Kini Memilih

Nugi hanya diam, melihat Hanin menaruh kepala nya di pundak Yogi. Sesekali Yogi di depan Nugi, mengusap pelan rambut kekasih nya.

Hati Nugi semakin panas, melihat tingkah laku mereka, Hanin juga melihat ekspresi wajah Nugi.

"Kamu kenapa? " Tanya Yogi saat baru sadar dengan gelagat Nugi.

"Nggak apa - apa, saya pamit. " Jawab Nugi langsung berdiri.

"Kok Pamit, nanti lah. Sebentar lagi juga saya pamit. " Ucap Yogi.

"Kalau gitu, saya duluan. " Ucap Nugi langsung pergi.

"Kenapa sih tuh anak? " Tanya Yogi.

"Mungkin bete kali ya, lihat kita pacaran. Sambil nunggu Bang Pram. " Jawab Hanin.

"Mungkin kali, kelamaan jomblo biasa. " Ucap Yogi, dan Hanin hanya tersenyum kecut.

*****

Hanin mencoba menghubungi Nugi, namun tidak di angkat nya, hingga berkali - kali Nugi tidak mengangkat nya dan selalu mereject.

"Ini orang kenapa sih, marah? tapi jangan gini - gini juga kali Bang. " Ucap Hanin kesal.

Hanin mencoba menelepon nya kembali,namun tidak di angkat. Saat sedang menunggu di halte bus, Nugi dengan sepeda motor nya, datang menghampiri Hanin.

Hanin tersenyum lalu mendekati nya, Nugi tanpa ekspresi memberikan helm pada Hanin.

"Pakaikan dong. " Pinta Hanin.

"Pakai sendiri. " Ucap Nugi, dan Hanin cemberut dengan sikap Nugi.

Motor pun melaju cepat, Hanin memeluk erat tubuh Nugi dari belakang. Nugi yang masih cemburu, tidak mengucapkan sepatah kata pun.

"Bang, kita mau kemana nih? " Tanya Hanin dengan berteriak.

"Abang, jangan kencang - kencang. Saya takut Bang. " Teriak Hanin, namun tidak di pedulikan oleh Nugi.

Motor pun sampai, di sebuah hotel. Hanin masih diam menatap hotel yang di depan mata nya.

"Turun." Ucap Nugi.

"Ngapain Bang? kita kesini ngapain? "

"Kata Abang turun. " Ucap Nugi.

Hanin pun turun, dan tangan pun di tarik paksa oleh Nugi untuk ikut masuk. Nugi memesan sebuah kamar, dan membawa Hanin untuk masuk kedalam kamar yang sudah dia pesan.

"Abang, ngapain kita kesini? " Tanya Hanin.

Nugi membuka kancing kemeja nya, dan melemparkan sembarang ke lantai, dan Nugi langsung mendekati Hanin. Nugi menarik pinggang kekasih nya, dan tangan nya meremas dua bongkahan bawah pinggang hingga, Hanin tersentak kaget.

"Abang, lepas. "

Nugi langsung mencium kasar bibir Hanin, dan menggigit nya. Hanin langsung menampar pipi Nugi, dan Nugi menampar pipi Hanin hingga tersungkur ke atas tempat tidur.

"Abang, kamu kenapa sih? kayak orang kesetanan. " Bentak Hanin.

"Kamu tahu, hati saya cemburu. Melihat kamu bermesraan dengan Yogi. Kamu tahu, saya itu sangat mencintai kamu. Dan kamu tahu, saya capek jadi selingkuhan kamu. "

"Abang, dari awal kan Abang itu sudah tahu, kita jadian saya itu pacaran sama Bang Yogi. Dan Abang bilang sendiri, Abang mau jadi yang kedua. Dan sekarang, apa merasakan cemburu. Seharusnya kemarin malam itu, Abang bisa pahami dan wajar untuk seorang selingkuhan. "

"Kamu pikir sabar nya Abang , nggak ada batas nya, kamu pikir Abang akan tahan seperti ini. Abang mencintai kamu, Abang tidak mau melepaskan kamu. "

"Bang, butuh waktu kalau saya jujur sama Bang Yogi, dia pasti kecewa Bang. "

"Kamu bilang, kamu juga mencintai Abang. Kamu harus pilih sekarang, Abang tidak bisa seperti ini terus. "

"Nggak Bang, jangan sekarang. "

"Kapan? Sedangkan Abang ada rencana untuk membawa orang tua Abang bertemu Ayah kamu, dan kamu malah bilang sama Yogi untuk datangkan Ibu nya. Otak kamu dimana?"

"Bang, biarkan saya memilih. Tolong kasih waktu buat saya, tolong Bang. "

"Abang tidak bisa kehilangan kamu sayang, Abang mencintai kamu. Tolong tinggalkan Yogi, Abang sudah nyaman sama kamu." Nugi memegang kedua pipi Hanin.

"Bang, bagaimana saya akan katakan itu pada Bang Yogi, saya tidak tega Bang. "

"Ini harus, harus di katakan. "

"Tapi Bang. " Nugi langsung mencium bibir Hanin, di ***** nya bibir tipis nya, tangan nya kini bermain di dada Hanin.

Hanin sempat memberontak, namun Nugi langsung menindih tubuh Hanin, hingga kini berada di bawah kungkungan nya.

"Abang jangan. " Ucap Hanin, sedikit berontak karena tenaganya lemah tak sebesar tenaga Nugi.

Nugi terus menciumi leher Hanin, hingga banyak meninggal jejak. Hanin dengan sekuat tenaga mendorong tubuh Nugi, yang sudah membuat banyak tanda di sekitaran dada nya.

"Bang, stop. Ini sudah jauh Bang. " Ucap Hanin dengan mata berkaca - kaca.

"Abang akan bertanggung jawab sayang, Abang akan menikahi kamu. "

"Tapi jangan sekarang Bang? "

"Apa kamu janji, tidak akan meninggalkan Abang? "

Hanin diam, diam nya Hanin adalah jawaban kebingungan nya, Nugi langsung membuka paksa kemeja Hanin hingga kancing terlepas dan terlihat dalaman yang menutupi kedua bukit nya.

"Abang."

"Kalau kamu menolak, berarti kamu memilih Yogi. "

Hanin hanya diam, dan Nugi terus menatap Hanin dengan gelora yang sudah memuncak. Hanin mengangguk kan kepala nya, dan Nugi pun langsung kembali menciumi tubuh Hanin.

Hingga semua pakaian yang menutupi tubuh nya terlepas, dan kini mereka sama - sama tidak memakai penutup. Tangan Nugi, bermain nakal di area sensitif milik Hanin, sedang kan lidah nya menyapu di kedua gunung milik Hanin.

Hanin mencoba menahan suara nya, namun karena sensasi pertama yang dirinya rasakan, Hanin terlepas kontrol hingga jeritan nikmat yang kini dia rasakan.

Nugi tersenyum puas, dan langsung mengarahkan milik nya kedalam lobang kenikmatan.

Hanin memejamkan kedua matanya, dengan kedua tangan Hanin mencengkram punggung Nugi.

"Tahan ya sayang." Bisik Nugi sambil memaju mundurkan.

"Abang pelan. " Ucap Hanin, saat Nugi mempercepat hentak kan nya.

Hingga hentakan nya dari sakit kini berubah nikmat, Hanin kini dapat mengimbangi gerakan Nugi.

****

"Cari apa? " Tanya Pramudya.

"Saya cari, gantungan kunci hadiah dari Hanin. " Jawab Yogi.

"Taruh dimana tadi nya? "

"Gantung di kunci motor, kunci nya ada tapi gantungan nya nggak ada. "

Pramudya membantu mencari gantungan milik sahabat nya, dan Yogi menemukan gantungan nya yang tidak jauh dari dirinya berdiri.

Rantai gantungan kunci, putus jadi dua, Yogi mengambil nya, namun tidak bisa di satukan kembali.

"Sudah hanya gantungan, tinggal bilang saja putus. " Ucap Pramudya.

"Ini hadiah ulang tahun saya, pertama kita jadian. "

Sedangkan Hanin masih berpelukan dalam satu selimut dengan Nugi, Hanin terdiam memikirkan bagaimana caranya dirinya akan jujur pada Yogi.

"Kita akan bicara jujur sama - sama, sakit itu pasti. Tapi ini harus terjadi, Yogi harus menerima kenyataan nya. "

"Iya Bang. "

"Kamu nggak menyesalkan? menyerah kan kesucian kamu sama Abang? "

Hanin menggelengkan kepala nya, dan Nugi memeluk erat tubuh kekasihnya, Hanin pun memegang erat tangan yang kini ada berada di atas perut nya.

"Abang jangan tinggalkan saya, sekarang saya sudah memilih. "

"Abang janji, akan segera menikahi kamu."

.

.

.

Terpopuler

Comments

Elly

Elly

Gagah sekali 😅

2024-06-30

0

buk e irul

buk e irul

sangat di sayangkan perbuatan kalian ini hiks hiks

2023-01-16

2

Ryanti Yanti

Ryanti Yanti

si hanin dan nugi sama"edyan

2023-01-14

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 65 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!