Terluka

Di sisi lain Zahra sudah sampai di markas mereka dia membuka masker dan jaket nya di ikuti yang lain.

Ada 6 orang yang ada di sana, termasuk Ciya dan Mika markas itu terlihat seperti rumah biasa terdiri dari satu kamar tidur ruang tamu dan dapur.

"Ah sial pantas saja yang turun si Anton ternyata duit nya dikit," seru Zahra mendaratkan bokong nya di kursi.

"Ya lumayan juga lah bisa buat nambah-nambah" ujar Ciya tersenyum sambil mengunyah makanan di tangan nya.

"Makasih ya kalian udah nemenin gue malam ini," ucap nya memberikan masing-masing dua ratus ribu.

"Padahal kita mah iklhas iya kan guys kenapa harus pake di kasih duit segala," ucap teman Zahra yang lain.

"Iya Ra gua masih punya duit kok mendingan lu pake buat nambah beli ponsel si Sky," ucap Mika memberikan kembali uang itu begitu juga dengan yang lain.

"Iya kan lu yang cape Ra, kita mah cuma nonton lebih baik lu bawa lagi nih duit," ucap nya dan diangguki mereka.

"Makasih banyak ya kalian memang terbaik," ucap nya dan mereka pun tersenyum sambil menganggukan kepalanya.

"Ya udah pulang yuk udah malem nih," ajak nya.

Dia pun mengambil ponsel nya dan memasukan nya ke dalam tas kecil nya juga dengan uang nya, Zahra pun lansung pergi karna sudah larut malam.

"Gue langung cabut ya takut nya kak Marsya marah kalo liat gue belum sampe rumah," ujar nya.

"Ya udah hati-hati ya Ra, kita juga mau pulang kok," ucap Ciya dan Mika pun mengangguk.

Ingin pulang bareng namun arah rumah mereka berbeda jadi Zahra hanya pulang sendiri.

Zahra pun melajukan motor nya dengan kencang setelah melihat jam tangan nya sudah menunjukan pukul 12 malam.

Pasti dia akan di marahi oleh Marsya kalo jam segini belum pulang.

Saat di pertigaan Zahra terpaksa mengeram motor nya mendadak saat melihat ada mobil yang sedang di todong oleh dua orang perampok.

Zahra pun turun dari motor nya, menghampiri dua orang itu sungguh dia tidak tega melihatnya apalagi sang supir sudah sangat ketakakutan.

"Apa-apaan ini?" ucap Zahra menarik baju si preman.

Sedangkan sang supir sudah ketakutan di samping mobil, menatap Zahra dia tidak percaya kalo ada orang yang mau menolong nya.

Preman yang merasa terganggu pun membalikan badan nya menghajar Zahra namun tidak kena.

"Jangan ikut campur loe dasar anak ingusan," ujar nya ingin mnghajar Zahra

Namun Zahra lebih dulu menendang perut Preman itu hingga tersungkur, Preman satu nya tak tinggal diam dia menyerang Zahra dari belakang untung saja Zahra segera mneghindar.

Dia membuka helm nya meleparkan ke preman itu dan dia pun menghajar kedua nya sampai babak belur, namun si preman mengeluarkan sebuah pisau kecil dan menggores tangan Zahra hingga Zaket nya sobek.

"Ahhh.., " teriak Zahra merasa sakit di tangan nya.

Zahra pun menghajar lagi dengan tenaga yang masih tersisa, untung saja polisi segera datang sehingga preman-preman itu segera di amankan oleh polisi.

Zahra memundurkan tubuh nya menyandar ke mobil merasakan sakit di tangan nya, benar benar sial emang tapi mau gimana lagi orang lain sedang dalam bahaya tidak mungkin dia pergi begitu saja.

"Kamu gak papa Nak?" tanya seorang paruh baya keluar dari mobil itu.

"Gak papa kok Pak," jawab nya sedikit meringis.

Melihat darah mengalir tangan gadis itu Pria paruh baya itu membantu Zahra melepas jaket nya di bantu pak sopir.

"Tangan kamu terluka ayo saya bantu kamu buka jaket nya takut nya infeksi," ujar nya.

Zahra pun menurut saja dia membuka jaket nya memperlihatkan kaos putih pendek, terlihat luka di tangan nya lumayan dalam Pria itu membalut luka dengan sapu tangan nya yang di keluarkan dari saku celana nya.

"Luka kamu seperti nya parah mari kita ke rumasakit agar tangan kamu segera di tangani," ujar nya namun Zahra menggelengkan kepala nya.

"Saya gak Papa kok Pak, saya harus segera pulang" jawab nya tanpa membuka masker di wajah nya.

Namun Pria paruh baya itu bisa melihat tato di leher nya dia yakin bahwa dia gadis yang baik.

"Kami antar kamu pulang ya ini sudah malam, biar motor nya tadi di bawa sama anak buah saya," pinta nya.

"Saya bisa pulang sendiri Pak terimakasih,dan lain kali hati hati," ucap nya.

Pria paruh baya itu hanya menghela nafas saat melihat gadis itu tetap tak mau di bawa kerumasakit dan bersikeras ingin pulang sendiri.

Pria itu hanya bisa pasrah melihat Zahra naik motor nya meninggalkan mereka.

"Ayo pak silahkan masuk, kita harus segera pulang karna nyonya sedari tadi terus menanyakaan keaadan Bapak," ucap sang sopir.

Dia tahu pasti istri dari majikan nya itu sedang sangat cemas sekarang di rumah.

Mobil pun melaju meninggalkan tempat itu hingga 30 menit kemudian mereka sampai di sebuah perumahan elit.

Saat pria itu turun dari mobil ternyata sang istri sudah berdiri di depan pintu menyambutnya.

"Papa gak kenapa napa kan? Mama sangat cemas sekali," ucap nya memeluk suami nya namun istrinya nampak histeris saat melihat darah kering di tangan suaminya.

"Astaga papa kenapa?" ucap nya memegang tangan suaminya takut kalo suami nya terluka.

Pria itu baru menyadari kalo darah gadis itu menempel di tangan nya.

"Ini bukan darah papa tapi darah orang yang udah bantu Papa tadi," ucap nya.

"Gimana keadaan orang itu pah kenapa dia bisa terluka," tanya wanita itu penasaran.

"Sebaiknya kita masuk dulu Ma, biar nanti papa jelaskan semuanya agar Mama tidak salah paham," ucap nya dan istrinya pun menganggukan kepalanya.

Mereka kini sudah sampai di kamar, namun Pria itu menanyakan dulu sesuatu pada istrinya sebelum menjelaskan semua itu.

"Apa Sky belum pulang, Papa merasa tidak melihat motor nya di depan?" tanya pria itu.

Ya Pria tua itu adalah Adithia Bramasta ayah dari Sky, sedangkan istrinya bernama Chintia.

"Tadi ada kok Pah, mungkin papa gak liat motornya karna tertutup sama mobil," ucap nya tidak mau kalo sampai anak kesayangan nya kena marah.

"Mama siapin air hangat ya, papa tunggu di sini bentar nanti setelah segar Papa jelaskan semuanya ya," ucap nya dan Pak Adit pun mengangguk.

Setelah melihat istrinya masuk ke kamar mandi, pria itu segera naik ke atas ingin melihat apakah anak nya sudah pulang atau belum.

Dia pun membuka pelan kamar anak kesayangan nya ternyata Sky memang sudah pulang, terlihat anak itu sudah tertidur pulas di bawah selimut.

"Ternyata Mama mu tidak bohong," ucap nya dan segera keluar lagi dari kamar itu.

Sedangkan Sky segera membuka lagi matanya, karna dia baru saja datang untung saja saat Papa nya masuk dia sudah sampai di sana.

"Ahh untung saja," gumannya.

Episodes
1 Kesiangan
2 Kemana sebenarnya buku itu
3 Di hukum
4 Harus ganti rugi
5 Ikut balapan
6 Ikut balapan 2
7 Terluka
8 Kenapa sampai terluka.
9 Bikin gara gara dengan Sky
10 kecemasan Marsya
11 persiapan lomba
12 Ada apa dengan ibu
13 Harus di rawat
14 akhirnya ibu sadar juga
15 Diantar pulang
16 Gak boleh ikutan lagi
17 Bareng Kak Marsya
18 Permintaan Raka
19 Paringatan untuk Raka
20 Bertemu orang tua Sky
21 Zahra kesal
22 cari uang kemana lagi
23 Berangkat bareng
24 jadi pusat perhatian
25 bikin cemas
26 Kenapa sampai lupa
27 kekesalan Ciya
28 Terbongkar
29 Ciya sakit
30 kedatangan Papa nya Ciya
31 Kekesalan Sky
32 Sky kepo
33 Ingin ikut ke Jogja
34 Berangkat ke Jogja
35 Curhatan Ciya
36 Salah paham
37 Bingung
38 Bertemu Ayah
39 Akhirnya bisa di operasi
40 pengorbanan Sky
41 Kembali ke rumasakit
42 Tanda yang sama
43 Bu Laras sadar
44 Pindah ke rumah Ayah
45 Ternyata kami saudara
46 Mulai sekolah
47 Di hukum
48 Sky curiga
49 Flasback 1
50 Flasback part 2
51 Ceroboh
52 Flasback
53 Akhirnya sadar
54 Malah debat
55 Sudah membaik
56 First Kiss
57 akhirnya pulang
58 Kekesalah Satrio
59 Salah paham
60 Saran dari Arya
61 Menjenguk ibu nya Anaya
62 kedatangan Marvin
63 Mencarikan tutor
64 Bertemu orang penting
65 Salah paham lagi
66 Kesal
67 Bertemu Anaya
68 Rencana liburan
69 Mengenang masalalu
70 Pertemuan orang tua mereka
71 Mencari Zahra
72 Saling memaafkan
73 Di grebeg warga
74 menikah
75 Harus operasi lagi
76 Menjelaskan semuanya
77 Sekolah lagi
78 Rasanya tidak asing
79 Mengajukan cerai
80 Bertemu ibu
81 Terharu
82 Menginap
83 Ke rumah Ciya
84 kekesalan Evan
85 menginap di rumah Oma Raisa
86 Kenapa dengan Mona
87 Mona Sadar
88 Kebingungan Ayah Satrio
89 Ternyata dia adalah?
90 Sudah tahu semuanya
91 Gimana ini?
92 Cerita masalalu Satrio dan Laras
93 Masalah yang rumit
94 Perdebatan di rumasakit
95 Berita Duka
96 Tak sengaja bertemu
97 Saling memaafkan
98 dasr fosesiv
99 Akhirnya acara pun tiba
100 Cerita Mona Part 1
101 Cerita Mona Part 2
102 cerita Mona part 3
103 Cerita Mona part 4
104 Cerita Mona part 5
105 Cerita Mona part 6
106 Cerita Mona Part 7
107 Cerita Mona part 8
108 Cerita Mona part 9
109 Mona pingsan
110 Apa yang sebenarnya terjadi
111 Menyebalkan
112 Apakah ini karma
113 Pergi ke butik
114 Ke acara pesta
115 Cemas
116 Tio marah
117 Candaan Maya
118 Melawan Lita
119 nonton pertandingan basket
120 Curhatan Adam
121 Bertemu lagi
122 Ternyata Dia
123 Nonton bareng
124 Mengakui sesuatu
125 Apa kamu cemburu?
126 Bertemu nenek Rima
127 Seserius itu
128 Kecurigaan Zaki
129 Mengajak liburan bersama
130 Menerima sogokan dari Maya
131 Bertemu Kak Marsya
132 Akhirnya menghubungi Zahra
133 Menerima permintaan tante Rose
134 Kesal
135 Pantai yang indah
136 Pertama kali naik kereta
137 Akhirnya sampai rumah.
138 Pengakuan
139 Kemarahan Mona
140 Bertemu mama nya Tio
141 Bertemu Anaya
142 Ke rumah Mona
143 Curhat dua lelaki
144 Berantem
145 khawatir
146 Akhirnya pacaran juga
147 Kabar buruk
148 Siapa Mona sebenarnya
149 Jatuh pingsan
150 Makan malam
151 nyusul ke rumah sakit
152 Berita duka
153 pengakuan Adam
154 Tamat
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Kesiangan
2
Kemana sebenarnya buku itu
3
Di hukum
4
Harus ganti rugi
5
Ikut balapan
6
Ikut balapan 2
7
Terluka
8
Kenapa sampai terluka.
9
Bikin gara gara dengan Sky
10
kecemasan Marsya
11
persiapan lomba
12
Ada apa dengan ibu
13
Harus di rawat
14
akhirnya ibu sadar juga
15
Diantar pulang
16
Gak boleh ikutan lagi
17
Bareng Kak Marsya
18
Permintaan Raka
19
Paringatan untuk Raka
20
Bertemu orang tua Sky
21
Zahra kesal
22
cari uang kemana lagi
23
Berangkat bareng
24
jadi pusat perhatian
25
bikin cemas
26
Kenapa sampai lupa
27
kekesalan Ciya
28
Terbongkar
29
Ciya sakit
30
kedatangan Papa nya Ciya
31
Kekesalan Sky
32
Sky kepo
33
Ingin ikut ke Jogja
34
Berangkat ke Jogja
35
Curhatan Ciya
36
Salah paham
37
Bingung
38
Bertemu Ayah
39
Akhirnya bisa di operasi
40
pengorbanan Sky
41
Kembali ke rumasakit
42
Tanda yang sama
43
Bu Laras sadar
44
Pindah ke rumah Ayah
45
Ternyata kami saudara
46
Mulai sekolah
47
Di hukum
48
Sky curiga
49
Flasback 1
50
Flasback part 2
51
Ceroboh
52
Flasback
53
Akhirnya sadar
54
Malah debat
55
Sudah membaik
56
First Kiss
57
akhirnya pulang
58
Kekesalah Satrio
59
Salah paham
60
Saran dari Arya
61
Menjenguk ibu nya Anaya
62
kedatangan Marvin
63
Mencarikan tutor
64
Bertemu orang penting
65
Salah paham lagi
66
Kesal
67
Bertemu Anaya
68
Rencana liburan
69
Mengenang masalalu
70
Pertemuan orang tua mereka
71
Mencari Zahra
72
Saling memaafkan
73
Di grebeg warga
74
menikah
75
Harus operasi lagi
76
Menjelaskan semuanya
77
Sekolah lagi
78
Rasanya tidak asing
79
Mengajukan cerai
80
Bertemu ibu
81
Terharu
82
Menginap
83
Ke rumah Ciya
84
kekesalan Evan
85
menginap di rumah Oma Raisa
86
Kenapa dengan Mona
87
Mona Sadar
88
Kebingungan Ayah Satrio
89
Ternyata dia adalah?
90
Sudah tahu semuanya
91
Gimana ini?
92
Cerita masalalu Satrio dan Laras
93
Masalah yang rumit
94
Perdebatan di rumasakit
95
Berita Duka
96
Tak sengaja bertemu
97
Saling memaafkan
98
dasr fosesiv
99
Akhirnya acara pun tiba
100
Cerita Mona Part 1
101
Cerita Mona Part 2
102
cerita Mona part 3
103
Cerita Mona part 4
104
Cerita Mona part 5
105
Cerita Mona part 6
106
Cerita Mona Part 7
107
Cerita Mona part 8
108
Cerita Mona part 9
109
Mona pingsan
110
Apa yang sebenarnya terjadi
111
Menyebalkan
112
Apakah ini karma
113
Pergi ke butik
114
Ke acara pesta
115
Cemas
116
Tio marah
117
Candaan Maya
118
Melawan Lita
119
nonton pertandingan basket
120
Curhatan Adam
121
Bertemu lagi
122
Ternyata Dia
123
Nonton bareng
124
Mengakui sesuatu
125
Apa kamu cemburu?
126
Bertemu nenek Rima
127
Seserius itu
128
Kecurigaan Zaki
129
Mengajak liburan bersama
130
Menerima sogokan dari Maya
131
Bertemu Kak Marsya
132
Akhirnya menghubungi Zahra
133
Menerima permintaan tante Rose
134
Kesal
135
Pantai yang indah
136
Pertama kali naik kereta
137
Akhirnya sampai rumah.
138
Pengakuan
139
Kemarahan Mona
140
Bertemu mama nya Tio
141
Bertemu Anaya
142
Ke rumah Mona
143
Curhat dua lelaki
144
Berantem
145
khawatir
146
Akhirnya pacaran juga
147
Kabar buruk
148
Siapa Mona sebenarnya
149
Jatuh pingsan
150
Makan malam
151
nyusul ke rumah sakit
152
Berita duka
153
pengakuan Adam
154
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!