Hanin duduk di kurus taman alun - alun kota Rahaja Makmur, sambil memakan cemilan menikmati malam.
Saat sedang memakan cemilan, Hanin melihat Yogi bersama dengan seorang wanita. Terlihat sangat akrab duduk di seberang jalan, dan posisi mereka tepat, searah.
Hanin menundukkan kepala nya, sambil terus makan, dan sesekali minum. Tak lama, sebuah kaki berdiri tegak di depan nya, dan Hanin mengarahkan kepala nya ke atas. Yogi menatap Hanin, sedangkan wanita yang bersama Yogi tetap duduk di seberang nya, dan tersenyum ke arah Hanin.Dan balasan senyuman Hanin, untuk nya.
"Sendiri? "
"Iya Bang, lagi menikmati malam. Lagi ingin sendiri saja. "
"Oh, kok bisa ya kamu kemarin ketemu sama ibu. " Ucap Yogi, duduk di samping Hanin.
"Perusahaan saya kerja, ternyata bekerja sama dengan ibu. "
"Oh, gitu ya. "
"Itu calon nya Abang? "
"Iya, dia calon nya Abang. "
"Oh, kapan nikah? "
"Segera, nanti kamu datang ya. "
"Insya Allah Bang. "
"Ya sudah, Abang hanya menyapa saja. Kasihan dia sendirian. "
"Bang."
"Iya."
"Maafkan saya, maaf kan ya. "
"Buat apa minta maaf, rasa sakit nya masih membekas. Semoga, apa yang terjadi sama kamu sekarang. Menjadi pelajaran kamu, semoga ke depannya kamu mendapatkan yang lebih baik lagi. "
"Apa kita bisa jadi teman? "
"Hanya teman, tidak lebih. " Ucap Yogi lalu meninggal Hanin dan kembali pada wanita yang duduk di seberang jalan.
Hanin lantas meninggal kan tempat duduk nya, berjalan sendiri menikmati terang nya bulan. Yogi dari jauh, memperhatikan Hanin yang berjalan di tengah orang lalu lalang.
*****
"Abang belum bertemu Nugi, Abang ingin kasih dia pelajaran. " Ucap Pramudya kesal.
"Sudahlah Bang, ngapain lagi kasih pelajaran, dia nya aja sudah ninggalin saya. "Ucap Hanin.
" Terus, tanggung jawab ke anak gimana? "
"Dia kemarin kasih uang Bang, buat cek kandungan. "
"Itu itu saja? "
"Gaji sisa berapa sih Bang, waktu sama saya aja dia pas - pas an, malah saya yang tekor. Belum buat keluarga nya, belum buat ini itu. Saya masih bisa menutupi, sedangkan istri nya hanya usaha apa sih, yang penghasilan nya saja nggak tentu. "
"Abang nggak tahu, kalau dia itu beban nya berat. Dia nggak pernah cerita. "
"Yang paling saya kesal, coba malah bilang begini, kamu balik lagi saja sama Yogi. "Ucap Hanin dengan menirukan gaya bahasa Nugi.
" Dia bilang begitu? kurang ajar banget dia. "
"Saya memang salah pilih, tapi ini memang sudah pilihan saya. Mau gimana lagi, nasi sudah jadi bubur. "
"Kamu harus jadi pelajaran, bagaimana juga Nugi Ayah dari anak kamu. "
"Kemarin saya ketemu sama Bang Yogi. "
"Serius? "
"Ternyata, Ibu nya yang di ajak kerja sama dengan perusahaan saya Bang. Dan Abang tahu, bagaimana sikap nya? mungkin karena rasa sakit hati dia sama saya Bang, kesini malah saya tolak lamaran anak nya. "
"Bagaimana nggak sakit hati, kamu bila jadi orang tua pasti bersikap sama. "
*****
"Kamu itu, seharusnya pertahankan pernikahan kamu. Apa kamu tidak berfikir, kalau Hanin itu memilih kamu, bukan Yogi.Dan mana rasa cinta dan kesetiaan kamu, saat bilang kamu itu tidak bisa meninggalkan Hanin, tidak mau lepas dari Hanin. Hingga akhir nya, Hanin memilih kamu."
"Saya dua kan dia karena ragu, tapi ternyata dia pilih saya. Dan di kala hati sudah memilih, Adela malah hamil. "
"Terus otak kamu dimana? dua wanita malah kamu ajak begituan semua. Hamil semua, saya nggak menyangka punya sahabat seperti kamu malah begitu. Kamu apa nggak mikir, adik saya itu sudah berkorban tapi apa kamu pilih dia. "
"Pram, kamu tidak mengerti kenapa saya pilih dia. Adela yang selama ini selalu tersakiti, dia sabar, saya hanya buat di pelarian, dia sabar cinta saya tidak setulus cinta dia. Kenapa saya pilih dia, Adela hamil itu karena saya, dan saya yakin kenapa saya ceraikan Hanin, karena Hanin pasti kuat tidak seperti Adela, dan secara materi saya malu sama Hanin. Semua nya Hanin, saya sampai tidak bisa mengganti nya. " Udah Nugi.
"Tapi bukan berarti kamu ceraikan Hanin, namanya juga orang berumah tangga, harus saling membantu. "
"Dengan memiliki dua istri, kamu pikir saya akan sanggup apa. Lebih baik saya pertaruhkan salah satu nya, yaitu adik kamu. "
Yogi yang mendengar nya, tak jauh dari mereka berdua hanya diam. Dan sibuk berselancar dengan ponsel nya.
"Yogi, saya minta maaf. Saya tidak bisa melanjutkan seperti kamu menyayangi Hanin. Kalau kamu mau balik lagi dengan Hanin, saya tidak akan melarang nya. Mungkin kamu yang pantas membahagiakan Hanin, saya hanya minta tolong jaga anak saya. "
Yogi berdiri dan berjalan mendekati Nugi, kedua tangan Yogi menarik kerah seragam milik Nugi.
"Kamu pikir, Hanin itu barang apa. Setelah kamu pakai, kamu buang begitu saja. Kamu pikir, saya akan memungut nya, kamu pikir saya pemulung. Jadi kamu pikir, saya penampungan sampah. Seperti nya, kamu salah. Hati saya sakit, karena ulah kalian berdua. Dan maaf Pram, bukan nya saya tidak mau kembali lagi sama adik kamu, saya masih sakit. Dan masalah kamu sama Hanin, tolong jangan seret nama saya. "
******
"Besok, harus balik lagi kesana ya? bukan nya minggu depan. " Ucap Hanin.
"Maaf Bu, cabang memerlukan Ibu. " Ucap Lia.
"Ya sudah, kalau begitu. " Ucap Hanin, dengan tubuh nya yang semakin terasa remuk.
Hanin segera membereskan tumpukan berkas di atas meja, dengan pelan Hanin masukan satu persatu kedalam tas nya.
Namun tiba - tiba kepala Hanin terasa berkunang - kunang, hingga akhirnya jatuh pingsan.
Lia kembali lagi ke ruangan Hanin, dengan ketuk pintu, namun tidak ada sahutan. Lia masuk dan langsung berlari mendekat saat melihat Hanin terbaring tidak sadarkan diri.
"Bu, ibu bangun. Bu ibu bangun. " Lia lalu keluar dari ruangan Hanin, dan membawa beberapa karyawan pria untuk membantu menggotong Hanin ke sofa.
"Lebih baik, Bu Hanin di bawa ke rumah sakit. Takut terjadi kenapa - napa sama janin nya. " Ucap salah satu karyawan pria.
"Iya betul, kita langsung bawa saja ke rumah sakit. "
******
"Ayah."
"Alhamdulillah, kamu tadi pingsan. "
Hanin memegang kepala nya yang masih terasa pusing, dan langsung mengusap perut nya.
"Anak saya Yah? "
"Tenang, anak kamu sehat. "
"Alhamdulillah, ya Allah Ayah, malam ini saya harus berangkat ke Rahaja Makmur. Saya nanti ketinggalan kereta. "
"Nak, Ayah meminta sama perusahaan untuk kamu ambil cuti, mereka akan menggantikan kamu sementara. Ingat nak, ada makhluk kecil yang sedang berkembang. Apa kamu tidak mengkhawatirkan anak kamu? "
"Hanya dia Ayah, dia yang membuat saya semangat. Hanya dia yang sekarang menjadi teman hidup saya. "
"Kamu memang wanita kuat, tapi anak kamu tidak kuat seperti Mamah nya. Kamu harus jaga dia baik - baik. "
*****
"Yogi."
Langkah kaki Yogi terhenti, saat Nugi memanggilnya. Dan Yogi berkacak pinggang, di depan Nugi.
"Ada apa? "
"Maafkan saya. "
"Sudahlah Nugi, nggak usah bilang maaf.Saya sudah maafkan kamu, dan kamu masih mau berteman dengan saya juga , saya welcome."
"Eh, Nugi. Kamu tengok istri kamu di rumah sakit. Apa kamu masih punya tanggung jawab." Ucap Pramudya langsung mendorong tubuh Nugi, karena saking kesal nya.
"Hanin kenapa? " Tanya Nugi.
"Kamu lihat sendiri di rumah sakit, Khasna Medika. " Jawab Pramudya.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
sakitnya tu disini LBH baik Hanin hidup sendiri dan mandiri
2023-01-15
2
Ryanti Yanti
jngn sampai si hanin rujuk dgn nugi
2023-01-14
1
Eva kusrini
semangat thor
2023-01-12
1