Bab 5

Mauren mengayunkan langkahnya keluar dari hotel. Dia mengambil kacamata hitamnya dan segera memakainya. Berharap orang tidak akan mengenalinya. Mauren tidak mau sampai orang melihatnya keluar dari hotel. Mauren adalah seorang janda. Persepsi orang tentang seorang janda jelas sangat buruk sekali. Karena itu dia berusaha keras menjaga citranya.

Mobil Mauren masih terparkir di tempat parkir. Saat hendak masuk ke mobilnya, dia memastikan tidak ada orang yang melihatnya. Dia tidak mau sampai ada yang melihatnya keluar hotel pagi-pagi seperti ini.

Di dalam mobil Mauren melihat wajahnya dari pantulan kaca yang berada di atas dasboard. Wajahnya begitu berantakan sekali.

“Astaga? Sepertinya semalam aku menggila.”

Mauren melihat dirinya hanya bisa menggeleng. Rambutnya begitu berantakan sekali. Sudah seperti singa. Karena tak mau orang melihatnya berantakan, akhirnya Mauren menyisir dulu rambutnya. Tak lupa memoles sedikit wajahnya. Lipstiknya sudah tak tersisa sama sekali. Sepertinya semalam dia mencium David dengan ganasnya.

Saat merasa penampilannya sudah lebih baik, akhirnya, dia memutuskan untuk segera melajukan mobilnya. Dia menuju ke apartemennya.

Sampai di apartemen Mauren turun dengan sangat berhati-hati. Dia takut berpapasan dengan Arriel di saat seperti ini. Pastinya temannya itu akan banyak bertanya jika tahu apa yang dilakukannya.

Mauren masuk ke apartemen sudah seperti maling. Sangat berhati-hati sekali.

Sesampainya di apartemennya, Mauren segera bergegas masuk ke kamar mandi. Tubuhnya begitu lengket sekali. Hingga membuatnya merasa tidak nyaman.

Di dalam kamar mandi, Mauren menyempatkan melihat dirinya dari pantulan cermin. Alangkah terkejutnya dirinya melihat tubuhnya yang penuh tanda merah. Sungguh setiap inci tubuhnya dinikmati oleh David.

“Ren, kenapa kamu sebodoh itu?” Mauren merutuki dirinya sendiri. Gagal sudah menjadi janda terhormat jika begini jadinya. Walaupun tidak masalah karena tidak menyisakan bekas, tetap saja dia ingin dijamah hanya oleh suaminya kelak.

Mauren yang kesal segera membersihkan tubuhnya. Menghilangkan sisa-sisa penyatuan dengan David.

Sekitar dua jam Mauren di kamar mandi. Dia ingin membuat tubuhnya bersih dari bekas sentuhan David. Karena itu dia menggosok berkali-kali.

Tepat saat Mauren keluar dari kamarnya, dia segera mengambil tasnya. Mengecek ponselnya. Alangkah terkejutnya melihat panggilan tak terjawab sebanyak dua puluh kali dari Arriel. Pasti temannya itu sedang mengkhawatirkan dirinya.

Mauren segera menghubungi Arriel. Tak mau sampai temannya itu khawatir.

“Ren, kamu masih hidup?”

Arriel di seberang sana bertanya hal itu pada Mauren. Membuat Mauren kesal pada temannya yang kurang ajar itu.

“Sial! Kamu pikir aku sudah mati!” Mauren menekuk bibirnya. Temannya menguji kesabarannya yang setipis tisu itu.

Arriel langsung tertawa. Dia merasa lucu mendengar temannya marah. “Aku pikir kamu mati. Karena berkali-kali aku menghubungimu dan tidak ada jawaban. Baru saja aku berniat ke apartemenmu. Mengecek kamu mati dengan cara apa.”

Jika Arriel ada di dekatnya, Mauren akan melempar bantal pada temannya itu. Sayangnya, temannya tidak ada di depannya.

“Aku sakit dan baru bangun. Jadi tidak tahu kamu menghubungi aku.” Mauren memberikan alasan lain. Tidak mau sampai Arriel tahu apa yang sebenarnya terjadi.

“Kamu sakit? Apa sudah ke dokter? Apa perlu aku ke apartemenmu?” Arriel sedikit panik. Mauren tinggal sendiri. Jadi tentu saja dia khawatir.

“Tidak-tidak. Aku sudah minum obat. Nanti siang pasti akan lebih baik.” Mauren tidak mau sampai Arriel datang ke apartemen. Yang ada nanti temannya itu akan tahu tanda merah di tubuhnya.

“Baiklah kalah begitu. Aku akan kirimkan makanan saja kalau begitu.” Arriel memilih jalan lain untuk menunjukkan perhatian pada temannya itu.

“Bubur kepiting sepertinya enak.” Mauren tidak akan menyia-nyiakan kesempatan kebaikan sang teman.

“Baiklah, aku akan pesankan untukmu.”

Akhirnya sambungan telepon berakhir. Mauren segera mengeringkan rambutnya di depan cermin. Saat di depan cermin, dia memikirkan sesuatu.

“Apa dia mengeluarkannya di dalam?”

Mauren memikirkan cairan kenikmatan milik David itu masuk ke rahimnya atau tidak. Karena jelas, dia takut jika hamil.

Terpopuler

Comments

Enisensi Klara

Enisensi Klara

Kalo jadi hamil jadinya Dima 🤭🤭

2023-09-15

0

Enisensi Klara

Enisensi Klara

Ntar jadi Dima ....

2023-09-15

0

Enisensi Klara

Enisensi Klara

Ganas si Mauren kayak kucing 🐈🐈🐈 lagi berantem 🤣🤣🤣

2023-09-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!