"Bu, ada salah satu produsen kain batik dia sudah mengerjakan hasil nya sudah sekitar 30 tahun. Ibu bisa cek kesana, bisa lihat cara pembuatan nya. " Ucap Nikita.
"Boleh, hari ini saya bermalam disini nggak pulang, mungkin lusa sekalian ingin jalan - jalan di kota sini. "
"Kalau mau bisa saya antar, kemana ibu mau."
"Terima kasih ya. "
"Sama - sama bu, jangan sungkan. "
Hanin langsung melanjutkan pekerjaan nya lagi, dan suara dering telepon berbunyi. Hanin langsung mengangkat nya, saat sang kakak menghubungi nya.
"Hallo Bang. "
"Dek, Abang sedang perjalanan pulang ke rumah. Ada cuti beberapa hari, kamu ada dimana? "
"Saya di luar kota Bang, di cabang. Lusa saya pulang, ingin liburan dulu. Ingin menenangkan pikiran, satu bulan saya pisah sama suami Bang, satu bulan sudah tidak ada nafkah padahal status masih istri sah nya. Saya ingin menenangkan pikiran disini. "
"Kamu di kota mana? "
"Kota Rahaja Makmur. "
"Kamu naik apa kesana, sama siapa? "
"Saya pulang pergi sendiri saja Bang, nggak ada supir. ini naik kereta, mau bawa mobil sendiri, sudah nggak kuat pinggang nya. "
"Hati - hati, Abang tunggu kamu di rumah."
"Iya Bang. "
Pintu terbuka, Nikita masuk dan langsung duduk di depan Hanin, dan sudah siap dengan tas nya.
"Kita berangkat sekarang? "
"Aduh Nik, kerjaan saya masih banyak loh. Saya kembali, harus sudah selesai. "
"Jadi gimana? "
"Gimana, kalau malam saja, sopan nggak ya?"
"Besok? "
"Besok kita ada rapat. "
"Ok, saya hubungi dulu. "
"Makasih ya. "
****
"Ibu yakin, nggak capek? "
"Nggak ada kata capek, kalau saya kerja di sini, harus beres semua. Jangan sampai saya pulang, masih ada laporan yang belum selesai."
"Tapi kelihatan lelah banget. "
"Biasa."
Hanin bersama Nikita menggunakan taksi, dan sampailah di sebuah rumah, dan di depan nya terdapat sebuah butik, yang masih buka. Bahkan terdapat beberapa penjahit yang masih bekerja, butik nya pun terlihat cukup ramai.
"Yang punya nya, bilang katanya nggak masalah karena butik nya sampai malam. Dia jual kain batik yang di produksi sendiri, dan di jual sendiri. "
"Oh, namanya siapa? "
"Ibu Siti Rohimah, panggil saja ibu Siti. "
"Malam mba. " Sapa Nikita.
"Malam, ini dari Perusahaan yang kerja sama dengan produk ibu ya? " Ucap salah satu karyawan ibu Siti.
"Iya benar, saya designer nya dan ini manager nya. "
"Oh iya, boleh di tunggu dulu. Karena Ibu sedang ada anak nya yang baru pulang tugas, bisa tunggu beberapa menit. "
"Iya mba, makasih ya. " Ucap Nikita.
Hanin melihat beberapa pakaian, bahkan Hanin melihat sebuah motif batik, yang seperti Hanin kenal.
"Ini kan? " Ucap Hanin sambil mengingat.
"Kenapa Bu? "
"Ah nggak apa - apa. " Ucap Hanin tersenyum.
"Selamat malam. "
Hanin dan Nikita membalikkan tubuh nya, saat sebuah suara berada di belakang mereka. Hanin dan Ibu Siti, langsung berubah susana wajah mereka, Hanin tersenyum kembali, saat merasakan kaget bertemu dengan Ibu dari Yogi.
Ibu Siti langsung bersalaman dengan Nikita, namun tidak dengan Hanin, Ibu Siti tidak membalas jabatan tangan nya. Sehingga membuat Nikita, merasakan heran.
"Bu, kami kemari ingin lihat langsung rumah produksi nya, karena setiap kain yang masuk kita juga tidak asal menerima, bahkan kain dari ibu sudah lolos, dan Ibu Hanin ingin melihat langsung. " Ucap Nikita.
"Silakan, karena hasil karya saya bukan lah karya yang dibuat oleh seorang pembohong, dan akan menimbulkan kerugian yang sangat besar. Bahkan rugi nya bukan hanya pribadi tapi semua nya. " Ucap Ibu Siti sambil melirik ke arah Hanin.
"Mari ikut saya. "
Hanin dan Nikita, berjalan menuju ke arah sebuah rumah, yang ada di belakang butik nya, sebuah rumah produksi batik tulis, saat Hanin akan masuk, melewati sebuah jendela yang terbuka, sebuah dapur dimana Yogi tengah membuka kulkas , mengambil botol minum.
Hanin langsung masuk, dan memeriksa beberapa kain, dari cara mengerjakan nya, hingga finishing akhir. Karena ada beberapa pekerja yang masih mengerjakan, karena mengejar target pemesanan.
"Bagaimana Bu Hanin, puas? " Tanya Ibu Siti.
"Sangat luas bu. " Ucap Hanin.
"Kalau begitu, kami pamit bu, terima kasih untuk waktu nya. " Ucap Nikita.
"Sama - sama. "
Hanin dan Nikita berjalan ke luar, namun Hanin merasakan sangat lelah, bahkan rasa mual saat ini di rasakan.
"Ibu baik - baik saja? " Tanya Nikita.
"Saya baik - baik saja, kita duduk sebentar." Jawab Hanin.
"Apa kita ke dokter saja, takut janin ibu kenapa - napa. "
"Nggak usah, jangan. Capek aja kok. "
"Sudah tahu, sedang hamil. Masih saja kerja, seharusnya suami nya tegas, nggak usah kerja lagi. Apalagi kerja di luar kota, suami kamu nggak ngelarang? " Ucap Ibu Siti.
"Maaf Bu, saya sudah pisah sama suami. "
"Oh.. karma ya. "
Hanin hanya diam, hati nya sangat sakit. Nikita yang masih belum tahu pokok masalah nya, hanya bisa mendengar kan.
"Bu, kunci motor Yogi man... " Yogi langsung mematung saat melihat Hanin di rumah nya.
"Hanin."
Hanin menoleh, Hanin baru bertemu lagi dengan Yogi, setelah beberapa bulan putus. Hanin tersenyum tapi tidak dengan Yogi.
"Kamu mau ke rumah Astri ya? ada kunci nya di atas lemari. " Ucap Ibu Siti langsung meninggal kan Hanin dan Nikita.
"Kita pulang yuk, kita tunggu taksi di tempat lain. "
****
"Jadi cerita nya begitu bu, anak nya Ibu siti itu mantan pacar Ibu, dan Ibu Siti benci sama Ibu karena saat dia datang, Ibu menolak lamaran anak nya. "
"Iya, saya yang salah. Saya yang sudah menduakan cinta nya. Dan kamu tahu kan, wajah mantan saya, dia tidak membalas senyum saya. Dia berubah, karena dia kecewa sama saya. "
*****
"Katanya, pisah sama suami nya. Makan nya Ibu bilang, karma. " Ucap Ibu Siti sambil mengaduk teh hangat di cangkir.
"Kamu sudah ada disini, besok malam kita datang ke rumah orang tua Astri. "
Yogi langsung bangun dari duduk nya, dan berjalan menuju ke arah pintu depan.
"Kamu mau kemana? " Tanya Ibu Siti.
"Keluar sebentar. " Jawab Yogi.
Yogi berjalan ke arah butik Ibu nya, terlihat Halimah sedang menurunkan rolling door.
"Mba."
"Iya, Yogi kenapa? "
"Mba tahu, dimana perempuan yang tadi itu tinggal? "
"Yang mana? "
"Dua wanita yang baru saja pulang, 30 menit yang lalu. "
"Oh mba Nikita, tahu dia kan tinggal di kawasan Brejeng. "
"Kalau kantor nya? "
"Kantor nya, bernama Nusantara Cloth, di jalan wahana no 50."
"Makasih mba. "
*****
"Tumben kamu telepon. "
"Saya transfer ke rekening kamu, buat cek kandungan. "
"Masih peduli sama calon anak kita? "
"Bagaimana juga saya Papah nya. "
"Terima kasih. " Ucap Hanin dengan malas langsung mematikan ponsel nya.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
mau bilang apa coba semuanya kan memang salah Hanin 🤭
2023-01-15
1
Ryanti Yanti
bang yogi bimbang
2023-01-14
1
Eva kusrini
lanjut thor
2023-01-12
1