Bab 6

David yang merasakan hawa dingin menerpa dadanya langsung segera meraih selimut untuk menutupi tubuhnya. Dia yakin jika selimut pasti tersingkap. Karena itu hawa dingin berusaha menerobos masuk.

Saat meraih selimut untuk menutupi tubuhnya, David mendapati sisi ranjang yang kosong. Dengan segera dia membuka matanya untuk memastikan kebenaran itu. Alangkah terkejutnya ketika melihat jika Mauren sudah tidak ada di sisinya. Sisi ranjang kosong tak ada siapa pun.

“Ke mana dia?” Pertanyaan itu terlontar dari bibirnya.

David menyibak selimutnya. Dengan tubuh polos tanpa sehelai benang pun dia bergegas ke kamar mandi. Mengecek keberadaan Mauren. Sayangnya kamar mandi kosong. Artinya wanita itu tidak ada di kamar mandi.

Rasa penasarannya mengantarkan David mencari kembali Mauren. Dia memerhatikan baju milik Mauren yang harusnya tergeletak di atas lantai berlapis karpet di kamar. Sayangnya, baju Mauren tidak ada. Tas serta sepatu Mauren tidak ada.

“Dia sudah pergi.” David akhirnya menyadari jika Mauren kini sudah pergi. Tentu saja itu membuatnya merasa kehilangan sekali.

David menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur. Pandangannya melihat ke langit-langit kamar. Dia merasa kecewa ketika wanita yang semalam menghabiskan malam panjang dengannya telah pergi. Bayangannya kembali pada malam panas yang dilaluinya.

Semalam ....

David terus menghujani Mauren dengan ciuman. Mereka benar-benar diliputi dengan gairah yang tak tertahan.

Mauren membuka satu per satu kancing kemeja yang dipakai oleh David. Hingga memperlihatkan tubuh kekar dengan perut bak roti sobek milik David.

Tak tinggal diam, David menyingkirkan apa yang melekat di tubuh Mauren. Tak menyisakan sedikit pun.

Kulit Mauren yang eksotis membuat David begitu memuja. Kecupan di tubuh Mauren yang diberikan David pun harus dilakukan lebih keras agar bekas kemerahan itu terlihat. Berbeda dengan kulit putih, yang warna merahnya mudah tercipta.

Suara erangan terdengar indah mengisi keheningan di dalam kamar. Mengantarkan gairah yang semakin memuncak di antara keduanya.

Keduanya larut dalam penyatuan mereka. Menikmati surga dunia yang memberikan kepuasan luar biasa.

David yang menyadari Mauren bukan seorang gadis, justru semakin liar. Artinya, Mauren bukan pemain baru. Jadi dia tahu bagaimana cara tubuh bekerja. Tentu saja itu memudahkan David untuk lebih leluasa bergerak.

Suara indah yang saling bersahutan menandakan sebesar apa kenikmatan yang mereka dapati. Peluh yang menetes tak menghentikan keduanya mencari puncak kenikmatan.

Irama tubuh yang semakin tak beraturan mengantarkan mereka pada puncak kenikmatan. David memilih menarik batang jantanannya ketika cairan kenikmatan itu keluar. David tak mau sampai benihnya sembarangan dibuang. Apalagi mereka tidak terikat pernikahan.

**

Mengingat malam indah itu David tersenyum. Baru kali ini dia benar-benar terbuai oleh pesona seorang wanita.

Wajah polos Mauren yang tertidur setelah penyatuan mereka pun masih terbayang nyata di hadapannya. Seolah tak mau pergi dari pikirannya itu.

“Aku berharap bisa bertemu denganmu lagi.” David tentu berharap lebih. Berharap kegiatan ini tak berhenti sampai di sini saja. Dia tentu ingin adanya kegiatan ini terulang lagi.

Sayangnya, dia harus berusaha untuk mencari tahu di mana keberadaan Mauren jika ingin menghabiskan waktu bersama lagi. Dan satu tempat yang harus ditujunya adalah papanya.

Saat mengingat papanya, David segera berangsur bangun. Dia harus segera bangun untuk menanyakan pada papanya tentang keberadaan Arriel. Dari sana, dia akan tahu di mana Mauren berada.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***