Sky pun izin untuk mandi sebentar sehingga Zahra pun di tinggal bersama orang tua nya di bawah.
"Apa kalian pacaran?" tanya Pak Adit membuat Zahra menggelengkan kepalanya.
"Enggak kok Om, saya hanya adik kelas nya Kak Sky," ucap Zahra Ia tidak mau orang tua nya Sky salah paham dan bisa bisa beasiswa nya di cabut, siapa yang tidak tahu Adithia Bramsta pewaris tunggal Pt.Angkasa Grup dan juga sekolah yang di tempati nya sekarang.
Sedangkan Pak Adit nampak tersenyum sambil menatap perban di tangan kiri gadis itu,lalu tak sengaja melihat tato kecil itu karna Zahra terus menunduk sangat terlihat karna rambutnya terikat rapi.
'Ternyata benar dia,' batin Pak Adit.
-Flasback-
"Pagi Mah, Pah," sapa Sky bersemangat sekali pagi itu.
"Tumben kamu udah siap ini masih pagi loh," ucap Mama Chintia tersenyum melihat anak kesayangan mereka sudah rapi.
"Bagus dong Mah berarti anak kita semakin giat begini apalagi Sky kan sebentar lagi ujian sekolah," timpal Papa Adit sambil meniup kopi nya yang masih panas.
"Mah bikinin aku bekal dong," ucap Sky membuat Papa Adit tersedak kopi panas.
"Uhuk uhuk."
"Pah pelan pelan dong," ucap Mama Chintia memberikan tisu padanya.
"Tumben kamu pengen bawa bekal Sky, biasanya mana pernah kamu bawa sarapan di rumah aja jarang," ucap Papa Adit curiga.
"Iya ada apa Sky?" tanya Mama nya.
Sky pun bingung harus bilang apa kalo pun bohong pasti Papa nya akan mencari tahu.
"Buat temen aku Mah, kasian dia habis kecelakaan," jawab Sky semoga saja orang tua nya tidak bertanya lagi.
Namun bukannta berhenti mereka malah terus bertanya membuat Sky terpaksa menceritakan semua nya.
"Siapa yang kecelakaan, Bima, Arya atau Elang?" tanya Mama nya sedikit khawatir.
"Bukan Mah dia cewek," jawab Sky.
"Hah? cewek, apa pacar kamu?" tanya Mama Chintia penasaran.
"Bukan kok cuma teman," jawab Sky jujur.
"Pacar juga gak masalah asal dia bisa membuat kamu bahagia," ucap Papa Adit namun Sky menggelengkan kepalanya.
"Kalo bukan pacar apa dong kenapa kamu perhatian sama dia?" tanya Mama Chintia.
Sky memang cowok yang hangat dan manja saat di rumah berbeda saat di sekolah Ia nampak dingin dan arogant.
"Entahlah aku cuma kasihan sam dia," jelas nya membuat Papa Adit mengerutkan kening bingung.
"Kasihan?" tanya Papa Adit.
"Iya cuma gara gara nolong orang dia sampai kena senjata tajam, padahal dia gak kenal sama orang yang di tolong nya," ucap Sky membuat dada Adit bergemuruh.
"Maksud kamu nolong orang gimana?" tanya Adit yakin kalo gadis yang Sky maksud adalah gadis yang menolong nya tempo hari.
"Nama nya Zahra dia adik kelas aku, kemarin aku gak sengaja denger dia cerita sama Papa nya kalo dia gak sengaja ke tusuk pisau saat menolong orang gitu Pah," ucap Sky.
' Jadi nama nya Zahra, aku harus tahu siapa orang tua yang telah melahirkan gadis itu tenaga nya sangat kuat bahkan cara dia membawa motor pun pantas di acungi jempol,' batinnya.
Pak Adit memang melihat wajah Zahra namun tidak jelas yang Ia lihat jelas adalah sebuah simbol di leher gadis itu.
"Kamu ajak dia ke sini Papa mau ketemu," ucap Pak Adit membuat Sky bingung.
"Hah!! ngapain bawa dia kesini?" tanya Sky Ia penasaran apa yang membuat Papa nya ingin bertemu dengan Zahra.
"Cuma pengen tahu aja gadis yang kamu suka, Papa yakin dia cantik karna selama ini kamu belum pernah bercerita seorang gadis pada kami," ucap Papa nya membuat Sky salah tingkah dan menggerutuki kebodohan nya.
"Udah lah aku berangkat sekarang," ucap nya setelah menghabiskan sarapan nya.
"Ehh benar nih kasih pacar kamu, jangan lupa suruh minum susu nya biar luka cepat sembuh," ucap Mama Chintia memberikan paperbag padanya.
Sky pun mengangguk dan segera pergi meninggalkan mereka.
"Dasar anak zaman sekarang," ucap Papa Adit menggelengkan kepalanya.
"Papa kok tumben pengen ketemu sama pacar nya Sky?" tanya Mama Chintia penasaran.
"Mama ingat darah yang waktu nempel di baju Papa malam itu?" tanya Papa Adit dan Mama Chintia pun mengangguk.
"Papa yakin kalo gadis yang bantu Papa itu Zahra gadis yang Sky ceritakan," ucap Papa Adit.
"Ah masa sih Pah? mungkin saja cuma kebetulan," ucap Mama Chintia.
"Makanya Papa nyutuh Sky bawa ke rumah biar Papa pastiin gadis itu bukan, karna Papa sangat berhutang budi pada gadis itu bukan cuma nya Papa yang dia selamatkan tapi uang ratusan juta yang kami bawa, bahkan Papa tidak sempat membawa nya ke rumasakit padahal luka nya sepertinya dalam," ucap nya mengingat malam itu.
"Semoga saja memang gadis itu yang nolong Papa sehingga kita bisa membalas budi kebaikan nya," ucap Mama Chintia.
-flasback off-
Mereka pun berbincang sambil menunggu Sky mandi, Zahra sendiri sydah gelisah menunggu Sky yang sangat lama, sudah hampir satu jam Ia menunggu bersama orang tua Sky.
"Orang tua kamu kerja apa?" tanya Mama Chintia.
"Cuma seorang karyawan biasa dan ibu saya ibu rumah tangga," jawab Zahra jujur dan Mama Chintia pun tersenyum.
Sedangkan Papa Adit terus saja menatap gadis itu Ia akan cari tahu siapa orang tua Zahra, Ia yakin orang tua Zahra bukan orang sembarangan seperti yang Zahra katakan.
"Sorry nunggu lama ya," ucap Sky sudah rapi sedangkan Zahra hanya tersenyum samar Ia terpaksa terseyum meski hatinya dongkol.
"Gak papa kok, bisa kakak antar aku pulang sekarang aku banyak kerjaan di rumah," ucap Zahra.
"Oh iya ayo, Mah Pah aku antar Zahra pulang dulu ya," ucap Sky dan Zahra pun pamit pada mereka.
"Saya pamit dulu ya Om tante makasih jamuan nya maaf sudah merepotkan," ucap nya sambil mencium tangan mereka bergantian.
"Tidak apa apa tante malah seneng banget kamu kesini sering sering main ya nanti kita bikin kue sama sama," ucap Chintia memeluk tubuh Zahra membuat gadis itu kaget.
'Eh apa gak salah?' batinnya.
"Sky kamu bawa mobil saja sebentar lagi gelap kasihan Zahra kalo harus naik motor," ucap Papa Adit.
"Baiklah, ayo Ra," ucap nya menarik tangan Zahra agar mengikutinya.
Sedangkan orang tua nya hanya geleng geleng kepala melihat nya.
"Gimana Pah benar dia?" tanya Mama Chintia setelah melihat mobil Sky keluar dari halaman rumah.
"Iya benar Mah, dia gadis yang sama Mama lihat kan tangan nya terbungus perpan dan satu yang membuat Papa yakin," ucap nya.
"Apa pah?"
"Simbol yang ada di leher gadis itu, Papa yakin Zahra bukan anak sembarangan Papa akan cari tahu siapa dia sebenar nya," ucap Papa Adit dan istrinya pun mengangguk setuju.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Eka Purnamasari
keren.... ditunggu lanjutannta thor... sampai tamat..... semangaaat....
2023-06-23
0
Holipah
lanjut
2023-06-22
0