Setelah 2 jam berlalu Zahra pun tersadar dia merasakan pegal sekali dan ternyata kepala Sky menindih tangan untung saja tidak mengenai infusan.
Sepertinya Sky ketiduran saat menunggu dirinya.
"Kakak bangun, lu gak pulang," ucap nya namun Sky masih asyik dengan mimpinya.
"Kak Sky bangun," ucap nya kini tangan nya memberanikan diri mengusap rambutnya.
Dan benar saja Sky langsung bangun saat merasakan ada yang meraba kepalanya.
"Apaan sih ganggu aja gua masih ngantuk," ucap nya sambil mengucek kedua matanya.
"Bantu gua bangun, gua mau lihat keadaan ibu, setelah itu lu boleh pulang," ucap nya.
"Astaga lu ngusir gua," ucap nya tidak percaya.
"Bukan maksud gua ngusir Kak, tapi ini udah malam emang mama sama Papa kakak gak nyariin jam segini belum pulang," ucap nya.
"Gua udah izin kok jadi lu tenang aja," ucap nya memang tadi Sky sudah mengirimkan chat kepada dan juga poto nya yang sedang di rumasakit.
Zahra pun akhirnya bangun dia keluar dari ruangan itu menuju ruang rawat ibu nya di ikuti Sky di belakang nya.
Papa Alan pun segera berdiri dari duduk nya saat mendengar istrinya sudah sadar.
"Gimana Ibu saya dok?" tanya Zahra yang memang ada di sana saat dokter keluar.
"Beliau sudah sadar tapi kondisi nya masih sangat lemah, kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut," ucap Dokter itu.
Zahra pun bisa bernafas lega namun suster mengajak nya mengurus administrasi nya terlebih dahulu.
"Anda langsung ke sana saja anda bisa melunasi semua nya di sana," ucap perawat itu.
Zahra pun menatap Papa Alan seolah bertanya tentang uang untuk membayar biasa pengobatan Ibu nya.
Papa Alan pun menguarkan sebuah Atm dari dalam dompet nya, dan menyerahkan. kepada Zahra.
Zahra pun pamit sebentar dan PaPa Alan pun mengangguk, Zahra pun pergi begitu saja meninggalkan tempat itu dan melupakan keberadaan Sky yang nampak bengong di sana.
Sedangkan Pa Alan sudah masuk ke dalam ruang rawat istri nya.
"Sayang bagaimana keadaanmu?" tanya Pa Alan menatap istri nya yang terbaring lemah.
"Aku baik-baik saja, dimana anak itu apa dia membuat masalah lagi di sekolah?" tanya Bu Laras.
"Zahra sedang mengurus administrasi mu, jangan berpikiran yang tidak-tidak tentang Zahra bu dia kan anak kamu, kamu tahu dia seperti apa bukan," ujar nya mengelus pelan tangan istrinya itu.
Laras memang sangat tahu sifat anak semata wajang nya itu namun dia selalu saja termakan oleh omongan anak tiri nya yang selalu menjelekan Zahra di depan nya.
Dan itu lah yang menjadi pemicu karna dia banyak pikiran dan akhirnya penyakit nya kambuh.
Zahra baru saja tiba di tempat administrasi dia membayar semua biaya pengobatan ibu nya dengan atm milik Papa Alan namun dia melebarkan matanya saat melihat sisa dari saldo yang ada di sana.
"Apa papa gak punya duit ya kok cuma tinggal segini sisa nya," ujar nya bingung melihat sisa uang di sana tinggal beberapa juta saja.
Dia pun kembali ke ruang rawat ibu nya namun sebelum masuk dia meliat Sky sedang asyik bermain games di ponsel nya.
Astaga kenapa dia sampai lupa kalo kakak kelas nya itu masih ada di sana, dia pun mengurungkan niat nya membuka pintu.
Dia berjalan mendekati Sky yang duduk tak jauh dari diri nya.
"Kak loe ko belum pulang?" tanya Zahra merasa tidak enak.
"Gue mau nungguin loe di sini," jawab nya tanpa melirik.
Zahra pun menghembuskan nafas nya kasar dia tahu kalo Sky pasti masih menunggu uang ganti rugi ponsel nya yang rusak karna nya.
"Gue bisa pulang sendiri, dan masalah ganti rugi gue pasti bakalan ganti kok loe tenang aja," ucap nya.
"Loe bisa ganti kapan aja kok gue tahu loe lagi gak ada duit sekarang, gue juga ngerti keadaan nyokap loe," ujar nya dan Zahra pun menundukan kepala nya.
Jujur saja dia ingin secepat nya mengganti ponsel Sky agar dia bisa bebas dari laki-laki itu.
"Makasih ya Kak gue janji akan ganti secepat nya," ujar nya setelah melihat Sky mengangguk dia pun izin masuk ke dalam kamar rawat ibu nya.
Dia bisa melihat ibu nya terbaring lemah dia atas tempat tidur pasien, tubuhnya semakin kurus dan wajah nya pucat sekali.
Namun sebelum itu dia meminjam jaket yang di pakai Sky dia tidak mau ibunya sampai tahu kalo dirinya terluka.
Dia terpaksa meminjam jaket Sky karna sweter nya sudah penuh dengan darah, mau tak mau Zahra pun membukanya, apalagi tadi baru saja di cek kondisi nya.
"Kak boleh gua pinjem jaket loe bentar doang nanti kalo gua udah ketemu Ibu gua balikin lagi sama loe,"ujar nya.
Sky pun langsung mengangguk dan melepaskan jaket nya dan membantu Zahra memakai nya.
Walaupun jaket itu terlihat kebesaran namun Zahra bersyukur sekali, kalo tidak bagaimana dia menutupi luka nya itu.
"Bu apa yang ibu rasakan sekarang?" tanya Zahra menghampiri Ibu nya mencium tangan nya.
Pa Alan pun berdiri membiarkan Zahra berbincang dengan ibu nya, dia tahu Zahra sangat menyayangi ibu nya walau pun semenjak kehadiran Mona mereka menjadi sedikit jauh.
"Ibu gak papa kok nak, gimana sekolah kamu sayang?" tanya Bu laras.
"Biasa aja bu, ibu cepet sembuh ya biar bisa liat aku lomba Olimpiade nanti," ucap nya dan Ibu nya pun tersenyum sambil menganggukan kepalanya.
"Kamu anak yang hebat sayang ibu bangga sama kamu, jadilah diri sendiri dan selalu tegar menghadapi semua masalah," ucap nya mambuat Zahra terharu.
Sudah lama sekali dia tak mendengar nasehat dari ibu nya karna yang sering dia dengar hanya omelan saja.
Sedangkan Sky hanya berdiri saja tak mengucapkan apa-apa dia benar-benar malu ada di tengah-tengah mereka.
Harus nya tadi dia pulang saja tapi dia tidak tega meninggalkan Zahra di sana, tidak tahu kenapa dia merasa kasihan dengan gadis itu.
"Terimakasih ya sudah menjaga Zahra, dia anak yang baik namun sedikit keras kepala," ucap Pak Alan.
"Iya Om tidak apa apa," jawab nya.
"Saya titip Zahra sama kamu sepertinya kalian sangat dekat," ucap nya membuata Sky menggelengkan kepalanya.
"Kami hanya teman Om tidak ada hubungan apa apa dan Zahra pacar dari teman saya," ucap nya.
'Tepat nya musuh,' batinnya.
"Oh saya kira kalian pacaran maaf ya kalo saya sudah salah paham," ucap Pak Alan merasa tidak enak.
"Santai saja Om, tidak perlu minta maaf," jawab nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments