Gak boleh ikutan lagi

Zahra pun merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk nya sungguh dia benar-benar sangat lelah namun baru saja dia mau memejam kan matanya suara pintu kamar terbuka di sana sudah ada Marya membawa nampan berisi nasi an juga lauk nya.

"Makan dulu Ra, gua tahu lu belum makan ayo jangan bikin cacing-cacing mu kelaparan," ucap nya meletakan nampan itu di atas nakas.

Sedangkan Zahra nampak tersenyum dia langsung terbangun dari tiduran nya dan langsung duduk bersandar di ranjang.

"Makasih banyak kakak, gua benar-benar tidak enak selalu saja merepotkan," ucap nya sedangkan Marsya hanya terkekeh mendengar nya.

"Sejak kapan lu menjadi lembut begini, apa karna sudah punya pacar jadi kaya gini?" tanya Marsya menaik turunkan alis nya.

"Apaan sih kak, gak gitu juga kali emang biasa nya gua kaya gimana?" tanya Zahra.

"Gak tahu kaya aneh aja gitu tiba-tiba bilang makasih, o-ya lu belum cerita ya dari mana hingga pulang malam dan siapa yang antar tadi anterin lu pulang?" tanya Marsya Ia benar benar penasaran dari tadi siapa pria yang bersama Zahra.

Zahra tahu di balik pertanyaan itu Marsya pasti menghawatirkan nya karna dari tadi ponsel nya bergetar karna panggilan dari Marsya.

"Astaga bisa gak nanya nya satu-satu gua kan bingung harus jawab apa," ujar nya membuat Marya terkekeh.

Zahra pun menceritakan semua tentang ibu nya, dan dia juga bercerita tentang Sky kakak kelas nya.

"Terus luka yang semalam lu belum jelasin ke gua, apa lu tawuran?" tanya Marsya di khawatir Zahra melakukan kesalahan dan membuat orang lain melukainya.

Zahra pun menceritakan semua nya pada Marsya karna selama ini Ia tidak bisa berbohong di hadapan Marsya.

"Semalam emang gua keluar sama anak anak, dan saat gua pulang ada begal di jalan gua gak tega cuma liatin dong eh ternyata malah tangan gua yang kena pisau," jelasnya.

Zahra semalam memang sedang tidak fit,badan nya lumayan lemas setelah mengikuti balapan liar, bukan apa apa kalo dia mempunyai tenaga yang ful mungkin Ia tidak akan seperti itu.

"Gua kan udah bilang janga so mau jadi pahlawan kita gak tahu kan orang itu kaya gimana, gimana kalo luka lu parah siapa yang kena pasti gua lah karna gua adalah wali dari lu karna tante Laras udah nitipin lu sama gua," ucap nya membuat Zahra menghela nafas memang yang di lakukan nya sangat beresiko.

"Setelah ini gua minta sama lu jangan ikutan balap liar lagi ngerti," ucap nya tegas tapi Zahra seolah tidak terima dengan keputusan kakak nya itu.

"Kenapa sih Kak biasa nya juga boleh kenapa sekarang malah gak boleh?"

Zahra bingung kenapa dengan Marsya kenapa dia melarang nya bukannya dari dulu Marsya juga tahu kalo ayah nya sudah tidak mengirim uang pada nya, lalu pada siapa Ia harus minta kalo ikutan gituan kan lumayan duit nya .

"Pokok nya sampe luka lu sembuh gua gak mau kejadian seperti ini sampai terjadi lagi dan kalo pun lu ikutan lu harus bareng gua," ucap nya mengingatkan dan mau tak mau Zahra pun hanya bisa pasrah.

"Baiklah anda bos nya," ucap nya.

"Udah ayo makan, jangan berpikir macam-macam tante Laras pasti baik-baik saja," ucap Marsya nampak duduk di samping Zahra sambil bermain ponsel.

Zahra yang sudah lapar pun menghabiskan makanan nya dia baru ingat kalo belum makan dari siang.

Sedangkan Marsya nampak menghela nafas dia benar-benar kesal dengan adik nya ini kenapa dia selalu membahayakan diri nya.

Sedangkan Zahra hanya tersenyum melihat Marsya dia adalah pengganti ibu nya, yang selalu memperhatikan nya dan menyayanginya.

"Makasih banyak Kakak gua sangat menyayangi lu, setelah gua kehilangan kasih sayang dari nyokap dan bokap lu datang sebagai pengganti mereka," batinnya.

"Oya gimana hubungan lu sama Marvin, gua gak pernah liat dia kesini lagi," ucap nya.

Memang beberapa waktu lalu Zahra mengenalkan Marvin sebagai teman dekat nya dan sejak saat itu Marsya sering melihat Marvin mengantar jemput nya ke sekolah.

Sedangkan Zahra menghela nafas Ia bingung cara jelasin nya gimana, bukan apa nanti kakak nya malah marah lagi saat mendengar penjelasan nya.

"Kenapa diem?"

"Gua udah putus sama dia," jawabnya membuat Marsya menggelengkan kepalanya.

"Gak cerita kapan jadian kok udah putus aja sih," ledek nya membuat Zahra kesal.

"Apaan sih kak kepo lu," jawab nya sedangkan Marsya hanya terbahak.

"Lagian pas gua tanya pacaran lu bilang enggak, eh pas putus bilang kan aneh," ucap nya.

"Iya iya sorry bukannya gua gak mau carita tapi gua gak sempat, lagian lu kan sibuk mana ada waktu dengerin gue cerita," ucap nya.

"Terus kenapa kalian putus?"

"Dia jadiin gua taruhan sama temen temen nya," jawab Zahra, memang Marvin pun tidak menyadari kalo Zahra mendengar percakapan nya dengan teman teman nya.

Dan sejak saat itu lah Zahra meminta putus dari nya, Marvin pun tidak terima namun Zahra sudah tidak mau lagi berhubungan dengan pria brengsek itu meski dia sudah sedikit ada rasa pada cowok itu namun Zahra berusaha melupakan nya.

"Kalo menurut gua sih sekolah aja dulu jangan mikirin pacaran ya, liat masa depan lu masih panjang," ucap nya mengelus rambut Zahra pelan.

***

Keesokan hari nya Zahra sudah siap berangkat sekolah namun dia bingung harua naik apa sedangkan angkutan umum pasti penuh pagi-pagi seperti ini.

Zahra pun memutuskan untuk memesan gojeg sana, namun sebelum itu dia melihat Marsya sedang memanaskan motor nya seperti nya Marsya juga mau berangkat kuliah.

"Lu mau kemana? bukannya luka lu masih sakit, mending istirahat saja," ucap nya.

"Gua gak papa kok, lagian ada ulangan mana bisa gua tinggal," jawab nya.

Marsya pun hanya menghela nafas, Ia tidak mungkin memaksa Zahra tinggal di rumah apalagi di sekolah ada ulangan.

"Ya sudah kalo gitu gua duluan ya takut telat," ucap nya segera keluar dari ruko.

"Kakak tunggu," teriak Zahra membuat Marsya bingung kenapa dengan bocakh itu.

Marsya pun diam menunggu Zahra mendekat, sedangkan gadis itu berlari sambil memakai sepatu nya.

"Astaga bisa gak sih duduk dulu kalo pake sepatu, ribet amat hidup lu," ucap Marsya sedangkan Zahra hanya cengengesan.

"Sorry Kak, gua boleh nebeng gak?" ucap nya membuat Marsya mengerutkan kening nya.

Bagaimana tidak hari ini dia benar benar ada kelas pagi di tambah harus ngisi bensin dulu dan itu pasti lama.

"Gak usah becanda deh mana motor putih lu, gua buru buru," ucap Marsya melihat sekeliling tidak melihat motir itu.

Sebenarnya Ia sudah ingin bertanya dimana motor itu karna beberapa hari ini memang Marsya tidak melihat motor itu namun Ia lupa karna melihat Zahra terluka.

"Gua tinggal di sekolah, habis nya gua lupa isi bensin," jawab nya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Astaga ceroboh amat sih," ucap nya kesal.

Mau tak mau Marsya pun harus mengantar Zahra sampai ke sekolah.

Episodes
1 Kesiangan
2 Kemana sebenarnya buku itu
3 Di hukum
4 Harus ganti rugi
5 Ikut balapan
6 Ikut balapan 2
7 Terluka
8 Kenapa sampai terluka.
9 Bikin gara gara dengan Sky
10 kecemasan Marsya
11 persiapan lomba
12 Ada apa dengan ibu
13 Harus di rawat
14 akhirnya ibu sadar juga
15 Diantar pulang
16 Gak boleh ikutan lagi
17 Bareng Kak Marsya
18 Permintaan Raka
19 Paringatan untuk Raka
20 Bertemu orang tua Sky
21 Zahra kesal
22 cari uang kemana lagi
23 Berangkat bareng
24 jadi pusat perhatian
25 bikin cemas
26 Kenapa sampai lupa
27 kekesalan Ciya
28 Terbongkar
29 Ciya sakit
30 kedatangan Papa nya Ciya
31 Kekesalan Sky
32 Sky kepo
33 Ingin ikut ke Jogja
34 Berangkat ke Jogja
35 Curhatan Ciya
36 Salah paham
37 Bingung
38 Bertemu Ayah
39 Akhirnya bisa di operasi
40 pengorbanan Sky
41 Kembali ke rumasakit
42 Tanda yang sama
43 Bu Laras sadar
44 Pindah ke rumah Ayah
45 Ternyata kami saudara
46 Mulai sekolah
47 Di hukum
48 Sky curiga
49 Flasback 1
50 Flasback part 2
51 Ceroboh
52 Flasback
53 Akhirnya sadar
54 Malah debat
55 Sudah membaik
56 First Kiss
57 akhirnya pulang
58 Kekesalah Satrio
59 Salah paham
60 Saran dari Arya
61 Menjenguk ibu nya Anaya
62 kedatangan Marvin
63 Mencarikan tutor
64 Bertemu orang penting
65 Salah paham lagi
66 Kesal
67 Bertemu Anaya
68 Rencana liburan
69 Mengenang masalalu
70 Pertemuan orang tua mereka
71 Mencari Zahra
72 Saling memaafkan
73 Di grebeg warga
74 menikah
75 Harus operasi lagi
76 Menjelaskan semuanya
77 Sekolah lagi
78 Rasanya tidak asing
79 Mengajukan cerai
80 Bertemu ibu
81 Terharu
82 Menginap
83 Ke rumah Ciya
84 kekesalan Evan
85 menginap di rumah Oma Raisa
86 Kenapa dengan Mona
87 Mona Sadar
88 Kebingungan Ayah Satrio
89 Ternyata dia adalah?
90 Sudah tahu semuanya
91 Gimana ini?
92 Cerita masalalu Satrio dan Laras
93 Masalah yang rumit
94 Perdebatan di rumasakit
95 Berita Duka
96 Tak sengaja bertemu
97 Saling memaafkan
98 dasr fosesiv
99 Akhirnya acara pun tiba
100 Cerita Mona Part 1
101 Cerita Mona Part 2
102 cerita Mona part 3
103 Cerita Mona part 4
104 Cerita Mona part 5
105 Cerita Mona part 6
106 Cerita Mona Part 7
107 Cerita Mona part 8
108 Cerita Mona part 9
109 Mona pingsan
110 Apa yang sebenarnya terjadi
111 Menyebalkan
112 Apakah ini karma
113 Pergi ke butik
114 Ke acara pesta
115 Cemas
116 Tio marah
117 Candaan Maya
118 Melawan Lita
119 nonton pertandingan basket
120 Curhatan Adam
121 Bertemu lagi
122 Ternyata Dia
123 Nonton bareng
124 Mengakui sesuatu
125 Apa kamu cemburu?
126 Bertemu nenek Rima
127 Seserius itu
128 Kecurigaan Zaki
129 Mengajak liburan bersama
130 Menerima sogokan dari Maya
131 Bertemu Kak Marsya
132 Akhirnya menghubungi Zahra
133 Menerima permintaan tante Rose
134 Kesal
135 Pantai yang indah
136 Pertama kali naik kereta
137 Akhirnya sampai rumah.
138 Pengakuan
139 Kemarahan Mona
140 Bertemu mama nya Tio
141 Bertemu Anaya
142 Ke rumah Mona
143 Curhat dua lelaki
144 Berantem
145 khawatir
146 Akhirnya pacaran juga
147 Kabar buruk
148 Siapa Mona sebenarnya
149 Jatuh pingsan
150 Makan malam
151 nyusul ke rumah sakit
152 Berita duka
153 pengakuan Adam
154 Tamat
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Kesiangan
2
Kemana sebenarnya buku itu
3
Di hukum
4
Harus ganti rugi
5
Ikut balapan
6
Ikut balapan 2
7
Terluka
8
Kenapa sampai terluka.
9
Bikin gara gara dengan Sky
10
kecemasan Marsya
11
persiapan lomba
12
Ada apa dengan ibu
13
Harus di rawat
14
akhirnya ibu sadar juga
15
Diantar pulang
16
Gak boleh ikutan lagi
17
Bareng Kak Marsya
18
Permintaan Raka
19
Paringatan untuk Raka
20
Bertemu orang tua Sky
21
Zahra kesal
22
cari uang kemana lagi
23
Berangkat bareng
24
jadi pusat perhatian
25
bikin cemas
26
Kenapa sampai lupa
27
kekesalan Ciya
28
Terbongkar
29
Ciya sakit
30
kedatangan Papa nya Ciya
31
Kekesalan Sky
32
Sky kepo
33
Ingin ikut ke Jogja
34
Berangkat ke Jogja
35
Curhatan Ciya
36
Salah paham
37
Bingung
38
Bertemu Ayah
39
Akhirnya bisa di operasi
40
pengorbanan Sky
41
Kembali ke rumasakit
42
Tanda yang sama
43
Bu Laras sadar
44
Pindah ke rumah Ayah
45
Ternyata kami saudara
46
Mulai sekolah
47
Di hukum
48
Sky curiga
49
Flasback 1
50
Flasback part 2
51
Ceroboh
52
Flasback
53
Akhirnya sadar
54
Malah debat
55
Sudah membaik
56
First Kiss
57
akhirnya pulang
58
Kekesalah Satrio
59
Salah paham
60
Saran dari Arya
61
Menjenguk ibu nya Anaya
62
kedatangan Marvin
63
Mencarikan tutor
64
Bertemu orang penting
65
Salah paham lagi
66
Kesal
67
Bertemu Anaya
68
Rencana liburan
69
Mengenang masalalu
70
Pertemuan orang tua mereka
71
Mencari Zahra
72
Saling memaafkan
73
Di grebeg warga
74
menikah
75
Harus operasi lagi
76
Menjelaskan semuanya
77
Sekolah lagi
78
Rasanya tidak asing
79
Mengajukan cerai
80
Bertemu ibu
81
Terharu
82
Menginap
83
Ke rumah Ciya
84
kekesalan Evan
85
menginap di rumah Oma Raisa
86
Kenapa dengan Mona
87
Mona Sadar
88
Kebingungan Ayah Satrio
89
Ternyata dia adalah?
90
Sudah tahu semuanya
91
Gimana ini?
92
Cerita masalalu Satrio dan Laras
93
Masalah yang rumit
94
Perdebatan di rumasakit
95
Berita Duka
96
Tak sengaja bertemu
97
Saling memaafkan
98
dasr fosesiv
99
Akhirnya acara pun tiba
100
Cerita Mona Part 1
101
Cerita Mona Part 2
102
cerita Mona part 3
103
Cerita Mona part 4
104
Cerita Mona part 5
105
Cerita Mona part 6
106
Cerita Mona Part 7
107
Cerita Mona part 8
108
Cerita Mona part 9
109
Mona pingsan
110
Apa yang sebenarnya terjadi
111
Menyebalkan
112
Apakah ini karma
113
Pergi ke butik
114
Ke acara pesta
115
Cemas
116
Tio marah
117
Candaan Maya
118
Melawan Lita
119
nonton pertandingan basket
120
Curhatan Adam
121
Bertemu lagi
122
Ternyata Dia
123
Nonton bareng
124
Mengakui sesuatu
125
Apa kamu cemburu?
126
Bertemu nenek Rima
127
Seserius itu
128
Kecurigaan Zaki
129
Mengajak liburan bersama
130
Menerima sogokan dari Maya
131
Bertemu Kak Marsya
132
Akhirnya menghubungi Zahra
133
Menerima permintaan tante Rose
134
Kesal
135
Pantai yang indah
136
Pertama kali naik kereta
137
Akhirnya sampai rumah.
138
Pengakuan
139
Kemarahan Mona
140
Bertemu mama nya Tio
141
Bertemu Anaya
142
Ke rumah Mona
143
Curhat dua lelaki
144
Berantem
145
khawatir
146
Akhirnya pacaran juga
147
Kabar buruk
148
Siapa Mona sebenarnya
149
Jatuh pingsan
150
Makan malam
151
nyusul ke rumah sakit
152
Berita duka
153
pengakuan Adam
154
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!