Zahra melirik ke arah Sky dia baru ingat kalo dia melupakan pemuda itu karna terlalu asyik berbincang dengan ibunya.
"Emm bu kenalkan itu kak Sky dan dia yang mengantar Zahra kesini," ujar nya.
Ibu nya pun tersenyum dan Sky pun mendekati bu Laras dan mencium tangan nya.
"Selamat malam tante salam kenal saya Sky," ucap nya sedikit gugup.
"Selamat malam juga nak, makasih banyak ya kamu sudah mengantarkan Zahra kesini tapi sebaiknya kalian pulang ini sudah malam takut nya orang tua mu akan mencarimu," ucap Bu Laras menatap jam dinding sudah menunjukan jam 8 malam.
Zahra pun mengangguk setuju karna dia yang mengajak nya kemari itu pun dengan terburu- buru.
"Iya ibu benar tadi kami memang terburu-buru," ujar nya.
Ya walau pun terburu buru Sky tidak pernah lupa minta izin pada Mama nya dengan cara mengirimkan chat, jadi kalau pun Sky sampai malam pun Mama nya sudah tahu.
"Ya sudah kalian pulang ya biar Papa yang jaga ibu di sini," ucap Papa Alan.
Zahra pun mengangguk dan menarik Sky agar keluar dari sana."Kami pamit ya bu, ibu istirahat ya biar cepet sembuh."
"Hati-hati," ucap bi Laras tersenyum meski Ia masih terlihat pucat namun Ia tidak bisa menyembunyikan kebahagiaanya.
Sudah sangat lama Laras tidak bertemu dengan anak gadis nya itu entah mengapa Zahra seolah menjauhi nya.
Setelah pamit mereka pun keluar dari rumasakit itu, Zahra bisa bernafas lega karna ibu nya ternyata baik baik saja.
"Ini jaket loe kak makasih banyak ya," ujar nya memberikan jaket Sky yang sudah dia lepas.
"Pake aja loe lebih membutuhkan nya, gue pake baju dobel kok," ucapnya menunjukan kaos hitam di balik baju seragam nya,bukan apa mana mungkin Ia tega membiarkan wanita kedinginan.
"Tapi loe kan pulang naik motor loe pasti akan kedinginan, gue pulang naik taxi kok jadi gak perlu pake jaket," ujar nya.
Namun Sky tak akan membiarkan Zahra pulang sendiri dia akan mengantarkan Zahra pulang, walau pun dia tahu Zahra adalah gadis yang pemberani namun Ia tidak akan tega membiarkan Zahra pulqng sendiri.
"Loe balik bareng gue," ucapnya tegas, seperti biasa Sky tidak bisa di bantah.
"Tapi-"
Sky pun memasang kan jaket nya ke tubuh kecil gadis itu.
"Udah ayo naik," ujar nya menarik tangan Zahra agar duduk di jok belakang.
Zahra pun tak bisa berbuat apa-apa dia benar-benar tidak enak dengan kakak kelasnya itu karna sudah membantu nya hingga harus pulang terlambat.
Motor pun melaju pelan keluar dari area rumasakit, Sky menjalankan nya tidak terlalu kencang.
Tak ada yang bicara Zahra pun segan untuk bertanya dia benar-benar tidak enak dengan Sky bagaimana kalo nanti Sky dimarahi oleh orang tuanya karna pulang telat.
"Dimana rumah loe?" tanya Sky yang bingung kemana arah rumah Zahra.
"Lurus aja nanti pas lampu merah belok kiri nanti ada ruko cat biru kita berhenti di sana," jawab nya sedikit berteriak karna suara motor yang berisik.
Sky pun mengangguk hingga tak terasa mereka pun sampai di depan ruko berlantai dua, Sky bingung untuk apa mereka kesana apa Zahra ada perlu ke tempat itu pikirnya.
"Makasih ya untuk hari ini," ucap nya membuka jaket nya dan memberikan nya kepada Sky.
"Loe ngapain kesini bukannya rumah loe dekat sama Arya dan itu masih jauh dari sini," ucap Sky bingung namun Zahra hanya tersenyum.
"Gue emang tinggal di sini lebih tepat nya di atas udah lama gue gak pulang ke rumah," jawab nya sendu.
Sky pun nampak tercengang ada apa dengan gadis itu kenapa memilih tinggal di tempat itu dari pada tinggal bersama orang tua mereka, pantas saja tadi dia bisa melihat kecanggungan diantara mereka.
Dan dia bisa melihat mereka mencurahkan rasa rindu nya, ternyata mereka tidak tinggal bersama.
"Sorry gua kira lu masih tinggal sama mereka," ucap nya merasa tidak enak.
"Gak papa santai aja," jawab nya.
Namun saat membuka pagar ternyata Marsya sudah berdiri di depan pintu.
"Kakak," ucap nya merasa bersalah karna lupa tidak izin dulu.
"Dari mana kenapa jam segini baru pulang?" tanya Marsya yang keluar dari ruko bersama Jonatan.
"Tadi habis dari rumasakit, maaf aku gak kasih kabar soalnya ponsel ku tiba tiba mati," jawabnya.
Sedangkan Sky merasa sangat bersalah karna sudah mematikan ponsel Zahra saat gadis itu tidur.
"Siapa?" tanya Marsya melihat Sky masih berdiri di depan motor nya.
"Saya Sky temannya Zahra," ucap nya membuat Marya mengangkat sebelah alisnya.
Marsya pun melihat tangan Zahra takut nya semakin parah.
"Apaan sih Kak gue gak papa, yang sakit tih ibu bukan tangan gue," ujar nya tersenyum melihat Marya sangat cemas kepada nya.
"Syukur lah kalo begitu, loe masih punya utang cerita sama gue," ujar nya.
Sedangkan Sky nampak diam dia merasa sangat mengenal wanita cantik itu, tapi dimana pikir nya hingga tepukan di pundak membuat nya sadar.
"Loe pulang gih udah malem kalo mau ngapel besok lagi," ucap Jo membuat Sky melotot siapa yang mau ngapel pikir nya.
"Kak Jo apaan sih gak jelas banget," ucap Zahra sebal melihat sahabat kakak sepupu nya itu.
"Gua langsung pemit kalo gitu, saya palit ya kak," ucap Sky menyalahan motornya dan Zahra pun menganggukan kepala nya.
Bagitu juga dengan Marsya dan Jonatan mereka ikut mengangguk.
"Hati-hati," jawab Zahra melambaikan tangan nya.
Marya dan Jo nampak saling menatap sejak kapan Zahra dekat dengan pemuda itu.
"Loh kalian habis ngapain di dalam kok cuma berdua?" selidik nya menatap Marsya dan Jo bergantian.
Marya malah tersenyum melihat Zahra yang selalu saja curiga pada mereka.
"Biasalah loe tahu kan anak kost ini tiap hari pasti datang kesini," jawab nya.
"Ckk gak modal masa minta makan terus tiap hari di kira kita warteg apa," ujar nya membuat Jo terbahak.
"Emang pelit loe Ra, Marsya aja gak keberatan gue numpang makan di sini," ujar nya namun Zahra hanya cemberut saja.
Marya tersenyum melihat perdebatan mereka memang sudah tidak aneh, Zahra dan Jonatan memang sering sekali berdebat mereka seperti tikus dan kucing saja.
"Udah Jo pulang sana gue mau masuk, gue butuh penjelasan anak itu," ujar nya mengusir Jo dari sana.
"Ya udah gue pulang dulu makasih makan malam nya masakan loe memang terbaik," ucap nya.
"Ya terbaik lah orang gratis," jawab nya.
Jonatan pun terbahak."Iya emang tapi gue beneran serius kalo masakan loe emang enak, ya udah bye," ucap nya melambaikan tangan nya meninggalkan Marsya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments