Harus di rawat

"Gila gue sampai lemes gini, emang gila lu bawa motor kaya orang kesetan gitu," ucap Sky mengatur nafas nya.

Dia juga memang sudah biasa melajukan motor kencang namun kalo duduk di belakang ini baru pertama bagi nya.

"Udah gak usah banyak ngomong loe mau ikut masuk atau mau pulang," ucap Zahra membuka helm nya.

"Gue ikut masuk lah," ujar nya dia penasaran siapa yang mau Zahra temui di sana, walau bagaimana pun ini sudah sore siapa tahu saja Zahra membutuhkan bantuannya lagi.

Zahra pun mengangguk mereka pun berjalan ke tempat resepsionis menanyakan keberadaan ibu nya.

"Maaf apa ada yang bisa saya bantu?"

"Maaf sus saya mau menanyakan kamar ibu saya atas nama Larasati mishel," ucap Zahra terengah-engah.

"Ada di ruang Anggrek no 11," ujar wanita itu ramah.

"Baik sus terimakasih," ucap Zahra tersenyum.

Zahra pun menarik tangan Sky agar mengikuti nya dia berjalan terburu-buru hingga tak menyadari kalo tangan nya kembali berdarah.

"Tangan loe?" ucap Sky, namun Zahra tak mempardulikan nya dia ingin cepat sampai ke ruangan ibu nya.

"Udah diem bentar lagi nyampe," ujar nya.

Sky bisa melihat Zahra meringis menahan sakit bahkan wajah nya pun sudah sangat pucat sekali.

"Sebaiknya lu juga periksa Ra, lu pucat banget tahu gak," ucap nya namun Zahra sama sekali tidak menghirau kan nya.

Tak lama kemudian mereka pun sampai di depan ruang rawat, di sana sudah ada Papa Alan yang sedang mondar-mandir.

"Papa dimana Ibu?" tanya Zahra langsung mendekati nya mencium tangan Alan dan di susul Sky juga.

Alan pun tersenyum menyambut kedatangan Zahra, mereka memang sudah lama jarang bertemu namun Alan masih seperti dulu menyayangi nya dengan tulus.

"Masih di tanganni sama dokter," ujar nya dan Zahra pun mengangguk.

Alan pun menatap kearah Sky sambil menarik sebelah alis nya, dia bingung siapa yang ikut bersama Zahra.

"Ini temen aku pah kenalin Kak Sky, dia yang nganterin aku kesini," ujar nya sudah tahu kalo Papa nya pasti akan bertanya.

"Makasih banyak ya nak Sky sudah mengantar Zahra kemari," ucap Alan ramah.

"Iya sama-sama om," jawab nya canggung.

"Oh ya Ra motor kamu kemana?" tanya Alan heran karna biasa nya dia akan membawa motor sendiri.

Zahra pun nyengir dia sungguh lupa kalo motor nya dari kemarin mogok dan masih di tinggal di sekolah.

"Mogok Pah dari kemarin," jawab nya.

"Kebiasaan, kenapa gak di bawa ke bengkel?"

Zahra pun menggaruk kepala nya yang tak gatal."Lupa," ujar nya.

Sedangkan Sky nampak menyimak dia bingung harus berkata apa.

Alan melebarkan matanya saat melihat darah merembas ke perban di tangan Zahra.

"Tangan kamu kenapa?" tanya Alan langsung menarik Zahra agar mengikuti nya ke ruang rawat yang tak jauh dari sana.

"Aku gak papa ini cuma luka kecil kok, kemarin jatuh dari motor," ujar nya meringis menahan sakit.

Dia baru merasakan sakit karna dari tadi dia panik jadi baru terasa.

Sedangkan Sky juga ikut mengikuti nya ke ruang rawat di penasaran dengan luka Zahra itu.

Dokter dan perawat pun datang membuka perban di tangan Zahra suster itu langsung membersihkan luka nya.

"Ini seperti luka robekan dan sudah di jahit juga, apa kamu jatuh? tapi kalau jatuh luka nya tidak akan seperti ini," ucap dokter itu.

"Ra jawab Papa apa kamu ikut balapan lagi?" tanya Alan karna dia sangat tahu kebiasaan buruk anak sambung nya itu.

Sky melebarkan mata nya saat Alan berkata seperti itu, mana mungkin Zahra yang terbilang baik di sekolah nya ikutan balapan liar.

"Anu itu.. cuma luka kecil Pah gak sakit ko," ujar nya meringis.

Sky bisa melihat Zahra kesakitan menahan sakit di tangan nya saat di bersihkan.

"Jawab jujur nak, Papa janji gak akan bilang sama Ibu kamu," bujuk nya dan Zahra pun tak bisa berbohong lagi kalo sudah seperti itu.

Zahra pun menganggukan kepala."Maaf Pah," jawab nya.

Alan pun menggelengkan kepala nya dia sangat bingung kenapa dengan Zahra ini, apa uang jajan yang di berikan nya kurang kenapa gadis itu melakukan itu.

"Jawab apa kamu jauh saat balapan?" tanya Alan sekali lagi.

"Bukan Pah ini kena goresan senjata tajam, aku semalam bantuin orang yang yang kena todong di jalan Xx," jawab nya jujur.

Alan pun berdecak dia sangat bingung kenapa anak nya ini berani sekali padahal itu membahayakan nyawa nya sendiri.

"Kenapa kamu gak biarin aja malah bahayain diri kamu sendiri, kamu itu anak perempuan Zahra." ucap Alan benar-benar kesal.

"Aku gak tega Pah melihat mereka ketakutan apalagi liat wajah bapak itu kaya liat Papa," jawab nya sendu

Memang keberanian Zahra harus di acungi jempol namun Alan sangat khawatir kalo sampai terjadi sesuatu pada Zahra.

Sky pun terbengong mendengar penuturan Zahra, dia semakin penasaran seperti apa sosok gadis cantik di hadapan nya itu.

Selama ini Sky tidak pernah tertarik dengan cerita orang-orang di sekitar nya namun saat melihat Zahra dia benar-benar ingin lebih jauh lagi.

Setelah membalut perban Zahra dokter dan suster pun keluar dari ruangan tersebut, Zahra juga sudah tidak apa-apa karna luka bekas jaitan nya sudah di obati.

"Sebaiknya kamu di sini dulu biarkan tubuhmu beristirahat, Papa tahu kamu pasti lelah wajah kamu juga sangat pucat," ucap nya.

"Tapi Pah gimana sama Ibu?"

"Kamu tenang saja semua akan baik baik saja, nanti kalo ibu mu sudah sadar Papa kasih tahu," ucap nya.

"Nak Sky maaf Om minta tolong jagain Zahra bentar ya hingga tubuhnya sedikit pulih jangan biarkan dia keluar sebelum infusan nya habis," ucap Pak Alan dan Sky pun menganggukan kepalanya.

"Baik, Om tenang saja aku akan menunggu nya," ucap Sky melilik Zahra sudah tertidur karna efek obat yang di berikan oleh perawat.

Pak Alan pun keluar dari ruangan itu. sedangkan Sky nampak menatap wajah Zahra yang memang masih sangat pucat.

"Sebenarnya siapa sih lu sebenarnya kenapa lu ngelakuin semua ini, bahkan lu menyelamatkan orang yang ga lu kenal sama sekali," ucap nya merapihkan rambut Zahra yang menutupi wajah nya.

"Lu tuh cantik kalo kek gini, kenapa sih gua baru sadar kalo ada cewek secantik lu di sekolah, dan kenapa lu bisa pacaran sama berandalan seperti Marvin," gumannya.

Sky semakin penasaran dengan hubungan mereka apalagi saat itu ponsel Zahra nampak berdering, dan ternyata Marvin yang menelponnya.

"Mau apa sih ganggu apa," ucap nya mematikan ponsel Zahra.

Episodes
1 Kesiangan
2 Kemana sebenarnya buku itu
3 Di hukum
4 Harus ganti rugi
5 Ikut balapan
6 Ikut balapan 2
7 Terluka
8 Kenapa sampai terluka.
9 Bikin gara gara dengan Sky
10 kecemasan Marsya
11 persiapan lomba
12 Ada apa dengan ibu
13 Harus di rawat
14 akhirnya ibu sadar juga
15 Diantar pulang
16 Gak boleh ikutan lagi
17 Bareng Kak Marsya
18 Permintaan Raka
19 Paringatan untuk Raka
20 Bertemu orang tua Sky
21 Zahra kesal
22 cari uang kemana lagi
23 Berangkat bareng
24 jadi pusat perhatian
25 bikin cemas
26 Kenapa sampai lupa
27 kekesalan Ciya
28 Terbongkar
29 Ciya sakit
30 kedatangan Papa nya Ciya
31 Kekesalan Sky
32 Sky kepo
33 Ingin ikut ke Jogja
34 Berangkat ke Jogja
35 Curhatan Ciya
36 Salah paham
37 Bingung
38 Bertemu Ayah
39 Akhirnya bisa di operasi
40 pengorbanan Sky
41 Kembali ke rumasakit
42 Tanda yang sama
43 Bu Laras sadar
44 Pindah ke rumah Ayah
45 Ternyata kami saudara
46 Mulai sekolah
47 Di hukum
48 Sky curiga
49 Flasback 1
50 Flasback part 2
51 Ceroboh
52 Flasback
53 Akhirnya sadar
54 Malah debat
55 Sudah membaik
56 First Kiss
57 akhirnya pulang
58 Kekesalah Satrio
59 Salah paham
60 Saran dari Arya
61 Menjenguk ibu nya Anaya
62 kedatangan Marvin
63 Mencarikan tutor
64 Bertemu orang penting
65 Salah paham lagi
66 Kesal
67 Bertemu Anaya
68 Rencana liburan
69 Mengenang masalalu
70 Pertemuan orang tua mereka
71 Mencari Zahra
72 Saling memaafkan
73 Di grebeg warga
74 menikah
75 Harus operasi lagi
76 Menjelaskan semuanya
77 Sekolah lagi
78 Rasanya tidak asing
79 Mengajukan cerai
80 Bertemu ibu
81 Terharu
82 Menginap
83 Ke rumah Ciya
84 kekesalan Evan
85 menginap di rumah Oma Raisa
86 Kenapa dengan Mona
87 Mona Sadar
88 Kebingungan Ayah Satrio
89 Ternyata dia adalah?
90 Sudah tahu semuanya
91 Gimana ini?
92 Cerita masalalu Satrio dan Laras
93 Masalah yang rumit
94 Perdebatan di rumasakit
95 Berita Duka
96 Tak sengaja bertemu
97 Saling memaafkan
98 dasr fosesiv
99 Akhirnya acara pun tiba
100 Cerita Mona Part 1
101 Cerita Mona Part 2
102 cerita Mona part 3
103 Cerita Mona part 4
104 Cerita Mona part 5
105 Cerita Mona part 6
106 Cerita Mona Part 7
107 Cerita Mona part 8
108 Cerita Mona part 9
109 Mona pingsan
110 Apa yang sebenarnya terjadi
111 Menyebalkan
112 Apakah ini karma
113 Pergi ke butik
114 Ke acara pesta
115 Cemas
116 Tio marah
117 Candaan Maya
118 Melawan Lita
119 nonton pertandingan basket
120 Curhatan Adam
121 Bertemu lagi
122 Ternyata Dia
123 Nonton bareng
124 Mengakui sesuatu
125 Apa kamu cemburu?
126 Bertemu nenek Rima
127 Seserius itu
128 Kecurigaan Zaki
129 Mengajak liburan bersama
130 Menerima sogokan dari Maya
131 Bertemu Kak Marsya
132 Akhirnya menghubungi Zahra
133 Menerima permintaan tante Rose
134 Kesal
135 Pantai yang indah
136 Pertama kali naik kereta
137 Akhirnya sampai rumah.
138 Pengakuan
139 Kemarahan Mona
140 Bertemu mama nya Tio
141 Bertemu Anaya
142 Ke rumah Mona
143 Curhat dua lelaki
144 Berantem
145 khawatir
146 Akhirnya pacaran juga
147 Kabar buruk
148 Siapa Mona sebenarnya
149 Jatuh pingsan
150 Makan malam
151 nyusul ke rumah sakit
152 Berita duka
153 pengakuan Adam
154 Tamat
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Kesiangan
2
Kemana sebenarnya buku itu
3
Di hukum
4
Harus ganti rugi
5
Ikut balapan
6
Ikut balapan 2
7
Terluka
8
Kenapa sampai terluka.
9
Bikin gara gara dengan Sky
10
kecemasan Marsya
11
persiapan lomba
12
Ada apa dengan ibu
13
Harus di rawat
14
akhirnya ibu sadar juga
15
Diantar pulang
16
Gak boleh ikutan lagi
17
Bareng Kak Marsya
18
Permintaan Raka
19
Paringatan untuk Raka
20
Bertemu orang tua Sky
21
Zahra kesal
22
cari uang kemana lagi
23
Berangkat bareng
24
jadi pusat perhatian
25
bikin cemas
26
Kenapa sampai lupa
27
kekesalan Ciya
28
Terbongkar
29
Ciya sakit
30
kedatangan Papa nya Ciya
31
Kekesalan Sky
32
Sky kepo
33
Ingin ikut ke Jogja
34
Berangkat ke Jogja
35
Curhatan Ciya
36
Salah paham
37
Bingung
38
Bertemu Ayah
39
Akhirnya bisa di operasi
40
pengorbanan Sky
41
Kembali ke rumasakit
42
Tanda yang sama
43
Bu Laras sadar
44
Pindah ke rumah Ayah
45
Ternyata kami saudara
46
Mulai sekolah
47
Di hukum
48
Sky curiga
49
Flasback 1
50
Flasback part 2
51
Ceroboh
52
Flasback
53
Akhirnya sadar
54
Malah debat
55
Sudah membaik
56
First Kiss
57
akhirnya pulang
58
Kekesalah Satrio
59
Salah paham
60
Saran dari Arya
61
Menjenguk ibu nya Anaya
62
kedatangan Marvin
63
Mencarikan tutor
64
Bertemu orang penting
65
Salah paham lagi
66
Kesal
67
Bertemu Anaya
68
Rencana liburan
69
Mengenang masalalu
70
Pertemuan orang tua mereka
71
Mencari Zahra
72
Saling memaafkan
73
Di grebeg warga
74
menikah
75
Harus operasi lagi
76
Menjelaskan semuanya
77
Sekolah lagi
78
Rasanya tidak asing
79
Mengajukan cerai
80
Bertemu ibu
81
Terharu
82
Menginap
83
Ke rumah Ciya
84
kekesalan Evan
85
menginap di rumah Oma Raisa
86
Kenapa dengan Mona
87
Mona Sadar
88
Kebingungan Ayah Satrio
89
Ternyata dia adalah?
90
Sudah tahu semuanya
91
Gimana ini?
92
Cerita masalalu Satrio dan Laras
93
Masalah yang rumit
94
Perdebatan di rumasakit
95
Berita Duka
96
Tak sengaja bertemu
97
Saling memaafkan
98
dasr fosesiv
99
Akhirnya acara pun tiba
100
Cerita Mona Part 1
101
Cerita Mona Part 2
102
cerita Mona part 3
103
Cerita Mona part 4
104
Cerita Mona part 5
105
Cerita Mona part 6
106
Cerita Mona Part 7
107
Cerita Mona part 8
108
Cerita Mona part 9
109
Mona pingsan
110
Apa yang sebenarnya terjadi
111
Menyebalkan
112
Apakah ini karma
113
Pergi ke butik
114
Ke acara pesta
115
Cemas
116
Tio marah
117
Candaan Maya
118
Melawan Lita
119
nonton pertandingan basket
120
Curhatan Adam
121
Bertemu lagi
122
Ternyata Dia
123
Nonton bareng
124
Mengakui sesuatu
125
Apa kamu cemburu?
126
Bertemu nenek Rima
127
Seserius itu
128
Kecurigaan Zaki
129
Mengajak liburan bersama
130
Menerima sogokan dari Maya
131
Bertemu Kak Marsya
132
Akhirnya menghubungi Zahra
133
Menerima permintaan tante Rose
134
Kesal
135
Pantai yang indah
136
Pertama kali naik kereta
137
Akhirnya sampai rumah.
138
Pengakuan
139
Kemarahan Mona
140
Bertemu mama nya Tio
141
Bertemu Anaya
142
Ke rumah Mona
143
Curhat dua lelaki
144
Berantem
145
khawatir
146
Akhirnya pacaran juga
147
Kabar buruk
148
Siapa Mona sebenarnya
149
Jatuh pingsan
150
Makan malam
151
nyusul ke rumah sakit
152
Berita duka
153
pengakuan Adam
154
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!