji itu, David segera berlalu pergi. Meninggalkan Mauren yang kembali bekerja. Berharap nanti siang, Mauren benar-benar datang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Nunuk Bunda Elma
demi Mauren rela merogoh kocek 3 M hanya untuk ngobrol saja ckckck no kaleng-kaleng
2023-05-04
3
Becky D'lafonte
david royal jg ya
2023-02-17
0
A N F A 🌹
waduh si david ada rencana apa ya
2023-02-08
1